zeit-1

12 2 0
                                    

"Hahaha rasain pembalasan dari aku Fan. Muka kamu lucu banget deh jadinya. Mirip anak kodok"
"Eh mata aku ngga bisa dibuka. Tega banget.. air mana air!? Aduh perih banget. Eh lin bantu aku cepet! Tanggung jawaaab" Arfan terus saja ngomel gara gara lemparan setangkup lumpur berhasil mendarat dengan mulus di mata kirinya.

"Eh serius? Maaf maaf. Ayo kita ke pancuran situ bersihin mata kamu" gadis berkuncir kuda itu terlihat panik melihat sahabatnya dan mulai menuntun bocah kecil bernama Arfan itu menuju salah saru kran air terdekat. Padahal sebelumnya dia baru saja tertawa keras sambil mengatai Arfan mirip anak kodok. Cepat cepat Arfan membasuh mata kirinya, membersihkannya dari lumpur yang menempel disana.
Arfan masih mencuci matanya saat sebuah ide muncul di kepalanya. " Lin mau eskrim coklat ngga?" betapa baiknya Arfan saat itu,menawarkan es krim padahal dia baru saja Alindra dzolimi dengan lumpur.

"Mau ih mauu. Baik banget deh Arfan. Ayo beli buruan cuci mukanya"
"Nih eskrimnya! Habisin ya!" Arfan berseru keras keras kemudian berlari secepat kijang terserang diare. Di sisi satu lagi, Alindra tampak diam terpaku dengan mulut terbuka lebar. Sesaat kemudian barulah dia menyadari segunduk lumpur telah bertengger dengan manis di dadanya.

"Arfan !! Jadi ini es krim coklatnya? Sini kamu! Aku juga punya yang lebih besar buat kamu. Double porsi spesial buat Arfan tersayang" Alin berteriak sambil menangkup lumpur dengan kedua tangannya dan mulai berlari mengejar Arfan. Ya ampun! Lumpur sebanyak itu bukanlah hal baik dan sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada Alindra. Arfan jatuh tersungkur gara gara galian di tanah yang dibuatnya sendiri. Alindra masih ingat saat Arfan berkata," Aku bikin lubang disini buat jebakan kalau kalau ada orang jahat. Biar jatuh nungging sekalian" ucapnya puas sambil memamerkan cengiran kuda khas-nya.

Setelah Arfan jatuh tersungkur, terang saja Alindra tertawa terbahak bahak sambil tak lupa menambah bonus lumpur tepat di belakang kepalanya. Jadilah kini Arfan jatuh nungging dengan kepala sebesar godam zombie.
Alindra masih tertawa keras hingga menekuk perutnya saat Arfan memperbaiki posisinya menjadi duduk. Kondisinya saat ini benar benar memprihatinkan. Arfan memindahkan gundukan lumpur dari kepalanya bersiap siap membalas perlakuan jahat Alindra ketika tiba tiba mama mereka memanggil untuk segera pulang. Maka gagallah aksi balas dendamnya saat itu.

"Aduh! Lo bisa ngga sih berhenti noyorin kepala gue? Aset berharga nih!" Dorongan jari telunjuk Arfan di dahi Alindra berhasil membawanya kembali ke kenyataan setelah tadi asyik bernostalgia.
"Habisnya elo sih melamun mulu. Gue susah tau bawa es krim naik tangga kaya gini! Lo pikir gampang?!" tak mau kalah, Arfan berujar sambil mengacungkan dua cup eskrim coklat ukuran besar tepat di depan mata Alindra. Saking dekatnya, bahkan sang es krim sampai menyentuh ujung hidung Alindra, membuatnya tersentak.
"Eh ngga usah sedeket itu juga nunjukin es krimnya, dodol! Gue masih bisa liat" Alin mengelap ujung hidungnya menggunakan punggung tangan.
"Lo ngelamunin apa sih? Pacar lo itu ya. Si Mario?"
"Bukan lah. Lagian ngapain juga sih lo ngomong gitu? Lo kan tau gue ngga main hal bodoh macem pacar pacaran gitu"
"Oh iya gue lupa" Arfan terkekeh "Terus lo ngelamunin apaan?"
"Gue inget waktu dulu kita perang lumpur. Lucu banget ya, umur berapa sih kita waktu itu?"
"Oh iya bahagia banget ya kita waktu itu. Kalo ngga salah gue hampir sebelas tahun dan lo baru sepuluh tahun,ya kan?"
"Haha iya kayanya. Bahagia banget ya"
Obrolan terhenti dan dilanjutkan dengan keheningan beberapa saat sebelum suara cup eskrim milik Arfan dibuka, lalu mereka bercakap ringan sambil sesekali tertawa sambil menyuap es krim favorit mereka.





first part xoxo

wdyt about this? leave comment please <3

Choco ZeitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang