Chapter I [ Begin ]

129 4 4
                                    

“Siapa?”

Pemuda bernama Mark Tuan itu menggidikkan bahunya sebagai jawaban atas pertanyaan dari Jeolla. Bola mata Jeolla Lim memutar kesal menyambut jawaban si pria, berakhir dengan sang gadis yang memilih diam dan mencoba memperhatikan. Berharap segera mengingat-jika saja ternyata dirinya tahu, namun ingatannya tak cukup bagus soal anak perempuan itu-atau mungkin Min Gyu sadar akan dua makhluk yang menontonnya sejak tadi.

“Bagaimana kabarmu? Apa Jepang menyenangkan?” Kim Min Gyu mengacak surai perempuan mungil di hadapannya, dengan senyuman tercetak lebar pada bibirnya. Memberitahukan betapa senangnya pria Kim itu sekarang secara tidak langsung. Respon si perempuan tak kalah antusias, sejak awal senyuman enggan luntur dari wajahnya.

“Jepang menyenangkan, tetapi bersamamu lebih menyenangkan.” Kekehan dari Min Gyu jadi reaksi akan ucapan si perempuan, lantas tangannya terulur mengacak kembali rambut sewarna hazel nun panjang itu. Pandangan Min Gyu pada akhirnya teralih ke arah sang terkasih, yang mulai menunjukkan raut wajah tak sabar.

“Miki, biar kuperkenalkan padamu....”

Min Gyu membawa si gadis yang disebut Miki, untuk mendekati wanita yang terikat dengan dirinya sebagai sepasang kekasih. Jeolla menyambutnya dengan lekuk senyuman terbaiknya, meski terasa sedikit canggung. Retina menatap prianya sesaat, melemparkan tanya mengenai sosok asing yang tiba-tiba saja datang tanpa sedikit pun rasa canggung. “Miki, ini adalah kekasihku.”

Pandangan Min Gyu yang semula terarah untuk si perempuan, kini teralih pada gadis bermarga Lim itu seraya bersua, “Jeolla, dia adalah sepupuku yang sudah layaknya adik bagiku.”

Sang gadis ber-sweater sewarna mocca yang jadi objek perkenalan, melangkah guna mendekati Jeolla. Bibir berlapis lip tint merah miliknya, terpatri sebuah senyuman tipis. Tangannya terulur sambil berucap, “Halo, aku Kwon Miki, salam kenal!”

Jeolla menyambut hangat uluran tangan sosok gadis pemilik nama lengkap Kwon Miki, seulas senyuman tak luput menghiasi wajahnya. “Jeolla Lim imnida.”

“Ah, Hyung! Kau juga perlu mengenalnya secara resmi.”

Kedua gadis yang sibuk akan perkenalan singkatnya, refleks memalingkan pandangan pada seorang pria blasteran yang memilih jadi penonton ketimbang bergabung dalam acara perkenalan itu. Menyandarkan malas punggungnya di pembatas jembatan, tanpa ada niat menyumbang cakap. Mark menghela napas berat, sebelum akhirnya beranjak demi menghampiri sosok Miki. “Aku sudah mengenalnya ...”

“... menjadi sopir pribadinya seharian, ditambah tour ke Namsan tower, sudah cukup membuatku mengenalnya.” Ia menjelaskan dengan mimik wajah kelewat datar, mungkin juga malas. Otomatis dihadiahi delikan kesal dari Miki, yang tidak dihiraukan oleh si pelaku.

Nii-chan tidak menjemputku sih,” gerutu Miki.

Ditanggapi tawa kecil serta usapan lembut pada puncak kepalanya oleh Min Gyu. “Maaf ya, lain kali kita yang akan pergi bersama.”

Pandangannya mengedar ke arah pria bule di hadapannya, kemudian berkata, “Terimakasih, Hyung, kau telah menjaganya seharian ini.”

“Ya, tak masalah. Ngomong-ngomong, kau menyuruh kami kesini untuk melihat kalian berkencan?” sorot mata itu tersirat sebuah canda. Gadis mungil penuh rasa ingin tahu di sebelah Mark, justru terlihat membagi pandang pada sosok Jeolla dan Mingyu secara bergantian.

Jeolla mengibaskan tangan. “T-tidak juga, kami hanya—”

Hyung, kami akan mengambil mobil dulu di kantor, aku titip Miki padamu lagi, bisa?” Min Gyu menyela, berusaha menolong Jeolla yang pipinya sudah bersemu enggan menjawab.

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang