[5] - Mimpi buruk

110 9 5
                                    

Naysila merapatkan jaket hoodie abu - abunya begitu keluar dari dalam Indomaret. Tak bisa dipungkiri, sejuknya udara di kota Jakarta saat malam datang lebih hebat dari di Palembang. Mungkin perasaanya saja? Atau memang karena sedang musim hujan?

Received to Mang Asep (ojek online)
Maaf Mang, uda sampe mana ya kalo boleh tau?

Send.

Gadis itu masih berdiri di teras Indomaret, menunggu ojek online nya datang menjemput. Sebenarnya dari sini, rumahnya tidak terlalu jauh. Tapi berhubung hari sudah larut, akan lebih baik jika ia naik kendaraan umum untuk menghindari terjadinya jambret maupun begal - begalan.

"Dasar brengsek! Lo yang mukulin Ardi disekolah kan?!!"

Samar, dari sebuah gang yang temaram, Naysila dapat melihat keributan besar - besaran sedang terjadi disana. Ada lebih dari 10 orang laki - laki dan motor - motor ninja terparkir. Kalau diperhatikan lebih seksama, ini sepertii pengeroyokan masal.

'DUAGH

Suara gertam gertum serta hantaman mulai merasuk indra pendengaran Naysila. Masalahnya, Dia benar - benar dekat dengan lokasi kejadian itu. Dan ini cukup untuk membuatnya merinding setengah mati.

'Tin tin

"Dek Naysila Mirdad bukan?"

"Naysila Marvela Mang"

"Ohiya - iya, ayo saya anter"

"Mang Mang tolongin dong ituu!!!  Kasian!! Kayaknya dikeroyok!!"

Pria yang diketahui Naysila sebagai Mang Asep itu menoleh ke arah mana tangan gadis itu menunjuk. "Waduh, ada apaan itu. Cep cep cep, anak jaman sekarang emang edan! Gak bisa dibiarin ini. Ayok cepet naek, biar Mamang kasi pelajaran"

Naysila tersenyum, lalu menuruti kata Mang Asep. Motor supra itupun langsung melaju menuju tempat dimana kejadian perkara berlangsung. Gak terlalu jauh sih, tapi kalo perginya naik kendaraan kan bisa sampe lebih cepat.

"Woi - woi! Pak polisi Pak polisi!" Teriak Mamang Asep membuat Naysila juga ikut - ikutan berseru.

"Sialan!" Baris kerumunan yang dipenuhi oleh anak - anak muda berpakaian hitam itu pun langsung menguar. Satu - persatu dari mereka cabut secepat kilat begitu mendengar nama Polisi digaung - gaungkan.

Tinggalah sesosok pemuda dengan pakaian berlumuran darah terpekur disudut dinding. Keadaanya benar - benar parah. Belum lagi bau alkohol dan asap rokok yang merebak mendominasi suasana sempit didalam gang.

"Halo? Kamu gakpapa?"

Cowok itu menengadahkan kepalanya keatas hingga sorot mata hitamnya terefleksi menyentuh netra Naysila. Pandangan mata mereka bertemu, membuat gadis itu seperti tidak bisa bergerak dari tempatnya.

"Julian?!!"

"Dek Naysila Mirdad kenal sama anak ini?"

"Mang, saya Naysila Marvela. Bukan Naysila Mirdad"

"Oohh pacarnya dek Naysila ya?"

"Bukan Mang. Bukan!"

"Terus kok bisa kenal?"

"Haduh Mang, emangnya kalo aku kenal sama Mamang, Mamang pacar aku gitu?"

"Y-ya engga sihh"

"Makanyaa! Mamang tuh jangan suk-"

"Woi!! Kenapa lo pada malah sempat - sempatnya ngobrol!! Ga liat apa gue lagi sekarat gini?!" Pekik Julian sebal sendiri.

Naysila dan Mamang saling berpandangan, lalu cepat -  cepat membawanya ketempat yang lebih terang. Teras Indomaret. Tentu saja. Memangnya ada tempat yang lain lagi?

Badboy vs Goodboy [Gets Her Heart]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang