[6] - Naysila Kesal

38 2 0
                                    

Naysila memandangi potret dirinya sendiri disebuah akun instagram orang lain dengan gelisah. Matanya memandang nanar ke arah foto itu dengan pandangan sebal. Tentu saja. Memangnya apalagi yang bisa ia lakukan selain menggerutu? Mau marah - marah sama Julian? Mengecam cowok itu untuk menghapus gambarnya? Tentu itu ide yang gila. Sama saja seperti sedang cari mati untuk yang kedua kalinya.

"Eh, Nay. Kerja kelompok hari ini jadi?"

Naysila menengadah, buru buru memasukkan ponselnya kedalam laci meja begitu melihat Putra sudah berdiri disamping tempat duduknya.

"Heh? Ah-ohh iya. Yang di grup semalam ya? Ayo. Mau pada ngerjain dimana? Anak anak belum ada yang balas lagi"

Putra mengangguk. "Tapi masalahnya, gue hari ini ada latian basket Nay. Kalo ga dateng posisi gue bisa diganti sama orang lain. Gimana dong?"

Wajah Naysila berubah sendu, "Eh, yaudah kalau emang kamu gabisa Put, biar aku sama yang lain aja ntar ngerjainya"

Putra tersenyum, ia menepuk bahu Naysila senang. "Wah thanks yaa. Maaf gabisa bantu, nanti gue bagian yang bayar bayarin deh"

"Ehh enggak Put. Gapapa, gausah"

"Enggak Nay. Gue gaenak gak ngerjain apa apa"

Naysila akhirnya setuju. Setelah Putra beranjak dari tempatnya, Naysila kembali mengeluarkan ponselnya dari dalam laci. Tapi kali ini tujuanya bukan aplikasi berbagi foto, melainkan masuk ke salah satu aplikasi obrolan. Nafasnya terhela panjang, ketika dilihatnya masih tidak ada tanda tanda teman satu kelompoknya akan membalas pesan yang sudah dia kirimkan dari semalam.

Naysila : Besok kerja kelompok Seni Budaya yuk? Jumat kan udah dikumpul. Takutnya gak keburu hehe

Read by 6

Ia mengamati ruang kelas yang kini sedang ramai ramainya. Hari ini Pak Ramli tidak masuk, jadi anak anak bebas dari pelajaran yang membosankan. Beberapa dari teman kelompoknya seperti Razi, Siska, Rama hingga Sheila padahal sedang memegang ponsel. Tapi mereka kelihatan acuh sekali. Seolah olah, ajakan kerja kelompok hari ini bukan sesuatu yang penting penting amat.

Sementara itu disebelahnya, Raka, cowok itu tampak tertidur pulas di mejanya. Ditengah bising dan ribut ribut anak sekelas, bisa bisanya dia terlelap. Naysila memperhatikanya sekilas, sebelum kembali gelisah memikirkan tugas kelompok yang terancam tidak akan selesai dikerjakan.

Masalahnya, posisi Naysila disini adalah anak baru. Dia juga belum begitu mengenal anak anak dari teman satu kelompoknya sekarang. Naysila takut mengajak mereka secara langsung. Dia memang punya masalah sulit berbicara dengan orang baru.

Naysila : Hari ini kita jadi kerkom ya. Ketemu di kedai teh Ambar nanti sore. Terimakasi>_<

Entahlah, Naysila tidak yakin mereka akan datang. Tapi hati kecilnya bilang, barangkali mereka akan hadir.

Semoga saja.

**

Naysila mengendap - endap keluar dari dalam kelasnya bak seorang pencuri profesional begitu bell pulang sekolah berdering. Dia sudah berusaha mati - matian menghindari Julian saat jam istirahat tadi, dan sekarang ia harus melakukanya lagi. Dan mungkin akan berjalan setiap hari. Cowok itu memang benar - benar pandai sekali menghancurkan hidup orang lain.

Badboy vs Goodboy [Gets Her Heart]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang