Harusnya ini menjadi liburan yang menyenangkan untuk Kim Hyunjin.
Tapi tidak setelah ia terbangun dan mendapati Hwang Hyunjin yang tertidur di bahunya.
Sejak kapan cowok itu satu mobil dengannya?
"Jin, bagun!" panggil gadis itu cukup keras, menggoyangkan kepala Hwang Hyunjin yang dengan seenaknya bersandar di bahunya.
Apa mungkin teman-teman yang lain meninggalkannya berdua dengan makhluk ini karena ia tertidur pulas? Dan sekarang teman-temannya itu sedang asik makan bersama di rest area. Benar-benar tega.
"Hwang Hyunjinnnn!" gemas gadis itu, menepuk-nepuk pipi Hwang Hyunjin.
"Hnggg," gumam pria itu, menempatkan kepalanya yang terlihat semakin nyaman bersandar di bahu Kim Hyunjin.
"Bangun gak atau gue-"
Sial.
Dengan tanpa beban laki-laki itu menidurkan kepalanya di paha Kim Hyunjin. Dia cari mati?
kREK!
"KIM HYUNJIN ANJING LO!!!!"
Jangan salahkan Kim Hyunjin, kalau jedai ungu gadis itu menjepit kepunyaan Hwang Hyunjin yang paling berharga.
Harusnya malam ini mereka bermain bersama di dekat api unggun, tetapi Kim Hyunjin mendadak tidak enak badan. Dan jadilah gadis itu berdiam sendirian di dalam villa.
Mungkin gadis itu akan datang bulan, atau memang masuk angin karena tidak terbiasa dengan cuaca yang dingin.
Hanya untuk informasi saja, Kim Hyunjin ini gadis yang lemah.
Gadis itu sebenarnya kalem, tidak banyak bicara, dan sabar. Hanya saja, ada pengecualian untuk seorang Hwang Hyunjin.
Sungut gadis itu akan otomatis keluar jika lawan bicaranya adalah Hwang Hyunjin.
"Gimana? Masih pusing gak?"
Gadis itu tersentak, reflek mengunci ponselnya dan menoleh ke arah pintu.
Dengan hembusan nafas berat yang dikeluarkan gadis itu, sudah jelas Hwang Hyunjin yang tadi bertanya padanya.
Laki-laki itu dengan santainya masuk ke kamarnya, membawa satu nampan berisi semangkuk sup hangat dan air putih, juga beberapa obat di atasnya.
"Nih, makan." kata Hwang Hyunjin, meletakan nampan tersebut di nakas dekat tempat tidur. "Tadi Heejin nyuruh gua nganterin ke sini,"
"Gak laper." jawab gadis itu, kembali sibuk dengan aplikasi youtube di ponselnya.
"Gausah begayaan lo." ejek Hwang Hyunjin. "Bilang aja mau gua suapin."
Perkataannya sukses membuat Kim Hyunjin menoleh dengan satu alis yang terangkat. "Dih, ngarep?"
"Iya nih harapan lo buat disuapin sama gua udah terkabul," kata Hyunjin, mengambil mangkuk lalu menyodorkan satu sendok sup ke arah Kim Hyunjin. "Buka mulut lo."
"Gak mau."
"Ngeyel banget sih? Gua cium juga lo!"
Kim Hyunjin langsung melahap satu sendok sup yang disuguhkan oleh pria itu. Lebih baik satu suapan sup hangat masuk ke dalam mulutnya lalu mengalir ke dalam perut, daripada satu kecupan dari bibir dower laki-laki itu dan lalu mengalir ke dalam otaknya. Dalam artian, gadis itu tidak mau kepikiran nantinya.
Dalam diam, Hwang Hyunjin menyuapi Kim Hyunjin sampai sup hangat itu habis.
"Nih, diminum obatnya." kata Hwang Hyunjin, menyodorkan dua buah obat ke arah gadis itu.
Tanpa babibu, Kim Hyunjin meminum obatnya dan meneguk air putih itu sampai habis. Gadis itu reflek menyerahkan gelas kosong ke arah Hwang Hyunjin, dan pria itu pun reflek menerimanya sebelum ia taruh kembali di atas nampan.
"Cepet sembuh," kata Hwang Hyunjin, mengacak lembut surai gadis itu sebelum mengambil nampan berisi mangkuk dan gelas kosong.
Kim Hyunjin mematung di atas tempat tidurnya. Yang tadi itu benar Hwang Hyunjin, kan? Bukan setan penunggu villa?
"Mmm...Hyunjin?"
Hwang Hyunjin menoleh, "Iya sama-sama," jawabnya bahkan sebelum gadis itu mengucapkan terimakasih.
Alih-alih mencibir, Kim Hyunjin malah tertegun, menatap punggung Hwang Hyunjin yang kini sudah hilang di balik pintu.
Baru kali ini, sungut Kim Hyunjin tidak keluar saat berbicara dengan Hwang Hyunjin. Mungkin, awal dari benih-benih cinta memang sehebat itu.
cIA
KAMU SEDANG MEMBACA
Gêmeos ㅡHwang Hyunjin✔
Mystery / ThrillerHati-hati bisa emosi kalo baca ini. ©cheewys, 2017