I

28.8K 2.7K 184
                                    

Hari itu udara di Seoul sangat cerah.
Mahasiswa Seoul National University (SNU) tampak memadati gedung besar itu atau memang setiap harinya selalu padat karena Universitas Seoul merupakan universitas terbesar di Korea yang sering dianggap sebagai perguruan tinggi paling prestisius di Korea Selatan. Dan sampai hari ini Baby masih sering bertanya pada dirinya sendiri kenapa ia menerima beasiswa dari sekolahnya dulu, ketika ia masih sangat mencintai buku dan perpustakaan namun semua itu sudah berakhir saat ia berkenalan dengan Kim Jong In, a.ka Kai yang membuatnya mengenal dunia game dan mereka semakin terlihat bersama. Oke memang tidak sepenuhnya salah Kai, dari dulu pun Baby sudah sering main game entah itu nintendo, play station series, namun saat ia kenal dengan Kai tanpa sengaja di toko pusat permainan, timbul lah rasa malas untuk menyentuh buku dan bermain games sudah menjadi candu dan hal rutinitas yang tidak bisa ia lewatkan.

Baby mengaduk kopinya malas, matanya menerawang ke jendela memandang lalu lalang orang yang berjalan.

"Hei, kau sudah lama menunggu?"
Baby menoleh ke sumber suara. Kai baru saja mendaratkan diri di bangku kosong depannya seraya merampas kopi yang bahkan belum diminum Baby sama sekali.

"Hm? Tidak juga." Padahal ia tidak menyadari sudah setengah jam lebih duduk disana melamun tanpa henti. "Bagaimana hasilnya?"

"Ah ya, aku sudah menemui ketua prodi tadi. Kau tahu siapa Dosen pebimbingku?! Huang Zitao."

"Oh."

"Oh? Apa maksudmu? Kau lupa dia dikenal bagaimana? Dia moody sekali hampir seperti bipolar disorder dan ia suka meminta barang barang berlabel Gucci dan itu bukan barang murah, astaga."

"Tapi banyak bimbingan dia yang selesai kurang dari dua bulan." Ujar baby santai. "Dan kau bukan orang miskin."

"Dan kau pun tahu Krystal sering meminta barang barang mewah itu."

"Menurutku itu bukan suatu masalah yang besar."

Kai membuang tatapannya ke langit langit mendengus kesal, "Aku seperti punya dua pacar disini."

Baby terkekeh geli melihat sahabatnya itu. Ayolah, Kai hanya perlu modal uang agar semuanya dipermudah dan bisa dibilang Kai hidup dengan ekonomi keluarga yang mapan. Tidak ada yang perlu dipusingkan.

"Yang terpenting kau sudah tahu kelemahan dosen pebimbingmu itu. Kurasa kau beruntung."

Kai langsung mengalihkan pandangan ke wanita berambut ombre ungu didepannya itu, "ah ya. Bagaimana dengan dosen pebimbingmu? Kudengar kau sampai pingsan kemarin setelah tahu kau 'dapat' dia."

Ya Tuhan. Apa kejadian kemarin sebegitu hebohnya hingga terdengar ke fakultas seni?

Astaga.

"Aku sedang tidak sehat kemarin, Kim Kai. Dan aku tidak tahu bagaimana harus menghadapi dosen seperti dia. Melihat wajahnya saja aku seperti akan dibunuh."

"Kau tidak mencari informasi dengan orang orang yang pernah dibimbing oleh dia?"

Baby mengangguk lemah, "mereka hanya berkata perbanyak sabar. Kenapa aku seperti menghadapi monster? Apa dia semenakutkan itu? Kenapa harus dia? Kenapa bukan Chen gyosu? Atau Min Seok gyosu? Kenapa bukan manusia lain? Kenapa kenapa kenapa?"

"Ya! Ya! Kau membuat orang orang melihat kearah kita." Kai mengedarkan pandangannya diikuti dengan Baby. "Kita terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Tenanglah. Kau pasti bisa menghadapinya. Jalani saja."

Apa apaan ini. Dia mudah saja berujar seperti itu saat dia sudah mengetahui kelemahan dosen pebimbingnya. Bagaimana dengan nasib Baby?

"Aku membayangkan bagaimana jika dia meminta hal hal aneh padamu."

My Sweetest Drug - OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang