VII

14.8K 2.1K 104
                                    

"Jung, sedang apa kau disini?" Seseorang menyapa Baby ketika ia sedang berdiri didepan ruang rektorat dengan game mobile ditangannya.

Baby mendongak menatap seorang pria dengan rambut blonde bersama dua wanita dibelakangnya. Belum sempat Baby menjawab, dua wanita itu membungkuk badan tanda pamit sambil mengucap bersamaan, "Terima kasih, oppa tampan." Kemudian berlalu.

"Siapa mereka?" Tanya Baby sambil meringis mendengar temannya disebut tampan.

"Hanya adik tingkat. Mereka tidak tahu gedung rektorat dimana jadi kuantar." Jawab Kai sambil menunjukkan gigi-gigi putihnya.

Meskipun kampus ini sangat luas tetapi siapapun yang menginjakkan kaki disini pasti dapat melihat tulisan Gedung Rektorat bahkan dari jarak jauh sekalipun. Menurut Baby terlalu berlebihan jika sampai diantar segala. Apalagi gadis-gadis itu menyebut Kai apa tadi? Oppa tampan? Yang benar saja.

"Akan aku adukan pada Krystal lihat saja."

"Haish.. Krystal tetap nomor satu bagiku. Lagipula aku kan hanya membantu mereka yang tersesat."

"Ter...se..sat, ya, hm?" Baby mengulang setiap suku kata dengan nada sarkas.

Kai memegang kedua pinggangnya, "Kau ini habis makan cabai, ya? Galak sekali."

"Aku memang sedang ingin makan orang. Sebaiknya kau menjauh, Jong In."

"Memang apa yang sedang kau lakukan disini?" Tanya Kai lagi mengingat pertanyaannya daritadi belum dijawab.

"Menanti iblis tampan."

"Sehun-ssi?" Seru Kai yang membuat Baby menggumam siapa lagi? Dalam batinnya. "Whoa, kau agresif sekali sekarang."

"Aku hanya ingin segera lulus, Kim Kai." Baby menoleh pada jam tangannya. "Ck! Kenapa dia tidak keluar juga, sih?"

"Ya.. Kau harus bersabar. Memang seperti inilah rasanya bimbingan. Mengejar dan menunggu."

Baby menjejalkan jari telunjuk dan jari tengahnya tepat diwajah Kai. "Sudah dua jam lebih aku disini. Dua jam." Baby mendenguskan napas berlebihan.
Sungguh ia benar-benar diuji hari ini. Padahal dia sudah mengancam Sehun agar tidak mempersulitnya beberapa waktu lalu tapi lihat saja sekarang. Ia tetap tidak bisa menjangkau pria itu baik lewat telepon maupun secara langsung yang akhirnya ia harus datang pagi mengintai Sehun dan sampailah dia disini.

"Kau ingin aku menemanimu?" Kai menawarkan.

Baby menggelengkan kepalanya pelan. "Aku baik-baik saja." Katanya ringan. "Sejak kapan rambutmu begitu? Terakhir kita bertemu masih hitam."

"Ah ini. Tiga hari lalu, mungkin? Aku juga lupa. Temanku akan ulang tahun jadi aku ingin terlihat beda saat pesta kejutannya nanti."

"Dimana itu?" Tanya Baby acuh.

"Bar Basement, temanku bartender disana."

Bar Basement, ya? Ah, kapan terakhir kali Baby kesana? Lebih tepatnya, kapan terakhir ia ketempat seperti itu? Astaga ia ingat pernah berbuat malu di sebuah club saat mabuk dan untungnya seorang pria gay mau membantunya.

Eh,
Pria gay di club?

"Kai, boleh aku ikut?" Baby mendadak antusias, berbeda dari beberapa saat tadi.

"Apa? Ada apa denganmu?"

"Disana kan pasti ada saja pria-pria gay, aku ingin membawanya pada Sehun-ssi."

Kai melebarkan matanya, "Untuk apa?"

"Dia bilang dia ingin bercinta. Aku tidak bisa bimbingan jika tidak membawa seseorang yang bisa dipakai untuknya." Ujar Baby setengah berbisik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 07, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweetest Drug - OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang