IV - PRIVATE

13.6K 2.1K 66
                                    

Baby terbaring diantara tumpukan-tumpukan skripsi yang berserakan dikasurnya tak beraturan. Matanya lelah setelah membedah novel-novel tebal yang akan ia jadikan bahan penelitian skripsinya. Dan ini masih belum mendapat persetujuan dari dosen pebimbingnya. Bagaimana jika dia tidak setuju dengan variabel Y yang sudah Baby tentukan?
Tentu ia harus mencari lagi dari awal.
Ditambah memiliki dosen pebimbing yang tidak kenal kata toleransi yang sibuknya mengalahkan presiden tentu membuat semuanya semakin terasa berat.
Ditelepon tidak bisa, sms dan line tidak dijawab, astaga jika Baby punya buku Death Note ia bersumpah demi selaput daranya yang masih belum terkoyak ia akan menulis nama Oh Sehun disana mati digigit ikan paus!

Ponsel yang tadi ia hempaskan tiba tiba berbunyi nyaring.
Siapa yang telepon malam-malam begini?
Dengan malas luar biasa Baby meraih ponselnya dan membaca DOSEN GAY sedang memanggil disana.
Ah, lupaka-

Tunggu dulu.

Dosen Gay?

Seketika Baby terperanjat melompat dari kasur tidak percaya dengan nama yang tertera.
Sehun menghubunginya?
Oh tidak, oh tidak, jangan katakan dia membaca chat yang tadi Baby tulis di line.
Bukannya nomor dia tidak aktif? Line nya juga tidak terpajang poto dia yang menimbulkan kesan tidak aktif jadi alasan itulah yang membuat Baby berani bicara sembarang.
Bagaimana jika dia ternyata sengaja melakukan itu semua?
Astaga Baby kau ini bodoh sekali!
Tamatlah riwayatnya kali ini.

Tapi jika teleponnya tidak dijawab sekarang, kapan lagi ia bisa menghubungi Sehun? Sudah jelas manusia itu sedang menyulitkannya dengan sengaja.

Sialan kau, Oh Sehun.

"Halo?" Akhirnya Baby menjawab panggilan setelah melakukan perang dengan batinnya.

"Michelan 107 lantai 15 nomor 1515" Sahut seseorang dari seberang dengan nada suara datar.

"What?!"

"Apartemenku di Michelan 107 lantai 15. 1515. Waktumu tiga puluh menit dari sekarang."

"Apa kau gi.. maksudku, ini sudah larut malam, Sehun-ssi!"

"Salahkan dirimu yang memulai. Pilihannya hanya malam ini, atau bimbingan lagi tahun depan. Terserah padamu." Lalu sambungan telepon terputus secara sepihak dari ujung sana.

Baby diam menatap layar ponselnya yang sudah terputus. Ia ingin memaki dan memukul apa saja yang bisa melampiaskan kemarahannya saat ini juga. Ia mengutuk dirinya dan jempol jempolnya yang sudah menyampaikan pesan berdosa karena dosennya ternyata sudah membaca semuanya! Se-mua-nya!

Baby menarik napas dalam-dalam.

Kau sudah tidak bisa lari jadi tenangkan dirimu, Baby. Jika dia mengajakmu bermain, Ayo kita ikuti permainan Gay gila ini.

♋️

Sehun menatap Seoul yang basah oleh hujan dari balik kaca jendela sambil menyesap wine, minuman kesukaannya. Tubuh kekarnya tertutup piyama putih polos tak berkerah dan rambutnya dibiarkan berantakan begitu saja. Melihat derasnya hujan dan petir yang saling bersahut jadi mengingatkan wanita yang baru saja ia telepon untuk menemuinya, Tapi sepertinya dia tidak akan datang. Sudahlah lagipula apa yang diharapkan dari kedatangan wanita itu?

My Sweetest Drug - OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang