III

16.6K 2.3K 94
                                    

Baby memutuskan untuk menghentikan bimbingan sementara karena masih belum siap bertemu dengan Sehun untuk sekarang-sekarang ini. Sehun memang tidak menyentuhnya, tapi kata-katanya seperti mampu merusak mental dan itu membuat Baby tidak nyaman setiap bertemu dengannya.

Seperti sekarang ini, Baby tidak sengaja berpapasan dengan Sehun di Starbucks saat ia sedang memesan minuman di kasir yang ternyata Sehun juga sedang antri dibelakangnya. Baby berusaha agar tidak menoleh ke belakang sambil mengurai-uraikan rambut panjangnya untuk menutupi wajah.

Lain lagi pada hari lain dimana Baby tidak sengaja bertemu Sehun di pusat perbelanjaan. Sehun sedang berjalan dengan seorang pria berperawakan mungil sambil sesekali tersenyum lalu senyumannya hilang saat matanya bertemu dengan mata Baby dan langsung membuang muka. Mereka yang hampir akan berpapasan itu tidak terjadi setelah Baby memutuskan untuk berjalan ke arah lain berusaha menghindar.

Kai masuk ke ruang perpustakaan sambil membawa laptop dan beberapa buku agar menimbulkan kesan ia akan belajar padahal sebenarnya ia datang hanya untuk mencari wifi gratis.
Ia sudah berada ditempat yang biasa ia duduki, tempat yang tidak terjangkau oleh cctv dan penjaga mengingat perpustakaan disini sangat luas. Disana, sudah ada Baby yang sedang asik dengan game nya tidak menyadari kehadiran Kai.

"Kau ini serius sekali." Tegur Kai seraya membuka laptopnya.

"Hai, Jongin. Tunggu, tunggu, aku hampir menang."

Kai menggelengkan kepalanya tidak habis pikir kenapa temannya masih saja bermain-main sementara dirinya yang dulu maniak game lebih parah, kini sudah mulai mengurangi intensitas bermain. Ya meski ia masih suka bermain sesekali. "Selesaikanlah skripsimu dulu, setelah itu kau bisa main sepuas hatimu."

Baby tidak menghiraukan nasihat Kai dan tidak lama ia tiba tiba berdiri menatap layarnya puas. "Kau lihat itu kan, Kai? Kau lihat? Aku menang! Rating kemenanganku hampir seratus persen!"

"Ya! Kau mencekikku!"

Baby segera melepaskan cengkramannya dari leher Kai, "maaf, maaf." Lalu ia memperbaiki kerah temannya yang dibuat kusut tadi.

"Oh, bagaimana skripsimu, Kai? Kau sudah yakin akan meneliti f(X) sebagai objek penelitianmu?"

"Iya. Tapi Variabel X nya pengaruh audio visual jadi aku akan mencari korelasi seberapa besar pengaruh media audio visual terhadap keterampilan menari f(X) dipanggung."

"Sudah di Acc dosenmu?"

"Belum. Aku perlu ke kantor SM Ent untuk meminta izin."

"Kau minta ayahmu saja telepon perusahaan hiburan itu. Kurasa mereka langsung setuju saat mendengar nama ayahmu."

Kai mendengus pelan. "Itu pilihan terakhir saja. Aku masih ingin berusaha sendiri karena kurasa semuanya tidak begitu sulit. Nah sekarang kau sendiri? Bagaimana dengan skripsimu? Kau sudah menghadap Sehun-ssi lagi?"

Baby mengangkat bahu sambil memutar bola matanya malas. Terhitung sudah hampir dua minggu sejak terakhir ia menghadap Sehun dan sampai hari ini ia belum ada niat untuk bertemu orang itu lagi.

Awalnya ia ingin menghadap kaprodi untuk minta ganti dosen, tapi justru ia ditertawakan orang-orang disana dan mereka berkata, "semua mahasiswi disini ingin dibimbing Sehun. seharusnya kau merasa beruntung, Baby Jung."

Oh, mereka tidak tahu saja kelakuan Sehun si pria iblis yang berpura pura malaikat itu.

Semua wanita itu pasti jalang.

My Sweetest Drug - OSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang