"Eh bolos yuk?" Ajak Windi saat kita berlima berada di kantin
"Kenapa?" Tanya Revi
"Lagi bad mood nih gue" ucap Windi dengan tampang yang lesu
"Why again babe?" Tanya Devan
"Ah, tahu ah. Pokonya gue pengen bolos" pekik Windi dengan yakin
"Yaudah ayo" gue dan yang lainpun berdiri untuk mengambil tas di kelas
"Eh, janjian di atap aja yah" ucap Fadil di koridor
Kita berlima sekarang satu persatu sedang menuruni batu di belakang sekolah tersebut
"Duh, nih rok bikin gue naik darah aja" pekik gue karna ribet
"Ya, lagian suruh siapa pake rok" jawab Devan dengan polos yang lalu menuntun lengan gue menuruni batu
"Thanks" ucap gue pada Devan
"Kemana nih?" Tanya Revi setelah semua sedang berjalan di gang pinggir sekolah
"Kemana aja asal jangan ke mang Ucup" jawab Windi
"Yaudah kerumah gue aja yuk? Mumpung ema gue baru dari pasar. Siapa tahu aja beli makanan" ucap Devan
Waktu itu kita tidak memparkirkan motor di sekolah, tapi di depan warung mang Ucup
Kita berlima memakai halm, dan mengendarai motor masing-masing menuju rumah Devan
"Assalamualaikum" ucap kita serempak yang sudah berada di dalam rumah Devan
"Etdah,nih bocah-bocah tahu aja gue lagi masak pada nonghol deh jadinyakan" jawab Ibunya Devan
Memang bu Siti ini sudah biasa bercanda dengan kita bisa dibilang sudah sangat akrab
"Iyah,dong Maa, kitakan pencium yang propesional" jawab Fadil dengan tawa kita yang memecahkan isi ruangan
"Yaudah, yaudah sana ke kamar. Entar kalo udah mateng gue kasih tahu" ucap Ibunya Devan
Kami pun pergi kelantai dua untuk menuju kamar Devan. Devan memang dari keluarga berada, bapaknya adalah seorang tentara ibu nya adalah pensiunan, rumahnya pun bisa terbilang mewah, karna bisa diliat dari kamar Devan yang besar
"Nih, gue bawain minuman, ama makanan" Devan memberikan kepada kita
"Aya kaset jurig teu Dev?" Tanya Fadil yang sedang berjongkok dilemari TV 'ada kaset horor gak Dev?'
"Tuh, di laci sebelahnya" tunjuk Devan
Fadil memasukan kaset tersebut dan memutar Film Annabel
Gue dan Devan tengkurepan di kasur, sedangkan Revi duduk di kursi belajar yang tak jauh dari kasur, Windi dan Fadil di depan TV
"Wahhhhhhh" Revi berteriak sangat kencang yang lalu menjatuhkan badannya ke kasur, yang otomatis menimpa gue dan Devan
"Eh, anjir sakit bego" ucap Devan sambil memukul-mukul Revi diikuti gue
"Apaan sih lo alay deh, mulai juga belum" ucap Windi
"Yah, gue ikut tengkurepan disini ah" ucap Revi menyelinap di antara gue dan Devan
"Ih, dasar bencong" pekik gue kesal
Saat di tengah film yang sedang serem-seremnya dengan keadaan hening. Tiba-tiba pintu kamar Devan terbuka
"Wahahahah" teriak Revi dengan melempar bantal yang sedari tadi di peluknya erat
Bantal itu melaju kearah pintu yang ternyata Ibunya Devan