Kamal Idris

0 0 0
                                    

Kamal

Gue heran dengan kelakuan mereka. Kenapa sehawatir itu sama perempuan songong

"Tapi, kenapa tadi gue nolongin dia yah?" Ucap gue pada diri sendiri

"Ahh, masa bodo"

Gue keterima disini sebagai anak kelas IPS3

Tadi adalah sekaligus hari pertama sekolah. Cukup membosankan. Karna mungkin gue belum mempunyai teman selain sepupu gue Fadil

Gue pindahan dari Jakarta, karna gue disuruh nenek gue nemenin Fadil di Bandung sendirian karna mamah papahnya sama keluarga gue di malang untuk kerja

Gue juga tinggal di rumah Fadil

"Hayohhh. Ngelamunin apaan lo?" Tiba-tiba Fadil udah ada di pinggir gue

"Engg,, gaa" jawab gue gugup

"Lo, inget Lathesa?" Tanya Fadil

"Lathesa?" Ucap gue mengulang sambil mengingat

"Iyah. Yang dulu pas lo kecil beberapa bulan pernah di Bandung. Kitakan suka main disini berenam. Lo inget?" Tanya Fadil

"Oh, iyah gue inget. Tesa,Windi,Devan,Revi. Kan?" Ucap gue

"Iyah. Mereka itu yang tadi ada di UKS sama kita?" Ucapnya santai

"HAH!?" Ucap gue kaget

"Tetetrusss, Tee, Tesaa yang mana?" Tanya gue gelagapan

"Lathesa itu yang tadi lo tolongin. Yang pake kalung. Dia Maudi. Maudi Lathesa" ucap Fadil

"Maaa,Maudii?" Ucap gue

Flasback

"Tesa" ucap papih gue

"Om,boleh pinjem Mamal nya?"
"Boleh. Acal jangan di ambil. Mamal itu punya Tesa ceolang Om"

"Tapi, sayang. Om harus ambil Mamal ke Jakarta"

"Gaboleh. Mamal punya Tesa"

"Maaf yah sayang. Tante janji bakalan balikin lagi Mamal kamu yah sayang" ucap mamih Kamal

"Mamalll. Mamal ga bakalan tinggalin Tesa kan?"

"Engga Tesa. Mamal tetep punya Tesa. Ini ambil" ucap Kamal memberi kalung hitam kepada Maudi

Lalu Kamal di masukan kedalam mobil sama papih mamihnya. Dan Maudi pun menangis histeris termasuk Windi,Revi,dan Devan.

Flasback off

"Gue inget. Kalung. Tesa yang gue kenal pasti pake kalung itu" ucap gue mengingat

"Lo liatkan kalung yang di pake Maudi tadi? Kalungnya item" ucap

"Tapii, Tesa yang gue kenal itu baik" ucap gue

"Udi, berubah dari kejadian lo ninggalin dia. Dia masih baik tapi cuma sama orang-orang tertentu." Ucap Fadil

"Lo sayang sama Maudi?" Tanya Fadil

"Iyah gue sayang sama Tesa, dan gue rindu sama Tesa" jawab gue

"Lo harus perjuangin dia. Jangan sakitin dia lagi. Jangan tinggalin dia lagi. Tapi gue mau Udi jangan tahu dulu siapa lo. Dan lo pun seperti itu lo harus pura-pura gatahu dia siapa. Lo harus bisa dulu masuk kedunianya yang sekarang. Dia gak gampang di deketin" jelas Fadil

Gue hanya mengangguk faham. Dan masih tak percaya jika yang tadi gue bantu, yang gue cipratin pake air jalanan itu adalah kesayangan gue Lathesa.

"Yaudah. Gue pergi dulu yah. Mau kumpul sama yang lain" pamit Fadil

Gue hanya menganggukan kepala. Dan merebahkan badan gue di atas kasur.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang