Letter #1

329 3 0
                                    

Sarah duduk menempati bangku sesuai nomor yang tertera pada tiketnya. Dilihatnya beberapa orang memandang ke arah bajunya yang kotor terkena noda kopi. Sialan, pikirnya. Coba saja kalau laki-laki di bandara itu lebih berhati-hati.

Sarah kembali memandang tiketnya.
Destination : Sydney
Sarah belum pernah pergi ke luar negeri sebelumnya. Entah apa yang dipikirkan oleh sahabatnya, Elina yang tiba tiba mengirimkan uang dengan jumlah yang tidak sedikit ke dalam rekeningnya beberapa minggu yang lalu. Dan tidak hanya itu, Elina juga mengirimkannya surat. Sebenarnya Elina bisa saja mengabarinya lewat handphone. Tapi Elina tidak pernah mengangkat handphone-nya ketika Sarah berusaha menghubunginya waktu itu.

Sarah menjadi merasa tidak enak. Mereka memang sudah mengenal sejak kecil. Tetapi setelah keduanya sudah bekerja di kota yang berbeda, hubungan mereka menjadi semakin longgar. Ditambah, Sarah harus mengambil banyak kerja sampingan untuk menghidupi adik dan ibunya yang sudah tidak mampu untuk bekerja lagi.

Terkadang, Sarah merasa iri dengan Elina. Elina berasal dari keluarga yang kaya raya. Tidak jarang, dulu Elina suka membelikan makanan untuk Sarah ketika Sarah kehabisan uang jajan. Sampai sekarang pun, Elina masih berkecukupan, sampai-sampai ia bisa membiayai perjalanannya saat ini.

Maklum, Elina adalah direktur dari salah satu perusahaan ternama di Indonesia. Penghasilan Elina setahun mungkin sudah 10 kali lipat penghasilan Sarah setahun. Tetapi, Sarah bersyukur karena Elina masih ingat padanya. Bagaimanapun juga, ia juga sangat menyayangi Elina seperti keluarganya sendiri.

****
flashback

Sarah baru saja tiba di sekolah tempatnya mengajar, sekolah Pelita. Ia masuk ke ruang guru dan duduk di mejanya. Tapi pagi ini, Sarah melihat ada yang berbeda dari mejanya. Sebuah kotak kecil berwarna jingga berpita hijau. Jingga dan hijau, warna favoritnya. Tanpa pikir panjang, ia segera membuka kotak tersebut.

Betapa terkejutnya Sarah ketika ia melihat tulisan sahabatnya, Elina. Sarah mengambil amplop yang terletak di paling atas dari tumpukan amplop-amplop yang lain dan membuka isinya. Pada amplop tersebut tertulis,
Letter #1 : Read This First

Sarah,
Hai Sarah ! Bagaimana kabarmu? Sudah cukup lama kita tidak saling mengabari. Mungkin karena kita sibuk dengan urusan kita masing-masing.

Begini, Sar. Baru-baru ini aku punya plan untuk pergi travelling ke luar negeri. Tapi kemudian aku teringat kamu. Aku merasa kamu pantas untuk mencari hiburan.

Maka dari itu, aku sudah kirim sejumlah uang yang sekiranya cukup untuk perjalananmu ke tempat-tempat yang sudah aku tentukan. Kamu hanya perlu untuk mengikuti instruksi dari tiap-tiap surat yang aku berikan. Aku janji, kita akan bertemu di akhir perjalananmu.

Sekarang, waktunya untuk memikirkan perjalananmu di tujuan pertama kita, Sydney.

Love,
Elina

Dear SarahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang