Siang ini, Valerie berkumpul bersama kedua sahabatnya di Edelweis Cafe, kafe yang sering ia dan sahabatnya kunjungi. Valerie memutuskan untuk memberitahu kalau dia akan disekolahkan di sekolah milik kakeknya yaitu, di SMA Bakti Siswa atau SMA BakSis.
"Guys, gue mau ngomong nih." ucap Valerie memulai pembicaraan.
"Lo juga udah ngomong itu namanya bego." ucap Kania.
"Gue serius nih." ucap Valerie sambil memasang wajah serius.
"Gue mau disekolahin di SMA BakSis sama Bunda. Kata Bunda biar gue bisa diawasin sama Opa." sambungnya.
"Yah, berarti kita bakalan pisah dong? Gue juga bakalan pindah ke sekolah yang gue gak tau itu dimana" ucal Gaby (Gabriella) dengan nada sedih.
"Iya juga sih. Gue juga bakalan dipindahin sama Papa ke sekolah yang aturannya lebih ketat." timpal Kania dengan wajah sedihnya.
"Kok kita bisa samaan sih? Jangan - jangan kita jodoh lagi!" teriak Valerie yang membuat para pengunjung kafe menatap mereka.
"Apa lo liat - liat!" bentak Valerie pada seluruh pengunjung kafe yang menatap ke arah mereka. Tak lupa ia juga memasang wajah datar andalannya dan tatapan dinginnya yang khas.
Pengunjung kafe yang tadinya menatap ke arah Valerie dan kedua sahabatnya melanjutkan kembali makan siang mereka setelah dibentak dan ditatap dengan tatapan datar oleh Valerie tadi.
"Ih, mending gue dijodohin sama Dino si nerd dari pada dijodohin sama spesies macem lo" ucap Kania jijik sambil mengipaskan tangannya ke arah pipinya sendiri.
"Gue juga mana mau dijodohin sama orang kek lo." timpal Gaby.
"Dasar lo curut.Lagian gue cuma bercanda kok" kesal Valerie sambil melempar tissue bekas ke arah kedua sahabatnya.
Setelah itu mereka mulai membicarakan hal yang tidak nyambung. Mulai dari membicarakan kucing sekolah yang tiba - tiba hamil hingga rambut guru fisika yang semakin hari semakin menipis.
"Guys,gue pulang dulu ya. Gue ditelpon sama Mama di suruh pulang." pamit Kania pada kedua sahabatnya.
"Gue juga pulang ya Val. Soalnya gue diajak ke acara ulang tahun anaknya Papa" pamit Gaby.
"Hemm. Gue juga bentar lagi mau pulang." ucap Valerie mengiyakan.
"Ya udah. Kita duluan kalo gitu. Bye!" pamit Kania dan Gaby kemudian mereka beranjak meninggalkan kafe tersebut.
Sepeninggal kedua sahabatnya Valerie memutuskan untuk diam dikafe tersebut. Ia memilih untuk menatap kendaraan yang berlalu lalang lewat jendela kafe. Ia masih termenung memikirkan ucapan kakaknya semalam. Kakaknya benar, mungkin Bundanya menyekolahkan dirinya di SMA BakSis agar ia bisa merubah diri dan kelakuannya.
Tak lama kemudian, Valerie memutuskan untuk pulang kerumahnya. Sebelumnya Valerie memesan taksi online lewat ponselnya. Dia duduk di kursi yang terletak di depan kafe tersebut sembari menunggu taksi yang dipesannya datang. Tak lama kemudian, taksi online yang dia pesan datang.Dia berjalan menghampiri taksi online yang tadi ia pesan kemudian masuk kedalam taksi. Sebelumnya ia memberi tahu alamat rumahnya terlebih dahulu.
"Perumahan Kenanga, Blok A nomor 18 ya pak" Valerie memberitahu sopir tersebut.
"Baik, mbak" jawab sopir tersebut.
Selama diperjalanan, Valerie hanya memandangi jalanan saja. Ia sesekali melihat ponselnya bila terdapat notifikasi chat dari sahabatnya. Tapi itu tak berlangsung lama karena Valerie menon-aktifkan ponselnya dan kembali menatap ke jalan raya.
Tiga puluh menit kemudian, barulah taksi yang ia tumpangi sampai di komplek perumahannya. Ia segera mengeluarkan selembar uang lima puluh ribu. Valerie kemudian menyerahkan uang tersebut pada sang sopir setelah ia sampai di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Girl
Teen FictionValerie Angelica Seorang bad girl yang memiliki masa lalu yang kelam. Menjadi sosok bad girl hanya untuk menutupi sisi rapuhnya sekaligus luka masa lalunya. Bersama ke dua sahabatnya, ia menjalani kehidupannya menjadi bad girl. Hingga ia bertemu den...