2

228 16 0
                                    

Budayakan vote sebelum membaca.

Happy Reading ☺
.
.
.
.
.
.
.
.

Valerie sekarang berada di depan sekolahnya. Dia memandang gedung sekolahnya dengan pandangan kagum. Dengan langkah berat, ia menuju ruang kepala sekolah untuk menemui Om Chandranya. Ia berjalan dikoridor dengan kepala tegak. Ia bahkan tidak peduli kalau ia sudah terlambat.

"Permisi, ruang Kepala Sekolah dimana ya?" tanya Valerie pada salah satu siswi yang sedang memunggunginya. Keliatannya ia datang terlambat.

"Gue juga gak tau. Gue anak baru disini.... Valey?" ucap siswi itu setelah ia membalikkan badannya.

"Siapa ya?" tanya Valerie. Ia merasa kenal dengan pemilik suara itu. Kok kayak suara Kania ya? Batinnya.

"Lo lupa sama gue? Baru juga kemarin kita ketemu. Gue Kania Anastasya sahabat lo" ucap siswi itu yang ternyata Kania sahabat Valerie. Valerie tidak mengenali Kania karena penampilannya tampak berbeda dari biasanya.

"What!? Kania!? Lo...lo kok bisa disini? Kok lo  bisa sekolah disini ? Lo juga gak bilang bilang sama gue" ucap Valerie terkejut.

Kania juga tak kalah terkejutnya dengan Valerie. Ia bahkan sampai menepuk pipiny sendiri untuk memastikan itu nyata dan bukan mimpi. "Ini beneran Valey kan? Lo beneran Valey sahabat gue kan?" tanya Kania pada Valerie.

"Iya ini gue." balas Valerie singkat. "Lo belum jawab pertanyaan gue tadi" sambungnya. Kali ini ia mengucapkan dengan nada datar, pertanda kalau dia sedang kesal. Sedangkan yang ditanya malah cengengesan.

"Gue juga awalnya gak tau. Gue baru tau tadi pas nyampe sekolah." jawab Kania sambil mengerucutkan bibirnya.

"Coba aja si curut satu sekolah sama kita, pasti kita bakalan bisa kayak dulu lagi." sambungnya dengan nada sedih.

"Iya juga sih. Tapi gapapa yang penting kita masih bisa ketemuan kalo diluar sekolah." Valerie menanggapi ucapan Kania dengan nada sedih juga.
"Mending kita ke ruang Kepala Sekolah dulu. Sekalian tanya Om Chandra ruang kelas kita." ucap Valerie. Ia kemudian berjalan meninggalkan Kania yang sedari tadi mengoceh tidak jelas.

"Ih! Val tungguin gue dong!" teriakan Kania menggema di koridor sekolah.

Valerie mengacuhkan teriakan Kania yang memekakan telinga. Ia berjalan menuju ruang Kepala Sekolah dengan santai. Valerie merasa asing dengan sekolah barunya itu. Walaupun ia cucu pemilik sekolah, ia tidak pernah mengunjungi sekolah milik Opanya itu.

Ia segera masuk ke ruang Kepala Sekolah. Sebelumnya, Valerie mengetuk pintu terlebih dahulu. Diruangan itu, ada seorang siswi yang sepertinya murid baru juga. Sama seperti dirinya dan Kania.

"Om, kelas aku dimana?" tanya Valerie tanpa berbasa - basi. Valerie merupakan tipikal orang yang tidak suka berbasa- basi, apalagi jika menyangkut hal - hal yang penting.

"Oh, Valey. Kelas kamu di Kelas XI IPA 2. Kamu bakalan sekelas sama Kania." jawab Om Chandra a.k.a Kepala Sekolah SMA BakSis setelah Kania masuk ke Ruang Kepala Sekolah.

Siswi yang sedari tadi duduk diam kini melihat ke arah Valerie dan Kania dengan pandangan terkejut setelah Chandra mengucapkan nama panggilan Valerie.

"Lah Gab, lo sekolah disini juga? Gue kira cuma gue sama Valey yang sekolah disini." ucap Kania terkejut. "Lo juga gak bilang - bilang ke kita kalo mau sekolah disini." sambungnya yang dibalas cengiran khas Gaby.

"Ye, si curut. Gue juga gak tau kalo gue bakalan sekolah disini. Eh, btw gue sekarang gak sekelas sama kalian berdua. Gue di IPA 3, kalian di IPA 2" ucap Gaby dengan kesal sambil mengerucutkan bibirnya.

The Bad GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang