Sepulang sekolah, Valerie memutuskan untuk langsung pulang kerumahnya. Dia beberapa kali mencoba menghubungi Keiro namun nomor Keiro sibuk. Valerie menghembuskan nafasnya dengan kasar. Ia berjalan gontai menuju halte bus dekat sekolah. Selang beberapa menit kemudian, Valerie mendengar nada dering dari ponselnya. Ternyata Keiro yang menelpon Valerie.
"Halo"
"Halo. Val kakak gak bisa jemput kamu. Kakak ada tugas kelompok dirumah temen kakak. Kamu mau gak pulangnya naik bus?"
"Emangnya kakak pulang jam berapa?"
"Kakak juga gak tau. Kira kira kakak baru pulang jam 8 malam"
"Ya udah deh. Valey naik bus aja pulangnya. Bye"
Valerie memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Jam sudah menunjukan pukul empat sore. Biasanya jarang ada bus yang lewat jika sudah jam empat. Valerie kemudian mencoba menghubungi Bundanya. Setelah terdengar nada sambung sebanyak empat kali, barulah panggilan Valerie diangkat oleh bundanya.
"Halo Valey, kenapa sayang?"
"Bun, bisa jemput Valey gak?"
"Emangnya kakak kamu kemana?"
"Kak Keiro ada kerja kolompok dirumah temannya, jadi dia gak bisa jemput."
"Yah, bunda lagi arisan dirumab tante Riani. Bunda gak bisa jemput kamu."
Tut
Setelah mengakhiri telepon dengan Bundanya, Valerie lagi lagi menghembuskan nafas berat. Dia memutuskan untuk menunggu bus datang walaupun sebenarnya dia tahu kalau kecil kemungkinan jika ada bus yang lewat. Lima belas menit menunggu, bus yang ditunggu Valerie tak kunjung sampai. Valerie akhirnya memilih untuk berjalan kaki menuju rumahnya.
TIN...TIN...TIN!
"Woy!"Baru ingin melangkahkan kakinya menjauh dari halte bus, seseorang berteriak memanggil Valerie dan membuatnya terpaksa menghentikan langkahnya.
Valerie yang merasa dipanggil langsung membalikan badanya. Seorang siswa laki - laki tengah duduk diatas motor sport memanggilnya. Valerie hanya berdecak kesal kemudian menghampiri laki - laki yang memanggilnya. Diwajah Valerie hanya ekspresi kesal dan marah yang terpampang jelas.
"Kenapa?" tanyanya dengan nada datar. Tak lupa tatapan dingin dan aura mengintimidasi andalannya juga ia keluarkan.
"Ikut gue" ucap pria itu singkat. Nadanya yang juga terdengar datar dan dingin bahkan bisa mengalahkan nada dingin dan datar milik Valerie.
"Kenapa gue harus ngikut sama lo? Emangnya lo siapa?" tanya Valerie. Dia memang tidak mengenal laki- laki dihadapannya ini.
"Lo gak usah banyak bicara. Gue anter lo pulang. Rumah lo dimana?" ucap laki-laki itu.
" Perumahan Permata blok A nomor 18.Ta..tapi kan..." belum sempat Valerie melanjutkan kalimatnya, tangannya sudah ditarik untuk naik ke motor milik laki-laki yang tidak dia ketahui namanya itu.
Valerie kemudian menaiki motor sport dihadapannya. Dalam hatinya Valerie menyumpah serapahi laki - laki yang berada didepannya. Selama perjalanan, Valerie mengerucutkan bibirnya dengan sebal sambil terus mengeluarkan sumpah serapah didalam hatinya. Kenal juga enggak, udah main ngajak pulang aja, batin Valerie.
Ditengah perjalanan, laki - laki itu bertanya pada Valerie. "Ngomong - ngomong, lo anak baru ya disekolah?" tanyanya.
Valerie sedikit memajukan tubuhnya agar dapat mendengar suara laki - laki dihadapannya. Jika tidak mendekatkan badannya, Valerie tidak akan mendengar ucapan laki - laki itu karena deru mesin motor yang keras.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bad Girl
Teen FictionValerie Angelica Seorang bad girl yang memiliki masa lalu yang kelam. Menjadi sosok bad girl hanya untuk menutupi sisi rapuhnya sekaligus luka masa lalunya. Bersama ke dua sahabatnya, ia menjalani kehidupannya menjadi bad girl. Hingga ia bertemu den...