Di sini author sedang belajar menulis. Jadi author akan sangat senang apabila ada yang memberi komentar, saran, atau bahkan vote. Hal-hal tersebut akan memotivasi author. Makasih ^^
Keenan POV
Pagi ini terasa hangat. Matahari tersenyum malu-malu, burung gereja bersiul saling menyahut.
06.00
Mungkin bagi sebagian murid ini masih terlalu pagi untuk tiba di sekolah. Bel masuk berbunyi pada pukul 6.30. Namun tak masalah. Bagi Keenan, ia lebih memilih menunggu selama 30 menit daripada terlambat dan dihukum.
Keenan meletakkan tasnya di bangku terdepan. Sebenarnya, ia bukanlah tipikal siswi teladan yang senang duduk di bangku terdepan. Hanya saja, kesepakatan untuk rolling tempat duduk-lah yang membuatnya duduk di barisan terdepan.
Duduk menunggu, ia mengeluarkan handphonenya, dan melihat kembali isi chatnya dengan seseorang.
18. 20
Gerald : woi cewek rambut merah.
Gerald : liat aja, lo bakal kalah besok.
Gerald : gue bakal buat lo traktir gue es krim.18.30
Keenan : cih. Apaan dah lu garem.Kosher. Kalau tidak salah, 'Kosher' adalah nama garam yang biasa digunakan pada acara memasak.
Keenan : jangan terlalu pede. Lo lupa, udah berapa kali lo kalah di Bahasa Inggris? 😏
Keenan : yg ada lo yg bakal traktir gue nonton.18.31
Gerald : don't call me like that dude.
Gerald : liat aja besok.Keenan tersenyum simpul. Pasalnya, ia tiba-tiba teringat wajah Gerald yang tidak ikhlas mentraktirnya es buah saat ia kalah di ulangan Bahasa Inggris yang telah lalu.
"Gue, Keenan Gruvendar menyatakan berjanji akan mengalahkan kapten basket sekolah yang juga merupakan ketua kelas di ulangan Bahasa Inggris kali ini." batin Keenan.
Ya, orang yang ditantangnya adalah kapten basket sekolah yang yang tengah menjabat sebagai ketua kelas. Gerald dikenal dengan shooting nya yang selalu tepat sasaran, menjadikannya sebagai pemain andalan sekolah. Tak hanya itu, kehebatannya yang lain adalah,
Ia sangat pintar.
"Heh napa dah lo senyum-senyum sendiri. Sinting ya? " ejek seorang laki-laki. Ia adalah Gerald.
"Enak aja! Gue gak sinting kali. Gue lagi mengkhayal kekalahan lo." Keenan berusaha mengintimidasi Gerald.
"Whoa. Berani juga ya lo. Tapi, gue tetep bakal menang lawan lo, Keenan Gruvendar. " Gerald memasang evil smirknya.
"Yang ada, gue yang bakal kalahin lo, Gerald Kosher." balas Keenan sengit.
"Hn. "
Gerald pun meletakkan tasnya di kursi sebelah Keenan, karena mereka memang duduk bersama, dan segera menyandarkan punggungnya pada kursi.
Tiba-tiba, laki-laki itu berdiri dan melangkah ke luar kelas.
Langkah laki-laki itu terhenti saat tangan Keenan menahan lengannya.
"Ge, mau ke mana? " tanya Keenan memandang Gerald.
"Kantin, mau sarapan. Kenapa?" Gerald menatap Keenan keheranan.
"Ikut, boleh? Gue juga belum sarapan."
Gerald POV
"Lo mau makan apa? Sini gue pesenin." ujarku pada Keenan.
![](https://img.wattpad.com/cover/112053401-288-k217895.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Too Late
Teen FictionYogyakarta, DIY. Ada pepatah yang berbunyi "Penyesalan memang selalu datang belakangan". Beberapa bulan kemarin ia menyukaiku. Bulan kemarin ia menyayangiku. Minggu lalu ia selalu setia menantiku. Kemarin lusa ia berusaha tetap setia menantiku...