[01] : Bertemu Denganmu

100 8 19
                                    

Pagi-pagi sekali, Clara sudah bersiap untuk pergi ke sekolah. Cewek itu langsung menuju meja makan untuk sarapan. Disana terlihat ayahnya sedang duduk sambil membaca koran langganannya.

"Kenapa kamu?" tanya ayah Clara penasaran melihat tingkah laku putrinya hari ini.

"Loh, emangnya aku kenapa?" tanya Clara balik.

"Tumben banget kamu berangkat sekolah pagi-pagi. Bangun tidur aja susah."

"Enak aja, gak gitu juga kali, Yah," sahutnya dengan wajah yang pura-pura cemberut.

"Halah! Ngaku aja deh kamu," ucap ayah Clara dengan santainya meledek putri kesayangannya itu.

"Ih, apaan sih."

Kali ini, pria paruh baya itu tertawa melihat ekspresi yang tertampang pada wajah putrinya. Dan Clara yang benar-benar kesal, langsung menggembungkan pipinya dengan dahi yang berkerut.

Melihat itu, pria itu mengelus puncak kepala anaknya dengan lembut, tapi tetap saja pria tua itu belum mampu meredam tawanya.

Tatapannya melembut tatkala melihat putrinya sudah tumbuh menjadi remaja yang cantik. Clara yang melihat tatapan ayahnya itu, langsung mengubah ekspresi wajahnya menjadi datar.

"Aku tau kok aku cantik. Makanya ayah ngeledekin mulu," kata gadis itu dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya.

"Anak ayah pede banget ya sekarang," balas pria paruh baya itu dan disusul oleh tawa putrinya itu.

Setiap hari, candaan ringan di pagi hari selalu menghiasi antara anak dan ayah itu. Pasti selalu diselingi oleh canda tawa. Entah siapa yang memulainya dahulu. Yang pasti, akan selalu menjadi rutinitas pagi mereka.

Setelah Clara menghabiskan sarapannya, Clara pamit pada ayahnya. Ia langsung bergegas mengambil sepedanya.

Cewek itu mengayuh sepedanya sambil menikmati segarnya udara di pagi hari. Kicauan burung-burung yang melayang meniti langit pun terdengar merdu di telinga Clara. Tatapan matanya memperhatikan sudut-sudut kota yang nampak dalam penglihatannya. Melihat berbagai manusia yang sedang sibuk melakukan aktivitasnya masing-masing.

Selain itu, angin yang berhembus juga menerpa wajahnya. Membuatnya kehilangan fokus, karena tiba-tiba cewek berambut panjang itu menabrak sebuah sepeda yang berada di depannya sehingga membuat kedua pengendara oleng dan jatuh.

"Aduh!" ringis cowok pemilik sepeda yang ditabrak oleh Clara, saat rasa perih mendera di tangan kanannya. Pantas saja, tangan kanannya berdarah karena tergores aspal. Si penabrak alias Clara juga terjatuh, langsung panik karena melihat orang yang ditabraknya terluka. Ia lalu menghampiri pemuda yang masih jatuh terduduk itu.

"Lo... gak apa-apa?" tanya si penabrak dengan ragu.

"Iya. Saking gak apa-apanya, tangan gue sampe berdarah," sindir cowok itu sambil menatap si penabrak dengan sebal. Padahal baru pagi hari, tapi gadis yang telah menabraknya ini membuat mood pemuda itu hancur seketika.

Si penabrak itu diam-diam merutuk dalam hati setelah mendengar jawaban cowok itu, 'Iya juga sih. Gue-nya aja yang bego. Udah tau tangannya berdarah, masih aja tanya dia baik-baik aja apa gak.'

Kemudian Clara menatapnya kembali. Matanya langsung tertuju ke arah tangan kanan pria itu.

"Maaf ya," ucap Clara.

Cowok yang ditabraknya semakin sebal mendengar hal itu.

"Terus?"

"Terus apa?" balas Clara dengan kening berkerut dan mata yang terfokus pada pria yang dihadapannya ini.

The Best of MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang