#02

342 32 4
                                    


Chanyeol menatapnya seperti ingin membunuh. Yixing balas menggeram, sosoknya merendah sama seperti lawannya, bersiap menyerang.

"Aku tidak mengenalmu," geram Chanyeol. "Kau bukan penduduk desa ini."

Yixing hanya menurunkan dagu. Memang bukan.

"Kucing itu sudah bilang padamu agar berhenti," si jaguar meraung rendah. "Kau tidak punya hak menungganginya seperti itu."

Chanyeol mendengus, lalu tertawa mengejek keras-keras.

"Aku dominannya di sini, dan dia submisif! Tidak peduli dia suka atau tidak, kalau aku bilang dia harus menungging dan menyerahkan lubangnya di bawahku, dia harus menurut!"

Sudut pelipis Yixing berkedut tidak suka.

Mungkin ini efek terlalu lama tinggal manusia, Yixing jadi tidak paham dengan orientasi seksual jenisnya sendiri. Ia tentu tahu soal dominan dan submisif—istilah umum yang merujuk pada posisi saat pembuahan dan aroma yang dilepas kelenjar, terlepas dari jenis kelamin hybrid itu sendiri. Tapi seumur-umur dia hidup di kota, Yixing tidak pernah bertemu hybrid lain, jadi dia tidak tahu bagaimana dinamika dominan dan submisif di alam liar.

Penciuman Chanyeol sendiri agak panas. Si jaguar dominan di depannya ini baunya beda dari hybrid-hybrid pada umumnya. Aromanya menyengat—bagi Chanyeol, karena mereka sama-sama dominan, jadi tidak pengaruh.

Seperti parfum, seperti kolon artifisial yang biasa dipakai manusia. Kalau hybrid-hybrid liar sepertinya baunya pasti cemara atau pinus atau madu. Tapi jaguar ini tidak.

Dan lagi, bukannya jaguar itu spesies kedua yang terancam punah setelah harimau putih? Tumben sekali ada satu yang nyasar ke teritori mereka.

Ototnya mengejang. Chanyeol memasang kuda-kuda, sebelum menyerang duluan dan menerjang Yixing ke tanah. Jaguar itu meraung, menahan tubuh Chanyeol dan membantingnya jauh-jauh.

Gawat kalau sampai tertiban. Chanyeol itu berat sekali!

"Pokoknya lepaskan dia!"

Kali ini Yixing yang menyerang, cakarnya keluar dan ia berusaha mencabik kulit pucat Chanyeol, tapi dihindari dengan lincahnya.

Dipikir-pikir Yixing tidak pernah berkelahi—tapi kenapa saat ini ia bisa tahu apa yang harus dilakukan?

Mungkin ini yang namanya insting.

"Kenapa? Supaya kau bisa kawin dengannya juga?" Chanyeol balik menantang, memiting Yixing dan menjatuhkannya ke tanah. Menggigit dalam-dalam lengan jaguar itu, menuntutnya agar mengalah.

Yixing melolong kesakitan, lalu sekuat tenaga menjejak perut Chanyeol sampai si harimau terjengkang ke belakang, kesakitan.

"Kau, jauh-jauh dari kucing itu! Dia tidak suka denganmu!"

"Mau dia kugenjot di tengah desa pun, tidak masalah! Dasar jaguar bajingan!"

Chanyeol datang, dan Yixing sudah bersiap untuk menguncinya di bawah, bergumul lagi dengan taring-taring yang saling menancap.

Tapi...

Tunggu, aroma kayu manis Baekhyun menghilang.

Ngomong-ngomong si kucing, mana dia?

Keduanya sadar di waktu bersamaan. Dua pasang mata langsung bergerilya mencari sosok kecil yang barusan jadi rebutan. Kelabu dan madu berusaha mencari, tapi—

—dimana-mana tidak ketemu.

"Sialan! Dia kabur!"

Chanyeol menjejak perut Yixing di atasnya sampai ia terhuyung, lalu bangkit dengan gerakan gesit dan melemparnya tatapan marah.

Nas Ne Dagoniat [Chanbaek • Xingbaek]Where stories live. Discover now