#05

477 35 17
                                    

"Nyaah, Yixing umurnya dua puluh empat?"

Tangan Yixing terampil dengan pisau yang ia pegang, memisahkan kulit rusa dari serat kenyal dagingnya. Kulit ini nanti akan dipakai untuk perabotan di pondok-pondok mereka, dan Yixing dituntut menguliti dengan sempurna. Padahal baru beberapa jam lalu Zitao membuatnya memegang pisau untuk pertama kali dan mengajarinya cara menguliti hewan buruan—tapi Yixing pembelajar yang cepat.

"Iya. Kalau Baekhyun berapa?"

"Baekkie delapan belas!" Kucing kecil itu sedang duduk di atas batang pohon yang sudah dikuliti, yang beralih fungsi jadi kursi panjang. Yixing hanya sesekali melirik ke arahnya, tapi dari nada suara si kucing yang ceria, mungkin ekornya sedang melambai-lambai gemas sekarang. "Berarti Yixing lebih tua, nyaah."

"Kamu delapan belas? Masih anak-anak, ya." Yixing menggoda.

Baekhyun cemberut. "Baekkie sudah besar, kok! Baekkie sudah birahi enam bulan lalu."

Oke—bagi Yixing sepertinya informasi itu terlalu banyak.

"Tetap saja masih anak-anak. Baekhyun lucu sekali, sih."

"Ma-masa?" Baekhyun tersipu. Malu-malu, pipinya jadi matang saat Yixing menoleh. "Terima kasih, nya..."

Si jaguar tersenyum. Menggunakan tangan kirinya yang bersih, tangannya terjulur untuk menggelitik bawah dagu Baekhyun. Seperti kucing betulan, si mungil mendengkur. Getarannya bahkan sampai ke tangan Yixing. Menjulurkan badan, kepalanya terdongak sedikit, meminta Yixing menggelitiknya lebih.

Yixing terkekeh dan mengusap pipi Baekhyun, sebelum kemudian kembali pada pekerjaannya. Sulit sebenarnya mengalihkan perhatian dari kucing manis yang penurut sekali ini, tapi kalau rusa ini tidak selesai dikuliti, Yifan bisa marah.

"Yixing hebat, nyaah. Bisa mengupas rusa."

Yixing tertawa. "Ini namanya dikuliti, Baekhyun."

Cring-cring-cring.

"Yixing tidak jijik sama darahnya? Kalau Baekkie sih jijik."

"Awalnya sih, tapi lama-lama biasa," Yixing membalik bangkai si rusa, mengangkat salah satu kakinya agar lebih mudah menjangkau bagian bawah perut. "Zitao yang mengajari."

"Nyaa," Lalu Baekhyun tiba-tiba jongkok di sampingnya. "Baekkie ingin coba."

Siapa yang tadi bilang jijik darah?

"Jangan," Yixing menatapnya lembut, memberi gestur pada batang kayu. "Baekhyun duduk dan lihat saja. Kasihan tangan Baekhyun. Nanti kotor. "

Baekhyun cemberut, menggelengkan kepala. Gawat kalau ngotot—Yixing harus segera mengalihkan perhatian si kecil sebelum nanti ia yang kena batunya dari Junmyeon.

Jadi Yixing buru-buru meraih tangan Baekhyun dan meremasnya, ibu jarinya mengelus lembut buku-buku jari Baekhyun.

Si kucing terkejut, matanya melebar seraya ia menatap Yixing.

"Tangan Baekhyun bagus, ya. Jarinya panjang-panjang."

Yixing bergumam, mengamati tangan Baekhyun. Ia tidak bohong, tangan Baekhyun feminin sekali soalnya.

"Ka-kalau jarinya panjang itu bagus?"

"Itu bagus. Kulitnya juga mulus," Yixing mengangkat tangannya, membawanya ke bawah hidungnya untuk mencium baunya. "Harumnya wangi. Telapak tangannya lembut sekali. Baekhyun tidak pernah cuci-cuci, ya?"

"B-Baekkie cuci, kok! Cuci baju!"

Yixing nyengir melihat Baekhyun cemberut. "Masa? Tapi kenapa lembut sekali tangannya?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 24, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Nas Ne Dagoniat [Chanbaek • Xingbaek]Where stories live. Discover now