02.Whalien 52

764 77 5
                                    

Setelah mendengar penuturan Jin, mereka seperti dikomando; bernostalgia tentang rumah lama mereka, dan secara serempak tersenyum.

"Sekarang giliran kau, Jim!" Jin berkata menoleh pada Jimin yang duduk di sisinya, membuyarkan tentang lamunan semua orang.

Jimin tampak berpikir seperti Jin, dia tidak langsung menjawab. Tetapi tersenyum, Jimin tersenyum getir membuat semua kening di sana mengkerut. Seperti; ada apa dengan senyum Jimin, Si ceria, si pekerja keras, si wajah imut. Dia Jimin, adik untuk ke empat kakaknya dan seorang kakak untuk kedua adiknya, dia Jimin yang selalu menempelkan kata 'maaf' di mulutnya.

"Mungkin saat masih trainee," katanya dan memberikan jeda atas ucapannya.

tidak ada yang bertanya. Mereka membiarkan Jimin bersuara lagi.

"Aku- bukanlah seseorang yang memiliki postur yang bagus, setiap orang memandangku berbeda waktu itu"

Hening, lagi-lagi mereka tetap membiarkannya bersuara.

"Aku berlatih lebih mulai saat itu. Aku... Sepertinya tidak ada yang menyukaiku. Sebelum kalian datang, dan si bodoh Taehyung menyapaku. Aku bahkan seperti; ikan paus yang kesepian"

Jimin terkekeh saat menyadari Taehyung mencebik tidak terima dikatai bodoh.

Jimin kembali mengingat saat itu, saat dia berlatih mati-matian untuk membekap mulut besar mereka.
.

.

.

"Kau berusaha terlalu keras, bodoh. Pulang lah, sepertinya kau harus makan lebih banyak lagi"

Kata salah seorang yang disambut gelak tawa beberapa orang lainnya.

Jimin sendirian, dan dia hanya menundukan kepalanya. Dia merasa menjadi orang aneh sekarang, seperti seekor paus yang kesepian. Dia tidak punya teman.

Sejenak. Jimin tak memperdulikan ejekan itu, tetapi dia berlatih lebih keras lagi. Dia berlatih untuk orang-orang itu.

Jimin berlatih hingga tengah malam, diet dan membentuk tubuhnya dengan baik, sampai pada suatu malam; seorang trainee memasuki ruang dance dan tersenyum kotak padanya.

Senyuman itu tampak....
Aneh!
Dan sedikit;
Bodoh!

Jimin berpikir seperti itu sebelumnya, sebelum orang itu tiba-tiba memperkenalkan diri yang spontan membuat Jimin menghentikan aktivitasnya.

"Hai.. Aku Taehyung, mungkin akan menjadi V" ucapnya memperkenalkan diri dan Jimin bingung 'apa yang dia maksud dengan; 'mungkin akan menjadi V?' tanya Jimin dalam hati. Tetapi tidak berani menyuarakannya. Jimin terlalu takut untuk itu.

"Ahaha.. Saat aku debut nanti, nama panghungku akan menjadi V" ucap Taehyung, seperti mengerti kebingungan Jimin.

"Siapa namamu?" Taehyung memandang penuh harap pada Jimin, dan mengulurkan tangannya. Mengajak berkenalan.

Dengan takut-takut, tangan berkeringat milik Jimin membalas uluran tangan Taehyung yang katanya akan menjadi V, itu.
"J.. Jimin" ucapnya tergagap.

Taehyung menampilkan wajah seperti; berpikir. Dia tidak tahu orang didepannya ini sedang gugup, atau malah takut. Takut disakiti.
"Ahh aku mengerti, namamu Jimin, bukan J.... Jimin, kan?" Taehyung bertanya polos, dan menjentikkan jarinya seolah berhasil mengerjakan soal mate-matika.

Jimin juga mengangguk polos.

Ya, mungkin mereka memang sepolos itu.

"Baiklah Jimin hyung- ah tidak. kita pasti seumuran. Jimin, ya itu lebih baik. Bisakah kau mengajarkanku bagaimana caranya menari? Aku sedikit buruk tentang itu"

Taehyung memang aneh dengan tingkahnya; meminta diajarkan menari saja, harus berkata berbelit-belit seperti itu.

Jimin mengangguk, dia juga terlalu takut menolak atau bahkan bersuara. Ah tidak juga sih, Jimin akan dengan senang hati membagi ilmunya.

"Bagus!!" pekik Taehyung namun Ia tetap di tempat, seperti tidak ada niat untuk memulai berlatih.

"Kau tidak ingin memulainya?" tanya Jimin, dia mulai berani bersuara.

"Kau bercanda?! Ini hampir tengah malam, ayo pergi ke mini market 24 jam di depan, aku akan traktir minum" dengan seenaknya Taehyung menarik jimin untuk mengikutinya.

"Ajari aku besok saja, oke. kenapa kau terus berlatih? Tapi tarianmu bagus dan, oh suaramu. Aku menyukainya, sungguh. Hmm kau mau membeli minum rasa apa? Aku menyukai rasa strawberry, rasanya lucu kan haha.... Ha" spontan Taehyung menghentikan tawanya. Dia sadar terlalu banyak mengoceh.

Sementara Jimin hanya diam, pasrah ditarik-tarik, Sambil mendengarkan ocehan Taehyung yang katanya akan menjadi V. Dia tidak tahu, bahkan ada seseorang yang mendengar suaranya selama ini.

"Maaf Jim, tapi kau harus mendengarkanku oke!?" tetap. Taehyung tetap memaksakan walau dia menyadari sudah lama mengoceh.

Dan Jimin tidak keberatan mendengarkan, dia mengangguk dengan senang hati.

.

.

.

"Dan, sejak saat itu Taehyung, yang katanya akan menjadi V selalu merecokiku. dan ketika menjelang debut, aku bertemu kalian. Kita debut atas nama Bangtan Sonyeondan" lanjut Jimin setelah selesai memutar kembali memorinya. Dia tersenyum dengan senang hati.

"Kau tidak sendirian hyung" ucap Jungkook memukul pelan bahu Jimin, hyungnya yang luarbiasa.

"Haha... Benar, kau tahu kan, ARMY?. mereka berteriak 'Jimin Oppa' 'Jimin Oppa'. Mereka dengan penuh semangat
meneriakkan namamu, memberi tahu bahwa; kau tidak sendirian. Kita tidak sendirian, dan kita saling memiliki" ucap Jin dengan bangga, disambut anggukan oleh yang lainnya, mereka menyetujui itu.

"Aku tahu hyung, Kita saling memiliki. Kita juga debut atas nama penggemar kita- ah bukan, mereka bagian dari Bangtan. Mereka; ARMY"

.

Iya, seperti itulah! Entah Dimanapun. bahkan disaat aku tidak melihatmu. Jangan hilangkan senyumanmu. Aku berharap kau tidak memakai topeng

▪⭐⭐⭐▪

Silahkan berkomentar😀

Big Love: Nana

TogetherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang