5

182 15 0
                                        

Seunghee sibuk memainkan ponselnya di ruang ganti. Ia hanya memainkan permainan favoritnya Zombie Tsunami sembari menunggu namja yang suka mengumbar janji. Seunghee sampai belum menghapus make up dan melepas gaunnya

"Anyeong.." sapa namja datang membawa bucket bunga mawar putih besar yang ia sembunyikan di balik punggungnya.

"Waah kau cantik sekali dengan gaun itu. Aku sempat pangling tadi." Ujarnya

Seunghee tidak memperdulikanya dan lebih memilih game nya.

Menyadari kalau Seunghee sedang bad mood. Namja itu mendekati Seunghee.

"Kau marah ya ?"

Seunghee diam tak menjawabnya.

"Maaf karena aku tidak bisa menemanimu tadi. Aku ada jadwal operasi mendadak. Kau tau aku tidak akan mungkin mengabaikan nyawa pasienku" namja itu menunduk bersalah seraya menyodorkan buket bunga mawarnya.

Sementara itu Seunghee masih diam. Dia benar benar badmood dan kesal.

"Seunghee-ya." panggil namja itu lagi. "Maaf"

Seunghee menaruh ponselnya di nakas sebelahnya kemudian menatap namja tinggi di depannya tajam.

"Kalau kau tidak bisa menepati janjimu sebaiknya kau tidak perlu mengucapkan janji itu. Setidaknya kalau memang tidak bisa kau kan bisa memberi kabar , apa sesulit itu." omel Seunghee.

"Iya maaf. Aku salah. Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku janji."

Seunghee berdecih. Lagi-lagi janji yang terucap di mulut namja itu, ia selalu saja mengumbar janji yang nyatanya sulit di tepatinya.

"Bagaimana agar aku bisa percaya pada janjimu. Kim Mingyu."

"Terima ini." Mingyu menyodorkan lagi buket bunga mawar yg ia bawa tadi.

"Ck. Aku tidak bisa di sogok dengan bunga." Seunghee pura-pura merajuk.

Mingyu mengambil benda kotak kecil berwarna hitam dari dalam saku jasnya.

"Sebenarnya aku akan mengatakan ini malam ini tapi karena kau memintaku untuk membuktikannya, akan ku buktikan sekarang." Mingyu mengatur nafasnya.

"Maaf karena aku pernah melupakan janjiku padamu dulu. Maaf pernah membuatmu terluka sendirian. Dan sekarang aku akan menepati janjiku yang pernah ku ucap kan padamu dulu. Will you marry me, Choi Seunghee. ?" ucap Mingyu seraya membuka kotak kecil yang dia bawa. Kotak kecil itu berisi cincin berlian mewah hasil kerja kerasnya selama ini sebagai dokter bedah di rumah sakit ternama di Seoul.

Air mata Seunghee lolos begitu saja dari pelupuk matanya. Bukan airmata kesedihan, melainkan kebahagiaan. Kata kata yang di tunggu tunggu Seunghee akhirnya keluar dari mulut Mingyu. Kali ini bukan latihan melamar gadis lain, namun ini benar benar untuk Seunghee. Mingyu menepati janji itu. Janji konyolnya itu.

#Flashback

Sudah 8 bulan lebih satu hari Tzuyu dan Mingyu menjalin hubungan. Hubungan mereka masih baik baik saja. Tak ada pertengkaran antara mereka.

Hanya saja semenjak kepindahan Seunghee ke Daegu Mingyu lebih sering melamun. Raganya selalu bersama Tzuyu namun pikirannya terbang jauh ke Daegu. Mingyu merasa ada potongan puzzel yang hilang dari hidupnya karena Seunghee tidak ada di sekitarnya.

Setiap Tzuyu dan Mingyu bertemu dan kencan, Mingyu hanya membahas Seunghee, bagaimana kabar Seunghee ? Kenapa tidak pernah memberi kabar ? Apa Seunghee masih mengingatnya ? Apakah Mingyu harus menyusul ke Daegu dan sebagainya. Semua tentang Seunghee

Awalnya Tzuyu biasa saja karena wajar saja kalau Mingyu sangat kehilangan Seunghee sahabat yang selalu bersamanya sejak kecil. Tzuyu juga merasa kehilangan juga. Bagi Tzuyu Seunghee adalah sahabat terbaiknya.

PROMISE || Kim Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang