2

309 18 0
                                        

Seunghee sedang menyiapkan beberapa cemilan dan minuman untuk dua makhluk yang sedang berkutat dengan stik game mereka di ruang tamu. Siapa lagi kalau bukan Sungcheol saudara Seunghee dan Hoshi teman sekaligus tetangga sebelah rumahnya. Selama ada mereka berdua di rumah, Seunghee akan menjelma menjadi seorang pelayan.

Seunghee hanya tinggal berdua dengan Seungcheol. Sementara kedua orang tua mereka tinggal di Daegu.

Seunghee membawa senampan penuh cemilan dan buah segar ke ruang keluarga.

"Yaaaa..itu bantal leherku Oppa, jangan di pakai." sungut Seunghee saat melihat bantal lehet kesayangannya berada di leher Seungcheol

"Aku hanya pinjam sebentar." Kata Seungcheol

"Aissh" Seunghee menarik paksa bantal lehernya dari leher Seungcheol.

"Yaaa" pekik Seungcheol.

"Aku kan sudah bilang berkali kali jangan pernah mengambil bantal leherku yang ini. Aku pernah membelikanmu yang baru. Tapi kenapa Oppa selalu mencuri yang ini dari kamarku eoh.?" omel Seunghee.

Memang bantal leher itu tak semahal emas atau mobil tapi gadis itu melarang keras Seungcheol mengambilnya dikarenakan bantal leher berwarna hitam itu harta berharga untuk Seunghee. Pasalnya bantal itu adalah pemberian dari seseorang yang spesial bagi Seunghee saat dulu mengalami cidera leher sewaktu berlatih Judo.

"Bantal ini sudah nyaman di leherku. Kau minta saja ke Mingyu yang baru. Itu untukku saja ya."

"Tidak mau. Kalau Oppa berani mengambil ini lagi, aku tidak segan-segan menendang pantatmu." ancam Seunghee.

"Hei jangan sombong, aku senior Judo di sini ? Kau berani melawan Oppamu eoh" Seungcheol melupakan stik gamenya kemudian mengepalkan kedua tangannya di udara.

"Ayoo siapa takut, setidaknya aku pernah juara nasional. Tidak seperti mu Oppa." Seunghee memasang kuda kudanya.

"Yaa cukup !!! . Lagi lagi ribut hanya karena bantal leher. Berikan padaku saja, biar kalian tidak bertengkar" Lerai Hoshi.

"Enak saja ini milikku" Seunghee mendekap bantal lehernya

Ting tong ting tong.

Mendengar bel pintu Seunghee segera berlari ke pintu depan untuk membukakan pintu.

Seunghee sempat tak berkedip dan tak bernafas beberapa detik melihat penampilan baru Mingyu malam ini. Rambutnya yang setiap harinya berantakan dan tidak pernah disisir kini di sisir rapi dan di beri warna.

 Rambutnya yang setiap harinya berantakan dan tidak pernah disisir kini di sisir rapi dan di beri warna

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kira kira seperti itu)

"Seunghee, kau baik baik saja ?" Mingyu melambaikan tangannya di depan wajah Seunghee.

"Eh. Eoh." lamunan Seunghee buyar. "Masuklah."

Seunghee menyuruh Mingyu agar lebih dulu naik ke balkon kamar Seunghee, tempat biasa mereka belajar. Sementara itu Seunghee mengambil minuman kaleng di kulkas serta cemilan yang tadi disediakan untuk Seungcheol dan Hoshi untuk di bawa ke balkon.

PROMISE || Kim Mingyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang