Puisi #19 // Ada Apa dengan Dia?

530 14 0
                                    

Aku ingin berlari untuk tak mengingatmu, tetapi bukan untuk melupakan selamanya
Aku ingin menyelam untuk menyelami lautan luas, tetapi bukan hanya untuk lautan luas juga untuk melupakan sedikit ingatan dalam memori
Aku ingin menambang di dalam tanah, bukan hanya untuk menemukan harta, tetapi untuk mengubur segelintir memori ini
Aku ingin kembali, bukan untuk mengulang semua, tetapi hanya untuk bernostalgia sedikit memori ini

Aku ingin semua itu dan aku inginkan dia, tetapi aku tahu itu hanya angan
Aku tak inginkan dia, lebih tepatnya aku ingin dia beri aku penjelasan, bukan diam membungkam
Aku akan pergi jika dia meminta, tapi satu yang aku minta, alasannya karena pergi tanpa alasan bukan hal yang mudah
Diminta pergi tanpa alasan lebih tepatnya, mungkin jika ditinggal tanpa alasan aku tak jarang, tapi diminta untuk pergi bukan hal yang mudah untukku karena dia orang ke dua yang meminta itu padaku
Aku tak ingin aku pergi, tapi jika itu yang terbaik akan aku lakukan untuknya

Ada apa dengan dia?
Ada apa denganku?
Kita bukan telah melekat lama, bahkan aku kira takkan pernah
Kita tak bersatu, hanya pernah bersama dalam waktu singkat, tapi yang singkat itu memberi ruang tersendiri
Tak habis pikir olehku bahwa aku akan sangat merasa kehilangannya

Andaikan dia berkata, andaikan dia bicara yang dia inginkan
Mungkin aku tak seperti ini, hampir terjaga setiap malam terakhir hanya karena berpikir hal yang tak bisa aku pikir
Puisi inipun mungkin tak dapat dia mengerti, puisi yang tak jelas ini dan ditulis oleh orang yang tak jelas
Andaikan dia tahu apa yang aku rasakan saat ini, bingung, lelah, buntu tanpa alasan dia membisu
Mungkin dia telah menyadari, tapi mengapa masih bungkam?

Aku tak tahu apa yang aku lakukan sampai dia membisu, apa sangat berakibat fatal?
Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan lagi karena dia tak merespons sedikitpun
Jika memang aku harus menjauh, katakanlah, jangan malah tanpa alasan yang aku tahu
Katakanlah walau sakit untukku, lebih baik sakit di awal daripada di akhir

Banyak yang membicarakan dia tak baik denganku
Banyak orang yang berkata kita takkan bersatu, memang aku akui kita tak bersatu
Semakin hari aku terkadang termakan omongan mereka, tetapi semakin hari juga aku merasakan dia yang berbeda
Lebih baik dan akupun mulai mengenalnya sedikit jauh
Dan kini, dia membisu tanpa sadar bahwa ada orang yang peduli dengannya
Aku punya pertanyaan, ada apa dengan dia? Aku menunggu walau tak tahu sampai detik kapan harus menunggu jawabannya

Tasikmalaya, 13 Juni 2017,
00.05.

Puisi dan KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang