Not First Love

238 13 0
                                    

part 5

Mobil Taehyung melaju di jalan malam Seoul yang masih lumayaan ramai. Di kursi penumpang sampingnya tengah duduk sang istri dengan mata yang memandang kosong jalanan. Setelah merencanakan pertemuan secepatnya dengan Raena dan meninggalkan Junsoo dan Taera bersama seorang pengasuh Taehyung dan Yunji pergi tanpa membuang waktu.

Tapi Taehyung merasa ada yang salah saat dirinya tau fakta bahwa hubungannya dengan Raena akan berakhir. Dia tidak tau apa ini rasa bersalah karena telah merubah gadis polos itu atau dia memang jatuh cinta dengan Raena?

Tiga puluh menit mereka sampai di rumah sederhana pinggrian Seoul. Tak berapa lama Raena keluar dengan senyum merekah dan segera meluntur saat tau Taehyung tidak datang sendiri.

Ketiganya duduk di ruang tamu Raena tanpa sofa. Mata gadis itu menatap sendu gelas yang berisi the hangatnya. Pembicaraan mereka sama sekali belum di mulai Yunji yang biasanya akan tegas sekarang menjadi wanita yang pendiam.

Netra ibu dua anak itu menatap sekeliling rumah. "Akhiri hubungan kalian sekarang." Ucapnya setelah menghela napas berat. "kau masih muda Girl, masih banyak pria baik-baik yang belum memiliki keluarga di luar sana."

Dengan segala emosi yang bercampur aduk Yunji berusaha menjadi dewasa dan tenang. Tak ada gunanya mengeluarkan kata-kata kasar dan emosi yang meledak-ledak. Selama masalah masih bisa di atasi dengan kepala dingin Yunji akan berusaha menahan amarahnya yang sebenarnya sudah sangat mendidih.

"Tapi aku sangat mencintai Taehyung Oppa. Aku sangat sangat mencintainya." Gadis itu berucap lirih sambil menatap Taehyung.

"Mencintainya? Apa kau, kalian, apa kalian tidak pernah berpikir apa yang kalian lakukan itu akan menyakiti banyak orang? Tae, tidak masalah jika kita berpisah nanti hanya aku yang tersakiti namun nanti ada Junsoo dan Taera, orang tua kita. Apa kalian tidak memikirkan kosekuensi hubungan kalian?-

Kalian bukan remaja labil lagi. Ku yakini kalian sudah dewasa dan dapat menimbang mana yang baik atau tidak." Yunji kembali menjadi wanita yang lemah. Hatinya kembali sangat sakit mendengar pernyataan gadis itu. Kemudian dia menangis kembali. Siapa wanita yang tidak akan menangis jika diperlakukan seperti itu bukan?

"Oppa katakana sesuatu. Hubungan kita bagaimana? Apa Oppa rela hubungan kita berakhir seperti ini?" Raena menguncang bahu Taehyung yang masih diam beribu bahasa. Taehyung masih sangat bingung dengan perasaannya, hatinya tidak merelakan kedua wanita itu pergi dari hidupnya. Katakanlah dia egois karena itu benar adanya.

Taehyung kemudian menatap Yunji melihat bagaimana luka yang dia goreskan dari mata wanita yang sudah lama berada disisinya itu. Kemudian menatap Raena yang memohon padanya untuk tidak meninggalkannya.

"Aku tidak tau. Aku menginginkan kalian berdua. Okey kalian bebas berpikir bahwa aku adalah pria terberengsek yang ada di dunia itu tidak masalah. Ku pertegas Yunji. Aku tidak bisa mengakhir hubungunku dengan Raena untuk sementara waktu. Maafkan aku." Dengan mudahnya Taehyung mengatakan itu sambil menatap Yunji yang tercengang dengan perkataan suaminya sendiri.

Pernyataan Taehyung barusan secara tidak langsung memilih Raena ketimbang keluarga kecilnya. Di sisi lain Raena tercengan dengan rasa bahagia yang memenuhi hatinya namun saat dia menoleh kearah Yunji rasa bersalah memenuhi hatinya.

"Ma-maksudmu, kau lebih memilih dia dari aku?" Suara bergetar yang menyayat hati begitu saja keluar dari Yunji sambil menunjuk Raena dan dirinya secara bergantian. Matanya sudah kabur terlindung air mata yang berlinang dengan deras.

"Bukan begitu sayang."

"Cukup!!! Jangan harap aku akan memaafkanmu Kim Taehyung setelah kau hancurkan aku seperti ini!!!" Yunji segera mengambil kunci mobil Taehyung dan segera pergi tanpa meilihat kedua orang yang menghancurkan hatinya itu.

Jalanan pinggir Seoul memang sangat sepi pada jam segini. Memang siapa yang ingin berkendara di jam 1 dini hari kecuali Yunji. Mobilnya melaju tanpa hambatan tak memikirkan apa yang akan terjadi jika dia terus menambah laju mobilnya. Tak ada yang dia pikirkan hanya berkendara selaju-lajunya.

Chitttt....

Bunyi aspal dan ban yang melaju namun dengan mendadak di rem terdengar nyaring di jalanan yang sepi. "Apa yang ku lakuakan. Bodoh, bodoh kau Lee Yunji ada Junsoo dan Taera bersamamu. " Yunji memukul kepalanya sendiri. "Bodoh kau Yunji." Kemudian dia menangis lagi mobilnya masih setia di tengah jalan.

Tak lama terdengar ketukan di kaca mobilnya dan suara sayup-sayup memanggilnya. "Nona? Nona? Kau tidak apa-apa? Nona?" Yunji menoleh lalu menurunkan kaca mobilnya. "Maaf. Dan aku tidak apa-apa. Terimakasi telah menegurku." Menunduk singkat kemudian pergi namun tidak pulang karena dia tak ingin anak-anaknya melihatnya dengan keadaan seperti itu.

Yunji sekarang memerlukan seseorang untuk tempatnya bercerita membagi masalahnya dan tujuannya sekarang adalah sahabat yang pasti akan menerimanya setiap saat siapa lagi kalau bukan orang tuanya.

Ting tong ting tong ting tong...

Dengan tidak sabar Yunji menekan tombol rumah orang tuanya. Meski menunggu agak lama namun terdengar langkah seseorang dan benar Ayahnya membuka rumah dengan segudang omelan yang akan keluar namun tersendat di kerongkongan saat melihat keadaan Yunji yang menyedihkan.

"Omo, apa yang terjadi sayang? Masuk kemari." Ayah Yunji kemudian membawa putrinya itu masuk. "Appa, aku harus bagaimana? Taehyung, taehyung, pria berengsek itu berselingkuh dan dia memilih selingkuhannya."

Dini hari yang di penuhi isak tangis dan amarah terjadi di rumah orang tua Yunji. Memikirkan nasip anak mereka benar-benar menyakitkan. "Kau wanita yang kuat sayang." Ibu Yunji menangkup wajah anaknya yang berderai airmata itu.

"Eomma yakin ada jalan yang terbaik bagi kalian tanpa melukai pihak manapun." Di kecupnya kening Yunji.

"Ceraikan dia!!! Berani sekali membuat putriku menangis. Kalau kutau dia akan seperti ini tidak akanku serahkan anakku padanya!!!" ucap ayah Yunji di penuhi emosi. "Sudahlah sayang, jangan membuat Yunji semakin meresa tersudut. Mari kita bicarakan masalah ini dengan keluarga Taehyung. Ini bukan masalah kalian berdua saja ini sudah menyangkut keluarga lainnya."

Pagi-pagi sekali aku sudah pergi meninggalkan rumah kedua orang tuanya dirasa dirinya sudah muali tenang. Sesampai di rumah anak-anaknya belum bangun dan dengan segera aku langsung membuat sarapan untuk mereka.

Taehyung sama seperti diriku tidak pulang satu malam namun bedanya aku pulang sebelum anak mereka bangun. Selama di rumah orang tuaku kami berdiskusi apa tindakan yang seharusnya dia lakukan. Dan hal yang kuinginkan sekarang adalah berpisah darinya.

Lebih baik aku segera berpisah segera dan memulai hidup baru bersama anak-anak. Walau aku harus menderita di awal perpisahan kami nanti akan kujalani dengan sepenuh hati.

Dan ku yakin berpisah darinya adalah jalan yang tepat.

TBC

To Be Happy -Kim TaehyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang