Chapter 0.6 - Bertemu

150 18 6
                                    

Satu per satu murid yang dipanggil namanya mulai maju kehadapan guru untuk mengambil tugas yang sudah dinilai.

Bu Tari, guru Fisika yang saat ini tengah berhenti memanggil nama murid selanjutnya. Ia memperhatikan buku tugas terakhir yang ada ditangannya saat ini, dengan kerutan tipis yang tercetak di dahi.

"Kevan,"

Sang pemilik nama pun menghampiri sang guru, untuk mengambil buku miliknya.

"Tumben nilai tugas kamu bagus, Kevan. Delapan. Siapa yang mengerjakan?"

Bu Tari menatap Kevan penuh curiga. Pasalnya seumur-umur baru kali ini tugas Fisika Kevan mencapai angka Delapan.

"Siapapun itu yang penting saya kumpul tugas,bu. Dan nilainya bagus,"

Kevan mengulurkan tangan, meminta agar bukunya dikembalikan. Sedangkan Bu Tari menghembuskan nafas sembari menggelengkan kepala dengan pelan. Sudah sangat malas rasanya untuk menasehati muridnya yang satu ini.
"Bagus. Tingkatkan lagi, Kevan."

Kegiatan itu tak luput dari pandangan Sandra.
Delapan? Sudah bagus? Memang biasanya Kevan dapet berapa? Ucap Sandra dalam hati yang sebenarnya sudah panik mendengar hasil tugas Kevan yang ia kerjakan,karena tidak mendapat nilai maksimal, sementara matanya terus memperhatikan Kevan yang berjalan kembali ke tempat duduknya.


"Sandra?"

Sang empunya nama menoleh, lalu menegakkan posisi duduknya.

"Tugas catatan kamu sudah selesai?"

Sandra tersenyum ragu seraya menggeleng.
"Maaf bu, belum selesai. Tinggal sedikit lagi."

"Yaudah, dipertemuan berikutnya kamu kumpulkan ke saya tanpa saya minta, ya?"

"Baik,bu."

Sandra kembali melirik Kevan yang berada di pojok kanan belakang, sedang memperhatikan hasil tugas yang baru saja dinilai.

Merasa ada yang mengawasi, Kevan pun menoleh, menatap Sandra dengan salah satu alis yang terangkat. Dengan cepat Sandra pun memutuskan pandangan tersebut.

"San, lo ya yang ngerjain tugas dia?" Tanya Fira curiga.

Sandra menggelengkan kepalanya tanpa menoleh ke arah Fira yang berada di samping kirinya. Ia terus saja berpura-pura sibuk dengan catatannya. Fira menyelidik, memperhatikan raut wajah Sandra yang terlihat sedang berbohong.

"Gak pinter bohong, lo."

"Dia maksa lo lagi,San?"

Sandra terdiam, tangannya yang semula bergerak menjadi berhenti. Sejenak ia menatap Kenya yang berada dihadapannya dengan posisi saling menatap, lalu mengalihkan tatapan ke segala arah untuk menghindari tatapan mengintimidasi dari Kenya.

Fira yang mendengar itu pun tak mengerti, meminta penjelasan kepada Sandra dan Kenya. Namun keduanya terdiam, terlihat seperti tak ada niat untuk menceritakan apapun pada Fira, hingga gadis itu merasa kesal.

"Kemarin Sandra balik bareng gua, karena Kevan ninggalin dia disekolah."

Fira menampilkan raut wajah terkejut setelah mendengar penjelasan Kenya.
"Kevan nyuruh Sandra buat iketin tali sepatunya, tapi gua cegah Sandra buat ngelakuin itu. Jadi Kevan marah terus pergi gitu aja," lanjut Kenya dengan tatapan tajam kearah Kevan diakhir kalimat.

Fira yang masih tidak menyangka hanya melongo dengan tatapan kosong
"Sodara tiri emang kejem gitu,ya? Gua kira disinetron doang yang gitu," Ucap Fira sembari menggelengkan kepalanya.

YOU AND I  [ON GOING REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang