¤¤¤¤¤
PADA suatu siang bolong, Roman sudah menclok di atas motor trailnya.Lihat ke kaca spion,merapihkan rambutnya yang kurang waras,keritingkaget.
Senyum-senyum.Sip.Meyakinkan.
Pria masa depan.
Motor pun meraung-raung dipacu meninggalkan sekolahan.Telinga para pendengar cukup bising dibuatnya.
Seorangpelajarputri,yangnamaya
Wulandari,cuma geleng-geleng kepala,sebab hampir kena serempet.
"Siapa sih anak belagu itu?"tanya wulandari kepada yasmine,temannya.
"Si Roman Picisan!Anak kelas dua IPS!"sahut yasmine.
"Koq dibilang Roman Picisan?"
"Nggak tau.Aku juga denger-denger aja."
"Barangkali bener,romannya memang picisan,nggak jutaan.
"Yasmine tersenyum.
"Eh,kamu naksir,ya?"
"Sama siapa?"
"Si Roman Picisan."
"Ngaco!"
"Koq nyelidik terus?"
"Habis aku jengkel! Kalau ketabrak motor brengseknya itu,aku kan bisa koit!"
Yasmine tertawa.
Roman bersiul-siul dalam kamarnya.Ia tinggal sendirian di rumah kontrakan.Kalau lagi pusing,Roman memang menunjukkan wajah riang.Sebaliknya kalau lagi senang,pasti wajahnya murung.
Jadi,sekarang Roman lagi susah!
Sudah dua hari,ia terserang penyakit"kanker",kantong kering.kiriman orang tuanya yang di seberang,telat sebulan.
Tiba-tiba terdengar pintu ada yang mengetuk.Bergegas Roman menghampiri.Begitu pintu di buka.
"Hai!"
"Kebetulan,"sahut Jeki,teman sekelas Roman.Tanpa dipersilahkan,Jeki masuk dan duduk di kursi.Kakinya bergoyang-goyang,seperti tauke lagi santai.
"Ada apa,Jek?"
"Aku jatuh cinta."
Roman tersenyum.
"Sama siapa?"
"Wulandari,kelas dua IPA,murid baru."
"Wulandari?Cantik nggak?"
"Justru karena cantik,aku jatuh cinta sama dia."
"Lantas?"
"Biasa.Tolong aku bikinkan surat cintanya."
"Sekarang tarifku naik,disesuaikan dengan dolar."
"Berapa?"
"Lima puluh ribu."
Jeki tertawa.
"Gila!"
"Lho,honor pengarang di majalah aja bisa lima ratus ribu!"
"Iya deh.Nggak apa,asal surat cintanya paten."
"Beres.pokoknya bayar sekarang,dan siiip."
"Bayarnya besok aja deh."
"Aku butuh duit.Biar aku bisa konsentrasi."
Jeki memang anak orang berduit.Maka dengan mudah,lima puluh ribu rupiah melayang ke tangan Roman.
"Trims!" Seru Roman,sambil mengecup uang itu.Jangan lupa vote yaa klik bintang atau beri suara okee
Biar tambah semangat ngetik nya vote yaa.mksi
Happy Reading😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Roman Picisan
Tienerfictie[Cerita Sudah Di Terbitkan] Roman Picisan Setiap kali bertemu pandang gemuruh bagai gelombang menghatam dukanya hati perasaan yang tersembunyi puisi adalah suara hati ungkapan tulus hatinurani puisi adalah irama kata Bait-bait pancaran...