2

52 4 1
                                    

Selamat berbuka...

***

Pagi ini aku harus rela berangkat naik angkutan umum karena Ayah harus pergi keluar kota pagi-pagi sekali. Sementara Ibu tidak bisa mengantar karena tidak bisa mengendarai motor maupun mobil katanya 'ah males, kamu tuh aturan yang belajar motor kek mobil kek biar gak dianter-anter terus'.

Padahal ibu tau sendiri bagaimana perjuangan ku kalau berangkat kesekolah naik angkutan umum. Harus berjalan lima ratus meter keluar komplek, belum lagi angkot yang lewat lama atau penuh seperti angkot yang sedang ia naiki saat ini.

"Ayo neng masih bisa. Lima tujuh itu ya bu, tolong di pangku anaknya si eneng mau naik."

Sebenarnya aku agak sangsi buat naik angkot ini, melihat ibu berjilbab itu terpaksa memangku anaknya, karena harus merelakan tempat duduk anaknya untuk ku. Alhasil aku hanya bia membalas nya dengan senyuman dan ucapan terima kasih. Untung si ibu itu baik, ia berkata "gapapa neng, bentar lagi  ibu turun"

Dan untungnya benar tak lama kemudian si ibu dan anaknya turun.

Sebenarnya ia bisa saja nebeng adiknya yang masih kelas tiga SMP naik motor, tapi ya namanya juga jaman globalisasi jamannya kubu negatif yang selalu menang. Dengan santainya Akmal bilang kalau dia mau jemput pacarnya biar berangkat sekolah bareng.

Bocah 15 tahun seperti dia saja sudah punya pacar kalau dihitung-hitung jumlah mantan dia lebih dari jumlah mantan ku.

Bayangkan dia kelas 6 SD saja sudah punya mantan dua, kelas 7 dua kelas 8 dua dan yang paling awet ya yang sekarang, sudah 6 bulan. Ibu bilang tidak melarang anaknya untuk berpacaran asal tidak dijadikan prioritas utama menggantikan agama, keluarga, dan pendidikan. Ya hitung-hitung buat penghilang rasa penat sehari-hari lah. Ibu ku memang yang terbaik!

Saat turun dari angkot aku langsung berlari memasuki pagar yang tersisa celah kecil untuk masuk. Masih beruntung pagar itu belum di tutup seluruhnya dan guru piket belum turun. Di depan ku lihat Nurul tengah berjalan, lantas aku menyusulnya.

"Telat May?" Tanya temannya yang berambut ikal, namanya Nurul

"As you can see, tadi angkotnya lama" Nurul tertawa, hah padahal dia sendiri juga ratu nya telat.

Saat ditangga, Nurul berbicara lagi pada ku "Eh, tadi lo liat gak ada anak cowok di depan ruang TU?"

Di ruang TU? aku saja melihatnya ke arah mana, dia nanyanya kemana. Pandangan ku saat itu hanyalah ke ruang 207, ruang kelas XII IPA 3. Siapa tau si ganteng lagi bertengger di balkon.

Burung kali bertengger.

Mau tau siapa si ganteng yang aku bilang? Dia Romidas Dozen teman ku dari kelas sepuluh. Kami sekelas sewaktu tingkat awal lalu berpisah di kelas sebelas dan dua belas ini. Romi itu anaknya manis, baik, dan pandai berorganisasi. Terbukti sekarang ia menjabat sebagai sekertaris OSIS.

Cewek mana yang tidak ingin di jadikan pacar olehnya, bahkan teman-teman ku sendiri saja iri aku bisa dekat dengannya.

"Maysa!" Nah panjang umur.

"Cie May, pagi-pagi udah di panggil kaka ganteng"

Ku kira si ganteng- eh Romi sudah sampai di sekolah, ternyata dia telat juga. Ugh namanya jodoh ya mau di gimanain lagi.

Hehehe

"Lo kok baru dateng Rom?" Aduh dia ganteng banget pagi ini, rambutnya terlihat bersinar dan tersisir rapi, atribut sekolahnya lengkap dan tambahan jaket yang tersampir di bahu kirinya.

"Iya, tadi nganterin kakak gue dulu ke terminal busway"

"Lho, dia gak bawa mobil?"

Setau ku Romi itu termasuk anak yang cukup berada. Jadi, ya gak heran kalau setiap anak di keluarga dia punya mobil. Kecuali Romi, dia baru bisa dapet mobilnya kalau sudah lulus SMA. "Kemaren dia nabrak pager rumah"

Nurul di sebelah ku langsung tertawa riang, sementara aku masih bisa menahannya walaupun ingin ikut tertawa juga. Ku lihat Romi hanya bisa meringis sambil menggaruk tengkuknya.

Unch lucu banget sih.

"Jadi lo nanti juga jemput kakak lo lagi?" ceplos ku.

"Ehm, takut banget gak dianter pulang sih mba" Sahut Nurul.

Sialan Nurul, tau saja isi hati ku. Aku memang sering pulang bareng dengan Romi tapi sumpah 90% diantaranya adalah dia yang mengajak dan aku menjadi pihak yang menerima.

"Enggak kok, kita bisa pulang bareng"

Uhuk rejeki anak soleh.

Setelah itu Romi pamit duluan karena ia harus ke ruang OSIS terlebih dahulu, sementara aku dan Nurul lanjut menuju kelas. Keriuhan kelas menyambutku dan Nurul, dia menuju mejanya dan aku menujh mejaku.

Dita sudah duduk manis sambil membaca sebuah novel. Hm sepertinya aku tau sumbernya dari mana. "Woy belajar, Novel mulu"

"Alah, lo liat gue baca apaan paling juga ntar pengen" nyinyir nya pada ku.

"Emang itu novel apa?"

Jujur aku sedikit penasaran novel apa yang sedang ia baca, karena biasanya kita satu selera kalau masalah novel.

"Novel barunya Jenny Han"

WHAT.

Aku refleks meringsek mendekati Dita, sementara dia bangkit dan menjauh. Syalan. Aku kan juga pengen baca, Mama belun memberi UJ tambahan jadi belum bisa belanja-belanja. Kalau kalian ingin tau UJ itu singkatan dari Uang Jajan.

"Dita liat Dit!"

Gara-gara dia pagi-pagi gini aku harus lari-lari cuma buat novel. Huh dari pada ngejar dia lebih baik aku dekati yang punya saja.

"Zahra itu novel Jenny Han punya kamu kan?"

"Iya"

"Pinjam ya"

Saat ini aku sedang membuat raut wajah memelas. "Yaudah antri sama yang lain"

Lalu Dita memeletkan lidahnya pada ku.

Super duper sial.

***

Jangan lupa Vote Comment Share.

INI BUKAN COPAST ATAU PLAGIAT INI EMG BENERAN DARI AKUN GUE YG LUPA SANDINYA.

Thanks.

Bad School BoyWhere stories live. Discover now