Delvin Will
Saat ini Delvin telah sampai di kelasnya, kelas barunya XI IPS 2. Setelah sedikit perbimcangan dengan Pak Aceng yang membuatnya tengsin tujuh keliling. Gaya sudah seperti Bad Boy tapi diledekin telat masuk TK.
Ibu guru cantik berhijab ini memperkenalkannya kepada teman-teman dikelas ini, lalu ia dipersilahkan duduk. Disebelahnya ada anak laki-laki yang sedang serius menekuni buku tulisnya.
"Yaudah itu buat PR ya, Assalamualaikum" bu Nurma-- ibu guru yang memakai jilbab itu pun pergi meninggalkan kelas.
"Gue Firman" Delvin menoleh ke sebelahnya, terlihat tangan laki-laki itu terulur padanya.
"Delvin"
Bisa dilihat menurut pandangan Delvin penampilan Firman ini lebih stylish dibanding anak laki-laki lain di kelasnya. Rambutnya tertata dengan potongan masa kini, celananya lumayan kecil dan dia bisa melihat kaus putih dari sela-sela kancing bagian kerahnya yang tidak dikaitkan.
Delvin pun mulai berbincang-bincang dengan Firman tentang banyak hal seperti bagaimana keadaan sekolah ini, eksktrakulikuler apa saja yang ada, sampai game online yang sedang digandrungi para remaja. Sedang asik mengobrol, perhatian Delvin teralihkan oleh suara ribut dari barisan perempuan.
Lalu muncul lah sesosok anak perempuan berjalan kearahnya. Penampilannya layaknya anak hits kekinian baju seukuran seragam anak SD dan rok yang tak sampai mata kaki, sempit lagi.
"Hai lo anak baru ya, kenalin gue Anya. Lo?"
Delvin menaikkan sebelah alisnya menatap Anya dari ujung kaki sampai ujung rambut, tangannya terlipat di dada. Delvin mendengus, ia sudah sering mendapat salam perkenalan seperti ini.
Delvin mengacuhkannya dan lebih memilih fokus pada telepon genggamnya. Sementara di depannya Anya sudah meradang karena kelakuan Delvin. Di lain sisi Firman pihak yang tidak terlibat hanya bisa meringis sambil curi-curi pandang sedikit.
"Heh! gue nanya doang kali, jawab kek. Buka mulut doang susah amat." Macan betinanya keluar.
Firman yang berada di sampingnya menyenggol lengan Delvin, memberi isyarat agar menuruti apa kata 'si nyonya' kelas XI IPS 2. Delvin pun hanya bisa mendengus.
"Delvin" dengan tak sampai hati ia menjawab.
"Lo kalo mau di anggep di kelas ini, gak usah sok cool" Lalu Anya pergi keluar kelas.
Di tempatnya Delvin terpana baru kali ini ia melihat perempuan yang depannya manis tapi kalau sudah senggol sedikit kucing yang lucu bisa berubah menjadi singa betina yang kelaparan.
"Muka lo gak usah shock gitu bro, dia emang gitu orangnya. Udah ayo ke kantin"
Di tengah perjalanan ke kantin Delvin seperti melihat sekilas sosok yang dikenalnya. Perawakannya sama seperti dua tahun yang lalu namun hanya tubuhnya saja yang bertambah tinggi. Namun karena hanya melihatnya sekilas akhirnya Delvin tak ambil pusing akan hal itu.
"Jadi lo mau ikut ekskul apa nih sob, kalo kita saranin sih ikut aja basket biar bareng. Ya nggak?" ucap Rekassa.
Oh iya saat ini di perjalanan menuju kantin Delvin tidak hanya berdua dengan Firman, ternyata anak itu memiliki banyak teman. Yah kalau bisa di bilang sih yang pasukan terdepan angkatan ya mereka-mereka ini. Beruntung Delvin bisa bergabung bersama mereka, bukan dengan kumpulan anak cupu dan kutu buku.
Teman Firman yang ikut bergabung saat ini ada Rekassa, Bian, dan Sakta dan sekarang ditambah Delvin. Cocok.
"Gue males bro kalo urusan olahraga. Capek"
"Terus apa dong?"
Delvin nampak berpikir sejenak. "Fotografi atau sinematography gak ada gitu?"
Firman dan kawan-kawan saling tatap, memberi pesan tak tersirat. Masalahnya rata-rata dari mereka ekskul nya itu di bidang olahraga. Paling mentok ya Sakta yang ikut band.
"Lo yakin mau ikut ekskul itu?" Firman bertanya.
"Iya padahal kata Rekassa itu ekskul buat anak-anak cemen"ceplos Bian.
Tak lama sebuah dampratan mendarat di kepala Bian yang agak lemot. "Diem bego!"
Delvin hanya bisa tersenyum, dalam hati ia juga ingin mengikuti ekskul yang banyak anak laki-laki ikuti itu. Tapi mau bagaimana lagi, Delvin tidak mau memaksakan keadaan.
Masih bagus di sekolah yang baru ini ia mempunyai niatan untuk ikut kegiatan eksteakulikuler. Di sekolah yang sebelumnya boro-boro yang diminati, yang wajib seperti pramuka saja ia tidak pernah mengikutinya. Anak brandal sejati kan?
"Ya pengen coba aja, kalo gak cocok kan tinggal keluar. Gak usah di bikin susah lah." Firman CS pun saling pandang dan tertawa bersama.
"Tapi hati-hati loh ketuanya galak" peringat Sakta.
"Tapi cantik" celetuk Bian.
"BIAN!!!"
*
"YAHHH"
Pandangan Delvin teralihkan sesaat setelah sampai di kantin. Ia melihat siluet perempuan yang sedang menjadi perhatian para penghuni kantin. Terlihat di genggamannya ada sebuah mangkuk yang bisa di tebak itu mangkuk untuk bakso.
Siswi itu masih setia di tempatnya sambil meratapi lantai yang terdapat tumpahan kuah bakso miliknya. Kepalanya menoleh dan tangannya menarik kerah seragam seorang siswa. "Minta maaf kek gitu, jangan cuma diliatin doang emang gue akuarium"
Delvin menahan tawanya saat ini. Kalimat yang keluar dari bibir gadis itu sangat spontan dan memancing tawa siapa saja orang yang mendengarnya.
Siswa laki-laki itu pun meminta maaf dan langsung lari menjauh. Sementara siswi itu juga pergi dengan menghentakkan kakinya, nampaknya nafsu makannya sudah hilang.
Tapi ada satu hal yang mengganjal pikirannya sedari tadi. Penampilan gadis itu mirip dengan gadis yang tadi pagi. Atah itu memang dia?
"Tuhkan bener galak" ucap Sakta.
"Nah itu dia ketua ekskul fotografi & sinematography"
Delvin hanya ber-oh ria. "Siapa namanya?"
"Maysa Tsauroh kelas XII Ipa 1"
Jadi benar kan dia cewek yang tadi pagi? Lumayanlah ikut ekskulnya, siapa tau bisa nyoba kenalan ntar.
Apa sih yang gak mungkin buat Delvin, kakak kelas aja sampe mau di gebet juga.
***
HAI IM BACK!!!
Minal Aidzin Wal Faidzin semua mohon maaf lahir batin.
Kalau ada typo ya dimaafin aja namanya juga lagi lebaran hehe.
Jangan lupa THR nya, EH VOTE COMMENT SHARE NYA AJA DWEH.
MAKASIH LHO ;) :)
P.S: gue ultah gaiz.

YOU ARE READING
Bad School Boy
Novela JuvenilINI NEW VERSION DARI CERITA BAD SCHOOL BOY DI AKUN @azkaaulia. YANG DISANA GAK DILANJUTIN KARENA LUPA PASSWORD AKUN, JADI BISA BACA DISINI UNTUK KELANJUTANNYA. TERIMA KASIH. Berawal dari satu kejadian 'menakjubkan' yang di buat oleh Delvin agar ia b...