Sarah

178 13 11
                                    

"Lebih dalam lagi, Sarah... Lebih dalam lagi..."

Bisik wanita itu lirih sambil memohon kepada Sarah. Aroma anyir darah mulai menyengat memenuhi udara di dalam ruangan. Perlahan dan dengan sangat hati-hati, Sarah kembali membuat sayatan ditempat yang sama pada pipi wanita itu. Darah bercipratan-mengalir membasahi wajah wanita itu dan menodai kedua tangan Sarah.

"Itu hanya goresan kecil Sarah. Apa yang kau lakukan? Aku ingin yang lebih dalam lagi, Sarah!"

Wanita itu mulai mengeluh kepada Sarah. Dari matanya masih nampak ada rasa ketidakpuasan. Sarah memegang cutter dikedua tangannya kali ini dengan lebih mantap. Ia mengakui tangannya tadi memang sedikit lemas dan gemetar.

Sedikit lebih bertenaga, ia kembali membuat sayatan di pipi wanita itu.

Perlahan-lahan... dari atas kebawah.

Namun entah bagaimana wanita itu sama sekali tidak menjerit atau berteriak. Raut wajahnya hanya tampak meringis kesakitan sedikit saja saat Sarah kembali menyayat pipinya.

Tiba-tiba wanita itu tampak seperti habis kesabaran. ia menggenggam kedua tangan Sarah sambil berteriak kepada Sarah.

"AKU... INGIN... LEBIH... DALAM... LAGI SARAH!!! LEBIH DALAM LAGI!!! AKU INGIN TERLIHAT CANTIK!!!"

Sarah terkejut bukan kepalang. Ia secara reflek menjerit dan mulai menyayatkan cutter dengan sekuat tenaga di pipi wanita itu. Menyayatnya secara membabi buta. Menyayatnya lagi, lagi, dan lagi.

Sarah tidak perduli lagi jeritannya bercampur dengan suara kulit yang terkoyak. Sambil berteriak Sarah terus menyayat pipi wanita itu dalam-dalam. Cukup dalam sampai akhirnya Sarah dapat melihat tulang pipi wanita itu menyembul keluar. Irisan daging pipi yang hancur, bergelantungan di sepanjang luka pada pipi wanita itu. Darah bercipratan ke segala arah. Mengalir membasahi lantai dan menodai pakaian Sarah.

***

Sarah akhirnya berhenti setelah ia merasa kelelahan. Tangannya berlumuran darah dan masih belum berhenti gemetar. Dengan nafas yang masih tersengal-sengal, Sarah kembali memandang pantulan dirinya ke dalam cermin. Memandang wajah dihadapannya yang kini sudah hancur dan tidak berbentuk lagi.

Sarah akhirnya dapat tersenyum puas seraya berkata, "Nah, aku sudah terlihat cantik sekarang!"

PLOTTWISTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang