I Need You

137 8 0
                                    

CAST : Kim Jennie, Kim Hanbin, etc.
Don’t forget to vote and comment!
HAPPY READING!

============= ====================== ============== ==========

Langit sore sedang mendung. Sepertinya hujan akan turun malam nanti. Jennie sedang berada di sebuah cafe. Gadis tersebut melirik jam tangan yang bertengger manis di lengan kanannya. Sudah hampir sejam atau lebih tepatnya 50 menit ia menunggu kedatangan kekasihnya. Jennie menyesap cappuchino yang baru ia pesan tadi.

Seorang pria berjalan menghampiri Jennie di tempatnya ia duduk. ”maaf sayang. Aku sudah membuatmu menunggu.” Ujar pria itu sambil meletakkan tas kerjanya di meja. Jennie menoleh karena mengenal suara pria itu. Seperti dugaannya, pria itulah yang ia tunggu sedari tadi, Hanbin. “kenapa baru datang? Aku berkali-kali menelpon mu tapi tidak aktif.” Ujar Jennie. “benarkah? Aku sibuk sekali sepanjang hari ini. Kami baru selesai meeting membahas proyek pembangunan jembatan penyebrangan di sebuah desa. Handphone ku memang sengaja aku non-aktifkan. Maafkan aku, ya.” Jelas Hanbin pada kekasihnya itu. Jennie tersenyum memaklumi kondisi Hanbin. Mereka sedang mempersiapkan pernikahan mereka, namun Hanbin seolah tidak henti mengurus pekerjaannya. Tetapi Jennie bersyukur, Hanbin masih tetap membantunya dalam mempersiapkan pernikahan mereka meski sangat sibuk akan pekerjaannya itu.
”baiklah, tadi siang aku sudah bertemu lagi dengan pihak wedding organizer dan membicarakan soal undangan. Mereka memberi beberapa pilihan. Aku memilih ketiga ini karna cukup bagus menurutku. Tapi, inikan pernikahan kita berdua. Jadi aku ingin mendengar pendapat mu juga. Menurutmu, diantara ketiga undangan ini mana yang paling bagus?” jelas Jennie dan meminta pendapat Hanbin.
Hanbin melihat-lihat ketiga undangan yang sudah dipilih Jennie. Menurutnya ketiganya memang bagus. hanya saja ia tidak tahu mana yang paling bagus. “kurasa semuanya memang sangat bagus. aku terserah pada pilihan calon istriku ini saja. Kau pasti tau mana yang lebih bagus dan yang cocok dengan konsep pernikahan kita.” Ujar Hanbin setelah melihat ketiga undangan yang berbeda tersebut.

“Baiklah kalau begitu, aku yang akan memilih. Bagaimana kalau yang satu ini?” tanya Jennie sambil mengambil sebuah undangan yang berwarna white bone dengan perpaduan gold. “menurutku, yang ini sangat cocok dengan konsep pernikahan kita yang simple tapi elegan.” Balas Hanbin menyetujui pendapat Jennie. Jennie tersenyum senang karena Hanbin ternyata sependapat dengannya.
“lalu, bagaimana dengan..” ucapan Jennie terhenti saat Hanbin malah menerima sebuah panggilan yang ia terima di handphone nya. “hallo, iya bagaimana?” ujar Hanbin menerima telepon dari seseorang sambil berjalan meninggalkan Jennie. Ia mengakat tangannya pada Jennie sebagai tanda meminta izin dari Jennie untuk membiarkannya menerima telepon. Jennie hanya mengangguk. ‘selalu saja seperti ini. Dia selalu menerima panggilan saat kami baru saja bertemu.’ Batin Jennie sambil menyesap lagi cappuchino miliknya.

========== ================== ===================== ==============

Jennie akhirnya pulang sendirian. Ia tidak ditemani oleh Hanbin. Hanbin dihubungi oleh sekretarisnya dan diminta untuk kembali ke kantor karena ada urusan penting. Hujan yang turun dengan deras membuat Jennie harus menunggu di halte bus hingga hujan reda. Biasanya akan sulit menemukan bus disaat hujan seperti itu. Lama menunggu di halte, Jennie merasa gelisah. Tidak biasanya halte bus sepi. Ia menunggu bus hanya sendirian. ‘mungkin karena hujan, orang-orang lebih banyak berdiam diri di rumah. Apalagi ini malam minggu.’ Pikir Jennie.
Tiba-tiba, Jennie melihat seorang pria yang mengenakan jaket hitam tanpa melindungi dirinya dari hujan berdiri tidak jauh darinya di bawah atap halte. Jennie melirik was-was pada pria itu. Namun, pria itu justru melihat Jennie dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tiba-tiba saja, pria itu mendekati Jennie dan merebut tas tangan Jennie kemudian berlari menjauhinya. Jennie yang terkejut karena tas nya diambil, kemudian berlari mengejar sang pencopet. Pria itu berlari menuju lorong yang minim cahaya dan sampai di sebuah jalan buntu. Jennie berhasil mengejar pencopet itu. “hey, kembalikan tas ku!” teriak Jennie. Melihat Jennie yang hanya seorang wanita dan datang sendirian, pria itu tidak takut sama sekali. Pria itu berjalan mendekati Jennie karena ia tidakmungkin menembus tembok yang ada di belakangnya untuk kabur.
“lalu apa yang akan kau lakukan, gadis manis?” kata pria itu sambil tersenyum sinis. Jennie tanpa basa-basi langsung meninju perut pria itu yang membuat pria itu membungkuk karena kesakitan. Jennie juga langsung memukul tengkuk pria itu hingga ia terjatuh. Saat terjatuh, Jennie melihat kesempatan untuk bisa mengambil kembali tasnya. Namun, saat akan mengambil tas itu dari pencopet tadi, pencopet itu ternyata mengambil pisau lipat dari saku celananya dan melukai pergelangan tangan Jennie. “AHH!” Jennie kesakitan. Dilihatnya darah mengucur dari pergelangan tangannya. Sementara pencopet itu berhasil melarikan diri dengan membawa tas Jennie. Untungnya Jennie menyimpan handphone miliknya di saku kemejanya. Ia mengambil handphone itu dan mencoba menghubungi Hanbin. Namun handphone Hanbin lagi-lagi tidak aktif. Akibat darah yang terus mengalir, Jennie pun pingsan.

Blackpink FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang