3.Teman sebangku

69 5 3
                                    

Dengan rasa takut aku melewati lorong ini. lorong yang sudah berkali- kali aku lewati. Aku benci dengan kelas ku yang sekarang ini sudah kelas terakhir diujung lagi.

Sekarang aku duduk paling belakang lagi. Sudah lah buat apa di ratapi. Aku meletakkan tas dimeja. Duduk sendiri tanpa ada teman sebangku.

Bel sudah dari tadi berbunyi. Mungkin sudah masuk pikir ku. Kulihat inka sudah duduk disebelah orang.

Guru walikelasku masuk. Menjelaskan sedikit biografi tentangnya. Dan mengatur duduk didalam kelas ini.

Tunggu!

Duduk pasangan?

Yang benar saja.

"Baiklah ibu minta semuanya berdiri" ucap buk dian.

Aku mendengus kesal. Ayolah aku tidak tau siapapun dikelas ni.

"Devan" panggil buk dian.

Devan mentegakkan kepalanya menatap buk dian. "Iya bu"

"Kamu duduk disini bersama inka" ujar buk dian menunjuk bangku paling depan.

Devan yang terlihat kesal sama sepertiku. Tapi aku cuma bisa tertawa dari kejauhan ternyata inka dapat juga duduk disebelah sicuek itu.

"Putra kamu duduk dengan indri"

Sudah berapa banyak buk dian membacakan tempat duduk. Dan yang terakhir aku dan ilham. Jadi sekarang nasibku bertambah buruk duduk dengan pria kebanyakan modus ini?

Aku terlihat sebal. Sudahlah duduk terakhir ditambah duduk bersamanya.

"Sya jodoh gak kemana yaa" ujar ilham menatap ku.

"Apaansih" jawabku cuek.

"Yah jangan cuek gitu dong sya kasihan bang ilhamnya tu" ledek gio.

Aku menatap gio yang duduk didepanku. "Lihat aja tuh pasangan loo" ucapku melototinya.

"Pasangan gue cantik yakan sayang" gombal gio sambil meletakkan tangannya dipundak jihan.

Jihan yang memasang senyum palsunya sambil memegang tangan gio dan memukulnya abis-abisan. "Ampun" pintanya.

Aku hanya tertawa melihat tingkah mereka. Aku melirik ilham yang terlihat canggung dan diam membisu.
Aku tak peduli dan saatnya aku mengeluarkan buku dan siap mencatat mata pelajaran yang saat ini bu dian catat.

.

"Etdah sial banget gue nih gak dapat teman sebangku" ujar sesil yang terlihat kesal.

"Mending gue punya teman sebangku kaya ziana" ujar tiara.

Aku duduk mendengarkan mereka yang berkeluh kesah tentang teman sebangku. Sedangkan aku duduk sama situkang gombal yang mendadak diam didekatku.

"Eh sya lo dapat gak duduk sama cogan?" tanya sesil antusias.

"Dapat dong" ujar inka yang mulai mengeluarkan suara.

"Ihh apaan sih lo"ucapku dengan kesal.

"Ini siapa syaa?" ucap tiara sambil menjunjuk ke arah jihan.

"Ooo ini jihan, teman baru gua" ucapku memperkenalkan jihan pada mereka.

.

Devan and the geng mulai memasuki kantin. Selain berebut beli bakso mereka pasti akan membuat ulah yang semacam aneh.

"Van lo makan?" tanya gavin.

"Udah deh pesan 4 aja susah amat" ujar ilham.

Gio melihat keseluruh kantin. Terlihat disana beberapa cewek sedang tertawa riang. "Ham cewek lo disana tuh"

Mereka semua melihat kearah yang ditunjuk gio. "Iyatuh neng disya disana" ledek gavin.

"Udah ah ntar dia tambah marah sama siilham" ucap devan.

Ilham hanya terlihat diam tanpa bicara. "Gue males ah"

Tiba-tiba ada seseorang membawakan makanan dan duduk dihadapan ilham. "Nih buat kamu" ujar cewek itu sok manja.

Ilham menatap makanan itu berkali-kali dan cewek dihadapannya.

"Aduh bang ilham dapat sarapan nih" ledek gavin.

"Aku mau kamu makan yaa" kata gadis itu membukakan makanan.

"Wah enak tuh" ledek orangnya termasuk davin hingga mereka mentertawakan ilham.



Its LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang