Aku berlari mengejar teman sekelasku dulu. "Hai" sapaku.
Mereka berlima menatapku. "ada apa?" tanyaku heran karena mereka menatapku aneh.
Mereka tertawa. Aneh aku bertanya mereka tertawa. "Lo 11 berapa sya?" tanya kinan yang kini berhenti tertawa.
"11 i, kenapa kalian tertawa gitu?" tanyaku.
"Kami tertawa karena kami sekelas lagi" ucap bila
"Apa? Jadi gue aja dong yang pisah" ucapku dengan nada memelas.
Tiara menghampiriku menepuk pundakku. "Yang sabar yaa syaa mudah-mudahan lo ketemu jodoh di kelas 11.i .Tenang gue doain"
aku menatap sinis mereka semua."apaan sih lo semua"ucapku
Mereka semua mengaminkan dan tertawa. "Habis lo jomblo mulu" ledek bila.
Aku mendengus kesal. "Terserah lo semua"
.
.
Disisi lain diwaktu yang sama. 4 jenis cowok sedang berkumpul yang diketahui namanya. Gio, ilham, devan dan juga satulagi gavin.
Mereka semua sedang makan asik dikantin. "Mang tambah lagi dong baksonya." ujar gavin seperti otang kelaparan.
Sementara ilham dan juga gio sedang asik mengunyah makanan itu pun berhenti. "Bude es tehnya tambah dong" ujar ilham.
Gio malah ingin tambah lagi baksonya. "Mang gue juga tambah sama kaya gavin."
Sementara satu temannya yang terkenal diam dan tak peduli itu adalah devan. Dia asik mendengarkan lagu dengan earphone dan juga snack sebagai temannya.
"Eh devan gak makan bakso?" tanya mang joko. Mereka bertiga menatap devan yang asik sendiri.
"Mang kaya gak tau aja kan devan mana hobinya bergabung." ujar gavin
"Dan hobinya itu menyendiri" sela ilham.
"Dan gak suka keributan" tambah gio
"Dan gak suka pacaran yaa?" tanya mang joko.
Mereka semua tertawa sedangkan devan membalasnya dengan tatapan sinis. "Mang dan kalian itu kayak kodok yang satu bicara yang lain nyaut." marah devan dan menatap layar i-phonenya.
"Ya kami bercanda bro" ujar gavin.
"Santai aja kali" balas devan
Mereka hanya melanjutkan makannya.
.
Tiara, bila, kinan, sesil dan juga ziana menghampiri disya yang terlihat kesal sambil memainkan handphonenya.
Mereka mengecek nama dikaca jendela. "Disya lo sekelas ya sama 4 cogan itu?" tanya sesil histeris mengejar disya yang terlihat murung.
"Wah nyesel gue doain lo dapat jodoh taunya lo sekelas dengan cogan" ujar tiara menyesal.
"Yah kenapa gak kita aja kali kelas ini" ujar kinan mengedarkan pandangannya melihat pemandangan kelas.
"Gue bosan sendiri" ujar disya lemas dengan meletakkan kepalanya dimeja dan juga tangan sebagai tumpuannya.
"Bosan? Besok masa perkenalan lo gak bakal bosan lagi kan ada cogan" seru tiara."Gue pengen pindah" ujar disya
"Yaudah lo yang pindah biar gue yang disini" ucap sesil.
Mereka menatap sesil yang sepertinya bahagia. "Yah berarti kita gak sekolompok dong meledek disyanya" ucap ziana yang kini mulai mengeluarkan suaranya.
"Benertuh" tambah bila.
"Yaudah deh biar adil kita tinggalin aja di sini disya nya" ajak tiara disertai anggukan mereka.
"Dasar teman" teriak disya kesal. Namun mereka sudah terlebih dahulu meninggalkan disya.
Kumpulan 4 cogan itu memasuki kelas. "Yah gak nyangka gue bakal sekelas lagi sama kalian" ujar gavin dengan nada sedih.
Satu jitakan mengenai kepala gavin. "Apaan sih lo" ujar ilham.
"Iya tuh sok romantis lo" ejek gio.
"Udah biarin namanya juga baperan" ujar devan memasuki kelas.
"Stop deh" tahan gavin.
"Kenape lagi?" tanya ilham dan gio.
"Ada bidadari murung tuh" ujar gavin melirik kearah disya.
Disya yang diperhatiin jadi risih. Dia berjalan melangkahkan kakinya.
Saat lewat kearah ke4 cogan itu tangan disya ditahan oleh...
.
Wah siapa yang nahan tu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Its Love
Novela JuvenilSemenjak mendapatkan mu aku tidak pernah tertarik sama cowo lain. -disya aulia