Part 3

144K 8.3K 63
                                    

"Mbak Ajeng balik yuk," rengek Mira kepada Ajenh, ntahlah dia juga tak tahu Mira kesambet setan apa. Padahal sekarang masih kurang lima menit lagi jam pulang kantor.

"On time dong Mir," jawab Ajeng sambil tetap fokus dengan komputer di depan matanya.

"Oke, tapi aku nebeng pulang ya Mbak," Mira menggoyang-goyangkan tangan Ajeng yang sedang mengetik laporan keuangan bulan ini.

"Iya Mir iya," jawab Ajeng sedikit ketus sambil berhenti mengetik dan melihat ke arah Mira dengan pandangan kesal, sedangkan yang dilihat hanya cengar-cengir gak jelas.

"Mbak aku nginep di rumah Mbak ya?" pinta Mira dengan muka melasnya.

Ajeng yang shock langsung saja menjawab dengan lantang, "GAK!"

"Aku sendirian di rumah Mbak, aku takut nih. Boleh ya? Plisss," Mira kembali mengguncang-guncang bahu Ajeng dengan mukanya yang hampir menangis, Ajeng menghela napas keras dan memijit pelan kedua pelipisnya.

"Bentar aku harus minta izin orang yang punya rumah dulu," jawab Ajeng sekenanya, dia memang harus minta izin yang punya rumah tak lain adalah Zio.

"Beneran Mbak?" tanya Mira memastikan dengan muka girang luar biasa.

"Iya, sekarang kamu tunggu Mbak di lobi ntar Mbak nyusul," usir Ajeng pada Mira. Tanpa banyak penolakkan Mira langsung melesat keluar ruangan. Kemudian Ajeng mengeluarkan smartphone-nya dan mengetik pesan singkat untuk suaminya tercinta.

To: Suamiku

Mira mau nginap di rumah Mas, boleh gak? Kasian dia sendirian dirumah. Aku gak tega litanya, aku jamin Mira orang baik kok.

Setelah mengirim pesan singkat tersebut, Ajeng langsung membereskan semua barang-barang yang berserak di atas meja kerjanya.

"Ayo Mbak, buruan absen dulu!!" seru Mira begitu melihat Ajeng keluar dari dalam lift, dia hanya tersenyum geli melihat gadis berumur 20 tahun itu.

"Jadi gimana Mbak?" tanya Mira saat mereka berdua sedang berjalan menuju mobil Ajeng di parkiran kantor.

"Belum ada balasannya nih, kamu ikut Mbak aja dulu ke supermarket," balas Ajeng kepada Mira yang langsung mengangguk dengan semangatnya.

"Mbak mau belanja bulanan ya?" Mira bertanya saat Ajeng dan dirinya baru masuk ke dalam supermarket sambil mendorong troli.

"Iya, ayo kebagian buah-buahan dulu!" kata Ajeng dengan semangat, sedari tadi siang di kantor dia sudah membayangkan hijau segarnya buah kiwi pasti sangat lezat untuk penutup makan malam nanti. Tanpa sadar dia melajukan trolinya dengan sedikit cepat dan bersemangat hingga menimbulkan seruan tak terima dari Mira.

"Ya ampun Mbak jangan cepat-cepat gitu dong!"

Saat Ajeng dan Mira sedang sibuk memilih buah-buah kiwi yang terlihat sangat segar itu, smartphone milik Ajeng berbunyi menandakan satu pesan singkat diterima. "Bentar Mbak baca sms dulu," Ajeng menyerahkan troli kepada Mira yang ternyata juga sibuk memilih buah strawberry.

From: Suamiku

Boleh, tapi nanti dia harus mau jaga rahasia. Kalau enggak aku pecat dia!

Ajeng terkekeh kecil melihat balasan ancaman dari Zio tentang pertanyaannya tadi. "Mir kamu boleh nginep di rumah Mbak," beritahunya kepada Mira yang masih sibuk dengan buah berjerawat yang sangat menggoda. "Eits, tapi ada syaratnya," lanjut Ajeng begitu melihat Mira yang akan membuka mulutnya berteriak senang.

"Apa Mbak syaratnya? Jadi pembantu aku juga oke deh," katanya dengan nada yang tetap masih riang.

"Pembantu? Emang mau berapa lama nginepnya?" Ajeng bertanya karena sepertinya dia merasa akan ketiban sial.

Secret (Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang