Fix You - Part 6 - what the fuck are you doing!

48.7K 1.6K 25
                                    

Nia POV

Seminggu setelah lamaran yang gak jelas itu. Aku memberi tahu Mama kalau Trey melamarku dengan memberikan cincin yang tersemat pas dijari manis kanan ku. Tapi aku tak memberi tahu bagaimana cara Trey yang sangat tak biasa melamarku.

Mengingat itu. Aku kembali berfikir positif.

Hey bukankah lamaran yang romantis itu sudah terlalu mainstream?

Seharusnya aku senang. Karna Trey melamarku dengan cara yang berbeda. Meskipun tak ada yang mengharapkan lamaran seperti itu.

Aku tersenyum geli.

Aku juga memberi tahu Revi dan Anit sahabatku tentang lamaran sialan itu. Revi seperti kasian padaku. Tapi dia tetap menyemangatiku. Sedangkan Anit, kesal setengah mati dengan kelakuan Trey tapi lucunya, Anit selalu mendukung tiap langkahku.

Semenjak, lamaran itu juga. Mama Alicia -Mama Trey, karna Orang Tua Trey memaksaku memanggil mereka dengan sebutan Mama Papa- sering berkunjung kerumah, sekedar bertamu. Atau kadang Mama Alicia membawa resep baru entah itu makanan berat atau cake lalu Mama ku dan Mama Alicia akan ber-eksperimen bersama didapur.

Sedangkan Kerja sama Papa ku dan Papa Tamma makin terjaga. Perusahaan mereka makin maju. Ya semoga mereka selalu sukses.

Aku menoleh ke arah Bang Bimo dan Rikha. Mereka berdua sedang duduk didepan TV sambil bermain PS. Makin hari aku dan keluarga Trey makin dekat. Tapi tidak dengan aku dan Trey. Hm. Dia masih bersikap dingin.

Kulkas kalee.

Tanggal pernikahan kami pun sudah ditentukan. Tinggal menungguku lulus SMA. Kami langsung menikah.

Ohh mimpi ku dari umur 10 tahun akhirnya akan segera terwujud juga.

Tapi segala cara ku tempuh untuk mendapatkan hati Trey.

Jiah. Tempuh? Jalanan kali. Lebay dah ah!

Perhatian. Satu kata ampuh yang bisa meluluhkan perasaan seseorang. Tapi tidak berlaku untuk Trey.

Minggu kemaren saja, saat dia sedang berulang tahun. Aku berinisiatif membuat cake dan mengucapkannya pada tengah malam, dibantu dengan Mama Alicia.

Eh pas diucapin orangnya. Malah bangun sebentar. Melirik cake tersebut, meniupnya tanpa make a wish. Tanpa menyicipinya dan langsung berbaring kembali tertidur. Mama Alicia sempat marah. Tapi Trey bilang dia sedang sangat capek karna seharian bekerja. Dengan terpaksa Mama Alicia diam.

Dan dimalam yang sama, padahal itu sudah tengah malam. Mama Alicia menyuruh Trey mengantarku pulang. Tapi Trey menolak, alasannya dia sedang tidak enak badan. Padahal aku tahu. Dia cuma alasan.

Mama Alicia ingin mengantarku pulang tapi aku menolak, kan kasian Mama Alicia menyetir tengah malam. Para supir dirumahnya juga telah pulang. Mau nginap tapi esok hari aku harus sekolah dan tak punya baju ganti.

Terpaksa deh. Telpon Bang Bimo minta jemput. Akhirnya aku pulang dengan selamat.

Meskipun enggak dengan telingaku. Sepanjang jalan Bang Bimo ngomel mulu karna tidurnya diganggu.

Aku mulai tertawa sendiri mengingat kejadian itu.

Dan itu semua bukan alasan yang tepat untuk membuat aku menyerah.

"Dek! Senyam-senyum mulu. Ada yang nelpon tuh."

Entah titisan apa Bang Bimo. Dia selalu muncul didepanku tiba-tiba.

Bang Bimo yang sedang meneguk segelas air putih ditangan kanannya, menunjuk handphone ku yang bergetar diatas meja makan.

Gila. Kalau melamun gini nih jadinya. Untung gak sampai kesurupan.

Fix YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang