6. Prolog dan Epilog [A]

18.2K 178 4
                                    

Mentoring oleh SusanAnggraini0

Pengertian Prolog

Prolog yaitu pengantar naskah atau kadang sering disebut juga sebagai pendahuluan dalam cerita yang isinya satu atau beberapa pendapat pengarang mengenai cerita cerpen atau novel yang disajikan.

Prolog berperan penting dalam lakon sebuah cerita karena bertujuan untuk menarik minat pembaca untuk mengikuti lakon serta alur cerita yang ditulis oleh penulis atau author. Oleh sebab itulah prolog berisi synopsis lakon, perkenalan tokoh-tokoh dan pemerannya serta konflik-konflik yang ada di dalam sebuah drama atau tidak novel maupun cerita pendek.

Contoh Prolog 1 :
Dunia ini terasa berhenti, ketika Aku harus siap menerima kenyataan pahit, memiliki seorang Ayah dengan keadaan cacat. Ku ingin Ayah lebih sempurna, seseorang yang tak cacat, seperti Ayahnya semua orang. Seorang Ayah yang dapat mendengar harapanku dan kekhawatiranku. Di sini, di Rumah petakku, aku hanya tinggal berdua dengan Ayah, sesudah kematian Ibuku beberapa tahun yang lalu. Hanya Ayah satu-satunya keluarga yang aku miliki. Harapan yang mungkin tidak bisa aku harapkan.

Contoh prolog 2 :
Bagiku waktu selalu pagi. Diantara potongan dua puluh empat jam sehari, bagiku pagi adalah waktu yang paling indah. Ketika janji-janji baru muncul seiring embun menggelayut di ujung dedaunan. Ketika harapan-harapan baru merekah bersama kabut yang mengambang di persawahan hingga nun jauh di kaki pegunungan. Pagi berarti satu hari yang melelahkan telah terlampaui lagi. Pagi berarti satu malam dengan mimpi-mimpi yang menyesakkan terlewati lagi, malam-malam panjang, gerakan tubuh resah, kerinduan, dan helaan napas tertahan.

▪ Pengertian Epilog ▪

Salah satu istilah yang berkaitan dengan prolog yang harus ada dalam sebuah cerita yaitu epilog. Jika tadi kita telah mengetahui bahwa prolog adalah pendahuluan, maka epilog adalah kebalikannya. Epilog yaitu penutup atau akhir dari cerita yang telah di buat. Epilog kadang berisi tentang kesimpulan, amanat dari cerita atau pelajaran yang bisa diambil dari sebuah novel atau karangan tulis lainnya.

Fungsi utama dari epilog yaitu menyampaikan inti serta penjelasan-penjelasan mengenai suatu drama dan juga berisi kesimpulan atau komentar yang dari cerita yang telah disajikan.

Contoh epilog 1 :
Kematian Ayah yang begitu cepat membuatku sadar bahwa Ayah lah segalanya. Ayah lah satu-satunya lelaki yang bisa mengerti dan tidak akan pernah menyakitiku. Setelah kepergiannya beberapa tahun lalu, aku benar-benar merasakan kehilangan yang teramat dalam. Kini aku menjalani hidupku dengan kesendirian. Hari-hariku berbalut kesedihan dan luka mendalam. Tiada lagi sosok Ayah yang menemaniku, yang memanjakanku, dan yang selalu ada untukku. Aku yakin Tuhan akan menurunkan seorang malaikat yang akan menemani dan membuat tawa bahagia untuk hari esok dan seterusnya.

Contoh epilog 2 :
Malin kundang pun telah berubah menjadi batu, ketika ia meminta ampun kepada Ibunya karna kesalahannya yang tidak mengakui ibunya sendiri. Kapal, kru serta istrinya tenggelam ke dasar laut. Tidak ada yang bisa membantah ataupun menghalangi kemurkaan ibunya terhadapnya. Itulah hasil jika kita memberontak kepada orang tua kita terutama untuk ibu kita.

Membuat prolog adalah hal yang tidak mudah, dalam novel ataupun cerita pendek sendiri sebenarnya prolog tidak terlalu diagungkan, maksudnya suatu cerita bisa saja dibuat tanpa menggunakan prolog, asalkan si pembuat ceritanya bisa mengatur alur sedemikian rupa agar tidak keluar dri konflik ataupun kerangka ceita yang sudah direncanakan sebelumnya, supaya pembaca bisa mengerti alur cerita dari awal sampai akhir.

Sebenarnya, kunci utama dari membuat prolog adalah bagaimana menarik minat pembaca untuk membaca cerita kamu. Banyak hal yang harus dipikirkan dan bisa dipakai dalam prolog. Tanggung jawab penulis yang harus ditulis dalam prolog antara lain :

1. Memperkenalkan Protagonis, membuat pembaca menyukai dia.
2. Memperkenalkan setting secara simpel (Waktu dan tempat).
3. Menarik pembaca dan memberikan kunci-kunci menarik dari keseluruhan cerita.

Tapi sekali lagi Prolog bukanlah hal yang wajib. prolog itu adalah kesempatan untuk memulai ceritamu dua kali dari dua poin yang berbeda. terantung bagaimana kamu mengolahnya, bisa jadi jelek bisa jadi bagus.

Bagaimana kamu tahu kalau prologmu sukses?

Tanyakan pada dirimu tiga pertanyaan ini :
1. Perlukah kamu menulis prolog?
2. Apa yang dilakukan prologmu?
3. Apakah yang dilakukan prolog benar?

Tujuan Prolog sendiri ada tiga :
1. Membuat pembaca mengerti tentang apa sih ceritamu.
2. Membuat pembaca tertarik.
3. Membiasakan dirimu dengan gaya menulismu.

Hal-hal yang harus dihindari
Karena Prolog ini adalah pintu gerbang dalam sebuah buku, maka ada beberapa peraturan yang harus kamu hindari. Antara lain :
1. Prolog bukanlah Guide duniamu. Meski mereka menjelaskan bagaimana setting dan waktu novelmu secara general, Menjelaskan seperti apa dunia dan bagaimana dunia dan sihir di dalamnya bekerja bukanlah hal yang menarik untuk dibahas di prologmu.

2. Prolog juga bukan tempat narsis. Membuat karakter menarik bisa dilakukan dengan banyak cara, tapi memperkenalkan diri ala diary dan memberikan keterangan apa saja kerennya karakter utamamu akan membuat pembaca langsung bosan dan lebih buruk lagi, berhenti membaca bukumu.

3. Hindari penulisan plot poin terlalu banyak. Tulislah cukup hal penting di prolog untuk membuat pembaca tertarik, tetapi jangan terlalu banyak. Ada beberapa hal yang lebih baik diungkap pelan-pelan daripada dibuka di prolog.

Apa saja yang harus diperhatikan?
1. Ketahui jenis cerita yang membutuhkan prolog. Beberapa cerita memerlukan prolog, beberapa cerita tidak memerlukannya. Semuanya tergantung pada apakah yang ada dalam paragraf pertama. Kalau paragraf pertama kamu tulis langsung ke dalam cerita, maka sepertinya kamu tidak memerlukan prolog.

2. Pilih karakter yang ada dalam prolog. Tidak semua prolog menggunakan karakter utama sebagai fokusnya. Misalnya saja antagonis, orang tua karakter, teman atau bahkan karakter yang tidak berkaitan. Kadang prolog bahkan tidak memerlukan karakter. Dengan hanya memberikan sebuah adegan secara dramatis dari bencana yang membuat event dalam cerita yang nantinya membuat cerita berjalan sudah cukup menarik menurut saya.

3. Pikirkan bahasamu. Bukan bahasa apa yang kamu pakai, melainkan bagaimana narasi yang akan kamu pakai. Misal kamu menceritakan sebuah bencana beberapa tahun silam, maka kamu bisa menulis dengan gaya seperti buku sejarah. Kalau kamu menceritakan sebuah bencana kiamat yang terjadi karena zombie, maka menulis dalam bentuk Log juga cukup menarik.

4. Perhatikan panjang. Panjang prolog tidak harus satu lembar saja. Bisa jadi prolog mencapai sepuluh halaman atau bahkan cuma setengah halaman. Tak ada larangan untuk menulis prolog sepanjang mungkin.

5. Konsisten. Prolog biasanya hanya berfokus pada satu hal, kejadian atau scene. Jangan sampai di tengah prolog, tiba-tiba kamu mengubah Point of Viewmu.

Ruang BelajarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang