Waktu itu umur ku 6 tahun. Saat itu aku sedang menginap di tempat nenek ku untuk yang pertama kalinya selama 3 bulan. Di bulan ke 2 aku bertemu dengan seorang anak laki laki di bawah pohon beringin yang mana, saat itu tengah hujan deras di sertai petir.
Berawal dari diriku yang bosan berdiam diri di rumah karena tak ada satu pun teman yang bisa di ajak bermain.
"Bo~ san~"
Ucap ku dengan nada malas sambil terbaring di atas kasur.
Sesaat diriku menatap ke arah luar jendela kamar ku, kebetulan kamar ku berada di lantai dua yang membuat ku mampu melihat indahnya daerah sekitar. Saat itu diriku yang belum mengerti daerah sekitar rumah nenek ku memberanikan diri untuk keluar rumah tanpa sepengetahuan nenek ku.
Sampainya di halaman rumah dengan cepat ku berlari ke arah luar pagar melewati gerbang yang kebetulan tengah terbuka, untuk menghindari agar tidak ketahuan oleh siapapun. Setelah sampai di luar gerbang diriku pun merasa legah akhirnya rencanaku berhasil."Huft.. Legah.."
Ucapku yang sedikit kelelahan karena berlari. Awalnya sangat menyenangkan, aku melihat sebuah pertunjukan topeng monyet, melihat kolam ikan yang belum pernah ku lihat sebelumnya, sampai melihat sebuah kincir angin raksasa dari kedekatan yang selama ini hanya bisa ku lihat dari jendela kamar ku.
Semakin aku berjalan jauh, semakin banyak pula hal-hal menarik yang ku jumpai. Hingga suatu saat diriku yang menyadari akan langit yang mendung membut ku bergegas untuk kembali pulang."Yah mendung.."
Ucapku sambil melihat ke arah langit. Dengan cepat diriku pun berjalan kembali untuk pulang. Di tengah perjalanan akupun mulai merasa aneh kenapa diriku tidak kunjung sampai di rumah, padahal diriku sudah lama berjalan.
Melihat sekitar yang semakin gelap Karena mendung, akhirnya aku memutuskan untuk berteduh di bawah pohon beringin yang ada di dekat ku saat itu. Hujan pun turun semakin lama semakin lebat, di sertai suara petir yang terus menerus terdengar di telinga ku. Hal itu pun sontak membuat ku takut, yang bisa ku lakukan hanyalah berdiam diri di bawah pohon sambil menangis karena ketakutan. Hingga akhirnya aku melihat anak laki laki yang lewat dari arah depan ku sambil membawa daun pisang sebagai payungnya. Hal itu pula yang membuat tangisan ku berhenti sejenak. Di saat aku melihat ke arahnya tak sengaja diapun juga ikut menoleh ke arah ku. Entah apa yang ada di pikiranya, anak laki laki itu berjalan ke arah ku. Dengan penampilanya saat itu yang hanya menggunakan kaus pendek dan celana pendek selutut, membuat ku sedikit ketakutan bahkan menganggapnya hantu yang coba membunuhku.
"Hoi.. Bahaya di bawah pohon saat hujan tau, kau akan tertimpah pohon jika pohon itu tumbang!"
Suara yang ke dengaran datar itu. Seakan membuat ku semakin ketakutan, namun yang ku lakukan hanya berjongkok sambil menunduk ketakutan. Hantu yang ku anggap akan membunuhku itu malah memayungiku dengan daun pisang yang di bawanya.
Anak laki laki itu melindungi ku dari air yang menghujani ku."Jangan hujan-hujanan, nanti kau sakit, ayo pergi dari sini."
Ucap laki laki itu sambil memayungiku. Di sisi lain diriku hanya berdiam diri tanpa mendengarkan apa yang di ucapkanya. Melihat hal itu dia pun langsung menggapai tanganku dan menarik ku untuk berdiri. Sontak dirikupun kaget dan langsung berdiri.
"Ayo.."
Ucapnya sambil berjalan dengan tanganya yang menarik ku.
Di sepanjang jalan, kami tidak bicara apa pun, yang terdengar hanyalah suara rintikan hujan yang deras dan suara petir yang bersusulan. Hanya daun pisang yang di pegang laki laki itulah yang mampu melindungi kami dari hujan deras dan petir itu. Di sisi lain diriku tidak berani melihat wajah anak laki laki itu karena masih menganggapnya seorang hantu, yang mana wajah hantu menurutku sangatlah seram.
KAMU SEDANG MEMBACA
JANJI?
RomanceJanji yang di lupakan kini di tagih kembali. dan apa jadinya seorang adik menyukai kakaknya sendiri?