Penuh Dengan Emosi

78 6 0
                                    

"Reo! Masalah janji itu!"

Tanya ku dengan tiba tiba kepadanya.

"Oh.. Itu ya.. Kalau itu-"

"Janjinya, apa janjinya!?"

Tanyaku kembali sambil memotong perkataanya.

"Kau ingin tau ya? Baiklah..."

Mendengar ucapanya pun membuat ku tak sabar ingin mendengarnya.

"Janjinya adalah.."

(Flashback)

"..Kau harus berjanji! Janjinya adalah, kau harus menikah dengan ku jika sudah dewasa nanti!"

(End)

"Itulah janjinya."

Mendengar ucapan Reo sontak membuat ku sangat kaget, dan akupun kembali menidurkan kepala ku di atas meja. Aku tak Menyangka anak laki laki itu adalah Reo. Karena ucapanya itu pula membuat mulut ku tak mampu berkata apa pun.

Panas, tubuh ku terasa panas. Pipiku seakan memerah.
Apakah kejadian sebelas tahun yang lalu akan terjadi lagi? Baru saja dia mengatakan janji itu kepada ku, sudah membuat diriku merasa canggung di dekatnya. Walaupun selama ini memang begitu, tapi yang ini luar biasa, menatap wajahnya sajapun aku tak mampu. Ya, rasanya seperti sebelas tahun yang lalu.

(Skip)
Sfx: ding.. Dong..

Bell istirahat berbunyi.

"Apa itu tadi? Jadi, memang dia orangnya. Tapi, aku bukan mempermasalahkan orangnya, melainkan janji yang  di ucapkan itu."

Gumam ku di bangku halaman sekolah, sambil menatap kotak bekal yang ada di tangan ku.

"Aa...!! Lagi pula itu saat aku masih kecil, mungkin saat itu aku masih terlalu polos! Hap~"

Ucap ku lagi sambil Melahap ayam goreng yang ada di kotak bekal ku.

"Jadi kau tidak Menganggap janji itu serius, putri?"

Tiba-tiba terdengar suara sesorang dari belakang ku, dan sontak aku pun berbalik ke arah suara tersebut. Tak pernah ku duga sebelumnya, Nampak Reo yang berdiri tepat di belakang ku, dengan tangan kananya yang membawa minuman kaleng.

"E-eh.. Tidak, bukan begitu maksud ku-"

"Hoi!! Kalian berdua!"

Tiba-tiba, terdengar lagi teriakan memanggil dari arah kiri ku, kali ini suara perempuan. Saat ku menoleh ke arah suara tersebut, nampak mayang dari ke jauhan berjalan ke arah kami yang perlahan mulai mendekat.

"Mayang?"

Ucap ku kaget.

"Wah.. Wah.. Ada apa ini? Kalian hanya berdua di sini? Hm.. Mecurigakan."

Ucap mayang kepada kami dengan ekspresi jahilnya.

"A-apa maksud mu Mayang? Ka-kami tidak berduaan!"

Ucapku coba meyakinkanya.

"Eh..? Benarkah? Aku tidak percaya loh~ hehehehe.."

Melihat situasi ini membuat ku malu dan tak nyaman. Tak tahan diriku pergi untuk menjauhi mereka berdua.

"Maaf.. Mayang.. Reo.. Aku permisi dulu!"

Ucapku sambil berlari pergi meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu! Putri!"

Saat ku menoleh ke arah belakang nampak Reo yang mengejar ku. Aku pun yang tak tau apa tujuanya mencoba terus berlari tanpa memperdulikanya.

"Apa yang di inginkan Reo?"

Ucap ku yang terus berlari masuk ke dalam ruangan sekolah.

(Di sisi lain)

(Mayang pov)

Melihat mereka berduaan di jam istirahat seperti tadi, entah kenapa hatiku merasa aneh. Rasanya sedikit sesak, dan jantungku berdegup sedikit kencang. Rasanya ada sedikit rasa tidak suka di saat melihat mereka berduaan seperti tadi.

"Apa itu tadi?,Berduaan di jam istirahat? Tchi..!"

Gumamku sambil pergi meninggalkan tempat.

(End)

Di saat akan menaiki tangga, nampak Reo yang masih tetap mengejarku dari belakang.

"Putri! Tunggu! Aku ingin mengatakan sesuatu padamu!"

Teriaknya kepadaku. Tanpa memperdulikanya ku coba untuk terus berlari melewati anak tangga, di ikuti reo yang ada di belakang ku juga ikut menaiki anak tangga. Selang beberapa langkah saat menaiki anak tangga, tanpa di sengaja kaki ku terpeleset saat ingin melangkahkan kaki kanan ku ke anak tanggah selanjutnya. Sontak diriku yang tak mampu menyeimbangkan tubuh pun hampir terjatuh ke arah belakang. Karena takut aku pun memejamkan mataku. Disisi lain Reo yang ada di belakang ku coba menahan punggung ku yang akan terjatuh  karena tak mampu menahanya, akhirnya kami pun terjatuh.

"Brakk..!!"

Tak ada rasa sakit yang ku rasakan saat terjatuh, disisi lain pula bibir ku merasakan sesuatu yang aneh. Saat membuka mataku, betapa kagetnya diriku yang sudah dalam posisi menimpah tubuh Reo. Di tambah lagi, bibir ku yang saling beresentuhan dengan bibirnya, apa ini? Ciuman? Menyadari hal itu spontan diriku langsung bangkit untuk berdiri. Saat ku menoleh ke sekitar, nampak para siswa tengah memperhatikan kami. Dengan sangat malunya, akupun meninggalkan tempat itu, dan berlari menuju ke suatu tempat yang sunyi di belakang sekolah.

"Apa itu tadi!!? Kami berciuman? Mustahil! Aku tidak mempercayainya! Ini mimpikan? Ini mimpikan?"

Ucapku di dalam hati sambil menghadap tembok karena sangat malu.

"Putri!"

Tiba-tiba aku mendengar suara perempuan dari belakang ku. Saat aku berbalik,

"Plakkk.."

Untuk ke dua kalinya, aku di tampar oleh seseorang, dan orang itu adalah Mayang.

"Kau.. Sudah mencuri ciumanya! Kau..!!, Kau..!!, jangan pernah kau dekati Reo lagi..!"

Teriak Mayang sambil berlari meninggalkan ku. Sontak dirikupun bertanya tanya.

"A-apa yang terjadi sebenarnya?"

(Mayang pov)

Jantung ku berdebar sangat kencang, rasanya emosi ku tak mampu ku tahan, begitu juga air mata ku. Sesampainya di kamar mandi aku pun mengunci diriku di sana, dan mencoba meluapkan emosi ku dengan cara menangis sepuasnya!

"Hiks.. Hiks.. Putri.. Hiks, salan kau!!"

JANJI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang