Tak Terduga

85 6 1
                                    

Sfx: Ding.. Dong..

Suara bell pulang pun berbunyi. Kejadian saat di belakang sekolah tadi, aku benar benar tidak mengerti apa yang terjadi. Di perjalanan pulang, aku selalu memikirkan kejadian itu terus menerus. Mayang adalah teman ku, tapi mengapa dia menampar ku, di tambah lagi dia menyuruh ku untuk menjauhi Reo.

Saat aku tengah memikirkan hal yang membuat ku pusing, nampak Reo datang dari arah depan ku. Melihat itu langkah ku pun terhenti. Sekali lagi, aku teringat tentang kata-kata Mayang yang menyuruhku untuk menjauhi Reo. Tapi jika di pikir pikir, selama ini Reo lah yang selalu mendekati ku. Jadi aku telah memutuskan..

Nampak Reo yang terus berjalan ke arah ku dan perlahan mulai mendekati ku. Hingga akhirnya dia pun berdiri di depan ku. Melihat itu, aku pun hanya bisa merunduk tak mampu menatap wajahnya.

"Put, aku minta maaf atas kejadian tadi siang, aku merasa bersalah."

Ucap Reo datar ke arahku.

"Reo... Jauhuilah aku mulai sekarang.."

Balas ku kepadanya sambil menatap ke arah lain.

"A-apa maksud mu putri?"

Tanyanya kembali sambil memegang pundak kiri ku dengan tangan kananya. Melihat hal itu sontak aku pun menepis tanganya dari pundak ku.

"Pergilah.. Jauhi aku!"

Ucapku lagi kepadanya dengan sedikit meninggikan suara ku.

"Putri? Kenap-"

"Jahui aku..!!"

Ucapku lagi dengan nada yang lebih tinggi. Mendengar itu nampak wajah Reo yang kelihatan bingung melihat diriku yang mungkin menurutnya aneh. Tapi memang benar, aku memang aneh.

"Putri aku minta ma-"

"Kau tidak dengar...!!? Pergi dari sini!! Dan jauhi aku!!"

Bentak ku kepada Reo yang lagi-lagi ucapanya ku potong. Melihat Reo yang tak kunjung pergi dari hadapan ku, aku pun memutuskan untuk pergi dari hadapanya. Sambil melewatinya nampak ekspresi sedih Reo yang selama ini belum pernah ku lihat. Melihat hal itu sontak membuat ku merasa bersalah. Memang benar, apa yang ku lakukan kepada Reo memang salah, tapi disisi lain aku tidak mau pertemanan ku dengan Mayang semakin memburuk.

Melihat diriku yang pergi, dari belakang nampak Reo yang juga ikut pergi. Hatiku pun terasa lega, akhirnya aku bisa mengatakanya. Akhirnya aku bisa memutuskanya, jika Reo tidak bisa menjauh dari ku, maka aku lah yang akan menjauh darinya. Menurutku, itulah pilihan yang paling tepat.

Sesampainya dirumah, aku langsung berjalan masuk ke arah kamar ku.

"Putri... Sudah pulang? Kau tidak makan?"

Ucap nenek dari arah dapur.

"Tidak nek.. Aku tidak lapar, aku sangat lelah, jadi aku memutuskan untuk langsung tidur."

Ucapku yang ingin menaiki tangga.

"Begitu ya? Baiklah.."

Sesampainya di kamar. Seperti biasa, aku melemparkan tas ku ke atas kasur di susul diriku yang menjatuhkan badan ke atas kasur dalam posisi berbaring. Sambil menatap langit langit rumah, aku kembali memikirkan tentang ucapan Mayang tadi siang. Dia mengatakan aku mencuri ciuman Reo, di tambah lagi dia menyuruh ku untuk menjauhinya. Apa dia marah kepada ku? Atau mungkin dia ingin aku menjauhinya karena dia tidak ingin terjadi sesuatu kepada ku, atau mungkin, Mayang menyukai Reo. Tapi, itu tidak mungkin, karena...

(Di sisi lain, di rumah Mayang)

(Mayang pov)

Sambil memandangi akuarium kecil yang ada di meja belajar ku, aku selalu memikirkan kejadian yang terjadi tadi siang. Aku tidak habis pikir, bisa-bisanya mereka melakukan hal itu di sekolah. Walaupun aku tau, kejadian itu terjadi karena tidak di sengaja. Tapi itu tidak adil bagiku. Walaupun itu tidak sengaja, aku tetap tidak adil bagiku. Sangat tidak adil. Bagaimana tidak, orang yang ku anggap adalah teman terbaiku, malah menghancurkan perasaan ku dengan mengambil sesuatu yang berharga bagiku.

Sfx: tok.. tok.. tok..

Terdengar ketukan pintu dari kamar ku. Sontak aku pun beranjak dari meja belajar ku dan bergerak ke arah pintu kamar ku untuk membukanya. Saat ku buka, nampak kakak laki laki yang berdiri di depan pintu kamar ku.

"Ada apa?"

Tanyaku kepadanya dengan ekspresi malas.

"Apa aku boleh masuk kamar mu?"

Mendengar ucapanya ku langsung menutup pintu tanpa menanyakan apa tujuanya.

"Apa yang kau mau dasar bodoh? Di saat seperti ini kau malah datang di hadapan ku!"

Gumamku sambil meneteskan air mata.

Disaat-saat seperti ini seseorang yang ku pikirkan malah datang di hadapan ku. Entah apa yang dia mau. Apa dia mau menambah hatiku lebih sakit dengan menceritakan kejadian yang di alaminya tadi, atau sebaliknya, dia ingin menghiburku dengan mencium ku. Tapi itu mustahil, benar-benar mustahil, karena hanya orang yang dia sukailah yang akan dia cium, dan orang yang disukainya adalah teman ku sendiri. Ya benar, putri! Kakak ku menyukai putri.
Andaikan aku yang berada di posisi putri, mungkin perasaan ku tidak serumit ini. Kenapa rumit? Karena aku menyukai kakak laki laki ku sendiri, dan ya, kakak laki laki ku adalah Reo

JANJI?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang