Delapan.

8 1 0
                                    

4 hari kemudian...

"Sudah berhari hari kalian melewati latihan. Selamat ya, ini seragam setiap tim." Ujar ayahnya fera sambil menyodorkan setiap bingkisan.

Christa dan yang lain mengambil bungkusan itu lalu mereka membukanya. Untuk Tim satu, seragamnya berwarna biru. Untuk tim dua, seragamnya berwarna merah. Dan untuk tim komunikasi, seragamnya berwarna hijau.

"Kalian bisa memulai misi, hari ini. Setelah ganti baju, kalian menuju ruang komunikasi." Kata ibunya fera, yang lain manggut manggut. Mereka pun berganti baju dan menuju ruang komunikasi.

Ruang komunikasi.

"Rencananya. Tim satu, melakukan pergerakan di daerah barat, sedangkan tim dua di daerah timur. Setiap telinga kalian terdapat alat komunikasi. Persenjataan kalian bisa di pilih sendiri, di lemari penyimpanan." Jelas fera, fera menuliskan strategi peta di papa tulis putihnya.

Semuanya memperhatikkan dengan baik. Selesai dari itu, mereka bergegas memilih senjata. Christa tetap berbekal senjata pedang dari ayahnya fera. mereka siap, lalu menaiki mobil setiap tim mereka masing masing.

Sementara di Tim satu.

David mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, mobil yang di tumpangi mereka sangat hening tampa suara. Tidak ada yang mau membuka mulut atau sekedar memulai percakapan.

Saat berbelok, di depan mereka ada sekumpulan manusia aneh. "7 meter, di depan sana." Ucap david. Nichole berdiri di atas mobil yang atapnya terbuka. Lalu nichole mengarahkan pistolnya ke arah kepala para manusia aneh itu.

David masih melajukan mobilnya, hanya saja, kecepatannya di tambah. David menabraki mereka semua, nichole pun juga menembak kepala mereka sampai pecah. Darah bermuncrat kemana mana, christa hanya diam sambil melihat mereka berdua yang sudah memulai aksinya.

"Di depan arah sana, sudah mulai aman. Arahkan mobil di tengah saja." Usul nichole sambil memandang dari atas mobil.

David memakirkan mobil di depan rumah yang paling besar di antara penduduk itu. Semua nya, di atur oleh fera dan tim komunikasi. Fera sudah mengetahui bahwa di sana ada rumah kosong yang besar, yang bekas di tinggali pengusaha terbesar di bagian barat.

Fera juga mempunyai kunci rumah tersebut, karna pemilik rumah menitipkan kuncinya pada keluarga fera. Jadi, nichole dan yang lain akan tinggal disitu dan menembaki manusia aneh satu persatu dari atas rumah, sampai habis, tidak tersisa.

Mereka bertiga memasuki rumah itu, di dalamnya sangat luas, barang barang fasilitas sangat dikit, jadi memberikan keluasan yang begitu besar untuk rumah itu.

"Sangat besar kalau di tinggali cuma bertiga." Ucap david, sambil melirik setiap benda benda di rumah itu.

"Biar tidak salah paham. Bagaimana kamar laki laki di atas, dan kau di bawah christa. Lagi pula, kami juga yang akan menggunakan senapan dari arah atas kan?" Lanjut david. Christa manggut manggut setuju.

"Ya. Boleh juga" balas nichole.

Christa pun menuju kamarnya, nichole dan david pun juga menaiki tangga untuk mencapai lantai atas. Nichole dan david membuka knop pintu kamarnya, terlihat jelas saat terbuka, wangi harum kamar tercium jelas di hidung mereka, kasur putih sudah bertengger di tengah ruangan. Dengan secepat kilat david menghempaskan tubuhnya ke kasur itu.

"Nichole." Panggil david, sambil memejamkan mata.

"Ya?"

"Lo suka christa?"

Nichole membulatkan mata, lalu ekspresinya kembali datar. "Entahlah."

"Lo tahu, gue menyukai christa." Jawab david sambil tersenyum.

Wajah nichole mulai berubah, tapi dia tetap menyembunyikan dan bersikap biasa saja.

"Bukan kah, kamu suka bella?"

"Gue sudah cukup tersakiti olehnya. Dia sudah tidak mau sama gue, dan gue sadar, bahwa christa ternyata jauh lebih baik darinya."

"Jangan menjadikan orang sebagai pelampiasan." Ujar nichole dengan serius.

"Iya-iya! gue tidak menjadikan christa pelampiasan kok. Gue serius menyukainya" teguh david, dia lalu menghela napas kecil.

Nichole hanya diam saja, walaupun raut wajahnya terlihat tenang, tapi sebenarnya dalam hatinya mengatakan bahwa dia tidak rela siapapun menyukai christa. Karna nichole takut, jika orang yang menyukai christa adalah orang yang salah.

Apa nichole cemburu? Entahlah. Nichole masih tidak mengetahui perasaannya.

Sementara di Tim dua.

"Udah setengah jam kita berkeliling. Tapi, para manusia aneh itu belum keliatan.." keluh liam sambil mengelus dahinya pusing.

"Diem--lo! Dari tadi ngeluh mulu." Cibir bella, dia memutar bola mata jenuh mendengar keluhan liam.

"Dia bukan ngeluh. Emang nyata kok, para manusia aneh belum keliatan." Sergah edward, masih memandang ke arah depan.

"Ck," bella berdecak kesal sambil memanyunkan bibirnya. Bagaimana pun, dia sangat benci edward. Andaikan saja hari itu dia tidak membantu hendra menyelamatkan keluarganya, mungkin edward sudah mati kelaparan di rumahnya.

Tiba tiba saja liam memberhentikkan mobilnya. Sontak bella dan edward terkejut.

"Kenapa sih?!" Tanya bella sambil menatap kesal.

Sedangkan edward melihat liam, dan mengikuti arah pandangannya ke depan. Edward membelalakkan matanya, terpaku melihat sesuatu di depannya.

"KENAPA SIH?!" ulang bella dengan nada yang di taikkan, tapi tiba tiba saja bella juga berhenti mengomel dan terpaku melihat ke arah depan.

Sesosok makhluk aneh terlihat jelas di depan mata mereka. Makhluk itu seperti manusia, hanya saja, kepalanya berbentuk seperti moncong tanaman yang panjang. Tangannya sangaat panjang dan berbentuk perisai yang membelah apapun benda di sekitarnya. Makhluk yang tidak bisa di sebut sebagai manusia melainkan monster tengah melahap daging manusia di depannya. Dia mengunyah daging itu dengan lahap menggunakan kepala berbentu moncong tanaman. Jika kepalanya terbuka, bentuknya seperti bunga yang mekar, setiap bagian dalamnya terdapat taring taring panjang. Edward, bella, dan liam menyaksikan itu tanpa bergeming sedikit pun.

Tapi makhluk yang pantas di sebut monster itu menyadari ada yang memperhatikkannya, dia lalu mengalihkan aksinya dalam memakan daging manusia dan pandangan monster itu beralih kepada mobil yang di tumpangi liam dan yang lain. Monster itu mengerang keras, dan kepalanya mekar seperti bunga, gigi taring itu terlihat jelas. Lalu monster itu mengarahkan tangan panjangnya yang berbentuk perisai ke arah mobil liam untuk memotong mobil itu.

"AWAS!" teriak edward membuyarkan lamunan mereka.

***

Maafkan part ini pendek.
Kira kira, monster macam apakah itu? Hm.

Eh btw Tim dua bakalan mati gak ya ngadepin monter itu? Apalagi mobilnya mau di belah sama monster itu.

Kaliaan berharap mati atau ngga?

Sekian.

Vote ya.

Mutiara
Penulis asal yang...

Kurang bergizi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fight For The World Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang