Chim-chim, Kajima~

602 68 16
                                    

"Juciiiiiii, lama cekali menjemput chimnya. Dali tadi chim cudah menunggu jucci. Emm Dala nuna cidak ikut menjemput?"

"Dia sedang ada urusan. Cha~kita pulang ne"

"Jucci kenapa wajahnya cepelti itu? jucci cakit ya? ayo ke lumah cakit dala nuna, biar nuna yang cembuhkan jucci. Chim cidak ingin jucci cakit. Andweyo~" ucap Jimin yang memandang Jiyong dengan wajah khawatir. Dipandang seperti itu, Jiyong menepikan mobilnya lalu mengusap pipi gembil Jimin dengan lembut.

"Jussi menyayangimu Jimin-ah" ucap Jiyong pelan lalu mengecup pucuk kepala bocah yang sedang merengut tidak mengerti sikap Jiyong saat ini.

"Chim juga sayaaaaaaaaaang jucci" ucap Jimin sambil memeluk tangan Jiyong yang masih menempel pada pipinya.

"Hemm~ayo kita makan es krim. Kau mau?"

"Ayoooooo!!!!" ucap jimin semangat sambil mengangkat lengan pendeknya ke atas.

apakah ini terakhir kalinya?

•••

"Yeol-aaah, kenapa pihak rumah sakit seperti ini padamu? aiiissshh aku tak terima biar aku yang menolak ide gila ini" ucap Dara dengan kesal. Namja yang dipanggil Yeol hanya tersenyum maklum.

"De~aku kan sudah bilang padamu jika aku ingin pergi menjelajah jadi apa salahnya jika aku menjalani dinas di pelosok?" ucap Chanyeol lembut seraya mengelus sayang rambut yeoja didepannya.

"Kenapa hari ini begitu buruk, Jimin akan diambil keluarganya, dan sekarang kau akan meninggalkanku juga??" kini Dara mulai menggigiti bibir bawahnya, menahan tangis.

"Ssttt, bukankah aku akan selalu kembali padamu. kekeke, cha~jangan gigit bibir mu seperti itu nanti terluka" ucap Chanyeol lembut mengelus bibir yang selalu menjadi rasa penasaran akan rasanya, namun itu adalah hal yang tak mungkin.

"Aku akan selalu menghubungimu, tapi jika disana ada signal kekeke. Kajja kita pergi, kau tak ingin melihat Jimin sebelum ia pergi. Ayo sebelum terlambat" kini Chanyeol menarik lengan dara menuju parkiran rumah sakit.


.
.
.
.
.

"Jucci, kenapa ada mobil polici? apa lumah jucci ada penculi?" tanya Jimin saat melihat mobil polisi di depan rumah Jiyong.

Jiyong hanya tersenyum lemah, lalu mengusak rambut bocah yang bertanya kemudia digendongnya. Di tenggelamkannya wajah namja yang lebih tua diceruk bocah yang kini memeluk erat leher jucci hijaunya.

"Jussi tak ingin kau pergi"

"Ne??? jucci bilang apa? chim tidak dengal"

"Chim, hari ini kau-"

"Aigoooo uri Jiminie~~~akhirnya imo menemukanmu sayang" teriak ahjumma yang keluar dari mobil polisi. ia langsung mengambil Jimin dari gendongan Jiyong. Dengan berat hati Jiyong memberikan Jimin padanya.

"Im-imo?? huuueeee~juccii chim tak mau pulaaang. andwe jucci. Chim ta-"

"Chim, sudahlah dia bukan siapa2. bahkan dia yang memberitahu kalau kau di sini. jadi dia tidak mengharapkanmu, arrachie!!! kajja kita pulang" ucap ahjumma yang menggendong Jimin. baik Jiyong dan Jimin seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan ahjumma tadi.

"Yak!!!! Kau bilang apa hah!!! seenaknya bicara. Kembalikan Jimin padaku!!! kembalikan!!!" kini Jiyong murka. ia memaksa jimin diambil alih  olehnya, namun ahjumma itu pun bersikeras dan meremas tubuh bocah yang digendongnya dengan kuat, sehingga Jiyong yang melihat itu mengalah dengan berat hati.

"Ji~geumanhae." ucap Dara yang baru saja datang dengan Chanyeol.

"Dala nuna~~~Chim cidak ingin pulaaang"

"Chim~~nuna juga ingin kau tetap di sini sayang"

"Hei kalian, lepaskan jimin. pak polisi tolong antarkan kami. Jimin harus segera pulang"

"Ah, ne. Kajja" ucap polisi yang bingung dengan kondisi didepannya.

Jimin digendongan bibinya, menangis meraung menatap sendu jucci hijaunya yang kini menunduk sambil mengepalkan tangannya dengan kuat, berusaha agar tidak menangis namun sia-sia saat suara cadel yang terisak berteriak.

"JUCCIIIIII~~~CHIM SAYANG JUCCI. SANGAT SAYANG JUCCIII~~~~"

Jiyong mengangkat kepalanya, menatap bocah gembil yang kini sudah tak terlihat karena sudah berada di dalam mobil.

"Chim" gumam Jiyong. Dan saat suara gas mobil berderum, dan melesat pergi. Jiyong tersadar dan berlari hendak menghentikan mobil yang membawa gumpalan kue beras hidup itu.

"Chiiiiiiiim~Kajiiimaaaaaaa!!!!!" teriak jiyong namun tak bisa membuat mobil dan isinya berhenti beralih padanya. mobil itu semakin menjauh dan menghilang di ujung belokan sana.

"Ji~" Dara memeluk erat tubuh kekasihnya yang sedang menangis.

"Aku ingin bocah itu kembali, De. bawakan aku bocah itu lagi  ku mohon De~aku sudah menyayanginya" lirih Jiyong yang berada di pelukan Dara.

"Sssttt, kita bisa menjenguknya sewaktu-waktu oke" ucap Dara menenangkan dan di respon anggukan lemah Jiyong.

Pluk

Dara mendapati bahunya ditepuk pelan. Ah ia lupa bahwa Chanyeol berada disini.

"Aku pergi ya, jaga kesehatanmu kelinci" ucap Chanyeol sambil mengusak kepala Dara.

"Hei, jangan cengeng!! Jaga Dara, jika kau menyakitinya jangan salahkan aku jika dia ku rebut darimu" ucap Chanyeol lalu melenggang pergi tanpa tau Jiyong meliriknya sebentar lalu melanjutkan memeluk tubuh kekasihnya yang menenangkan.

Dara yang hendak mengantar Chanyeol harus mengubur niatannya itu, karena kekasih nya sedang dalam keadaan yang buruk.

"Mungkin keputusanku untuk pergi lagi, adalah caraku untuk mengikhlaskanmu dengannya, ku harap kau bahagia. Dee~aku mencintaimu" batin Chanyeol.

Little Chim Chim (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang