Seoul, January 2019
Yeri POV
Aku termenung di atas ranjangku. Kaget? Tentu saja! Bahkan sampai saat ini aku masih tak dapat mencerna dengan baik maksud perkataan itu. Jiwaku seperti melayang saat itu juga. Sungguh! Apa ini? Aku masih tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar. Ini gila! Benar-benar gila! Aku masih 21 dan apa yang terjadi padaku benar-benar di luar akalku.
Flashback
"Selamat nyonya Yeri," ucap sang dokter
"Malaikat kecil anda sehat di dalam sana."
Aku tersentak. Malaikatku? Oh tuhan, keajaiban apalagi yang kau berikan padaku. Aku masih tak percaya.
"Dok, kau.. tak bercanda, bukan?" tanyaku hati-hati.
"Ini nyata, nyonya. Usianya 11 minggu, tak kurang tak lebih" tutur sang dokter.Aku terdiam. Kusentuh perutku yang masih datar. Ada kehidupan di dalamnya. Ini... benar-benar keajaiban. Cobaan apalagi yang ingin kau berikan padaku, Tuhan?
"Nyonya, kau baik-baik saja?" tanya sang dokter.
"Ah, ya. Tentu. Aku sangat bahagia. Sangat..... bahagia" ucapku sambil menyunggingkan senyum kaku."Baiklah kalau begitu. Ini, resep vitamin untukmu. Tebuslah di apotek. Jangan lupa untuk selalu memeriksakan kandunganmu dan jaga kondisimu," sahut sang dokter ramah,
"Dan ini, kenalanku. Kusarankan datanglah kepadanya untuk mengontrolkan kandunganmu." lanjutnya sambil menyodorkan sebuah kartu nama.
Aku mengambil kartu nama itu lalu menyimpannya di dompetku. Segera kuucapkan terimakasih dan meninggalkan ruang periksa itu. Kulangkahkan kakiku menuju loket untuk menebus dan membayar obatku.
Flashback end
Kupandangi vitamin yang tergeletak di atas meja. Lelah rasanya. Kurang apa keajaiban yang telah kau berikan padaku, Tuhan?
Cukup dengan kau ambil ayah dari sisiku dan sekarang?
Apa yang harus kukatakan pada Kak Hanbin? Ibu?
Bagaimana pandangan orang nanti?
Seketika, bulir bening itu menetes dengan lancangnya menembus pertahanan mataku. Aku tak sanggup jika kau limpahkan semua keajaibanmu untukku. Tekankan itu! UNTUKKU! HANYA AKU!
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Back || Koo Junhoe X Kim Yerim
FanfictionDia kembali. Setelah sekian lama. Tapi tak satupun hal yang diingat olehnya. Dia melupakanku. Kutegaskan sekali lagi, DIA MELUPAKANKU. Semoga ini menjadi akhir deritaku selama ini. Aku membutuhkanmu, untuknya yang ada disampingku. -Kim Yeri