Chapter 8

422 72 34
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling
Dia Gadis Berjilbab Hijau © MsLoonyanna
(Ms. Loony Lovegood)

.

Warning!
This is AU (Alternate Universe) a.k.a. Muggle World

• Spiritual-Humor-Romance •
[Cocok dibaca kapan saja; pada saat sahur, berbuka, ngabuburit, etc. LOL]

•••

Sorry for the typos and all mistakes (if I did). Happy Reading!
.
.
.

Draco berguling-guling gelisah di atas ranjang king size-nya, menengadah ke arah langit-langit kamarnya dengan penuh tanda tanya di dalam kepala pirangnya. Perkataan Hermione beberapa waktu lalu sungguh tak tanggung-tanggung membuat batinnya merana akut.

Momen takbiran bersama yang (seharusnya) indah, menguap begitu saja lantaran peristiwa yang ia sendiri sama sekali tak ketahui apa alasan pastinya.

Theo dan Blaise...

"Shit!" Draco mengumpat kesal. Mereka benar-benar sahabat yang tak bisa diandalkan. Hah! batinnya ikut menyeletuk, merasa sangat jengkel.

Untuk apa aliansi pertemanan erat yang mereka bina selama ini jika ujung-ujungnya hanya akan menjadi—

"Aaarrggh!" Draco benar-benar merasa terkhianati sekarang! Tanpa sadar, ia menjambak rambutnya sendiri. Kesal. Sangat kesal.

Pemuda itu mengambil ponselnya lantas menatap ke layarnya lekat-lekat. Ah, haruskah ia menghubungi Hermione? Dan ... dan meminta maaf padanya, eh? Oh, tidak, tidak. Ia berpikir bahwa rasa-rasanya bukan dirinyalah yang bersalah atas permasalahan ruwet ini.

Tapi ... ia kan seorang laki-laki? Seharusnya kan—

Oh, percayalah. Harga diri seorang Malfoy terlampau tinggi, meskipun mereka tak malu jika harus mengakui es cendol sebagai takjil andalan keluarga mereka.

Kini manik kelabu Draco bergulir pelan menatap jam dinding yang bertengger kokoh di dalam kamarnya. Ah, sudah pukul sepuluh malam...

Tunggu! Sepuluh? Malam?

Oh, rupanya ia sudah berguling-guling tak jelas di atas kasurnya selama kurang lebih tiga jam! Bahkan kambing guling pun sudah matang dengan durasi selama itu.  Tetiba Draco teringat sesuatu, ia belum melaksanakan kewajibannya. Yeah, kau mengerti maksudku. Kewajiban 'empat rakaat menghadap kiblat'.

Dengan terburu-buru Draco beranjak turun dari ranjangnya lalu segera mengambil air wudhu. Bagaimanapun, sepedih-pedihnya hatimu, percayalah ... Allah akan tetap selalu setia bersamamu, bahkan dalam kondisi tersulit sekalipun.

•••

Allahu Akbar ... Allahu Akbar ... Allahu Akbar...
Laa-ilaaha-illallaahu wallahu akbar ...
Allaahu akbar ... Walillaahil-hamd...

Allaahu Akbar kabiraa walhamdulillaahi katsiiraa ...
Wasubhaanallaahi bukrataw-wa ashillaa...

Laa-ilaaha illallahu walaa na'budu illaa iyyaahu mukhlisiina lahauddin walau karihal-kaafirun, walau karihal munafiqun, walau karihal musyrikun...

Laa-ilaaha-illallaahu wahdah, shadaqa wa'dah, wanashara 'abdah, wa-a'azza-jundah, wahazamal-ahzaaba wahdah...

Laa-ilaaha illallaahu wallahu akbar...
Allahu Akbar walillaahil-hamd...

Allahumma shalli 'alaa sayyidinaa Muhammad,
Wa 'alaa aali sayyidinaa Muhammad,
Wa 'alaa ashhaabi sayyidinaa Muhammad,
Wa 'alaa anshaari sayyidinaa Muhammad,
Wa 'alaa azwaaji sayyidinaa Muhammad,
Wa 'alaa dzurriyyati sayyidinaa Muhammad,
Wa salim tasliiman katsiira.

Dia Gadis Berjilbab HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang