Chapter 9

740 94 52
                                    

Harry Potter © J. K. Rowling
Dia Gadis Berjilbab Hijau © MsLoonyanna
(Ms. Loony Lovegood)

.

Warning!
This is AU (Alternate Universe) a.k.a. Muggle World

• Spiritual-Humor-Romance •
[Cocok dibaca kapan saja; pada saat sahur, berbuka, ngabuburit, etc. LOL]

•••

Sorry for the typos and all mistakes (if I did). Happy Reading!
.
.
.

"Draco ... Mum dan Dad pergi dulu, ya. Ada urusan," celetuk Hj. Narcissa tiba-tiba. Draco mengangkat kepalanya dari sepiring opor ayam di hadapannya. Alisnya mengernyit heran.

"Urusan orang dewasa," timpal H. Lucius ketika dilihatnya bibir Draco yang telah berkedut-kedut hendak buka suara. Pemuda itu kemudian terdiam beberapa saat lalu pada akhirnya mengangguk.

Oke, tapi Draco sudah cukup dewasa, 'kan? Hanya saja ia merasa malas berdebat di hari lebaran.

"Hmm, baiklah. Hati-hati di jalan..." Ia bangkit berdiri dan menyalami kedua orangtuanya sebelum mengantarnya hingga ke beranda depan.

•••

Draco duduk terpekur di atas sofa merah klasiknya. Pandangannya jauh menerawang ke depan. Sementara pikirannya tengah melanglang buana jauh entah ke mana.

Ia melamun? Err, sepertinya.

Hari ini adalah hari lebaran. Hari yang Fitri, hari bermaaf-maafan. Benar, 'kan? Itu artinya...

Tanpa pikir panjang lagi, Draco segera beranjak berdiri. Berjalan ke depan cermin besarnya, lalu mengambil sebuah sisir untuk merapikan rambut platinanya yang tampak agak acak-acakan sebelum menyemprotkan sedikit parfum ke sekeliling tubuhnya.

Setelah selesai, ia pun keluar dari rumahnya. Mengendarai sang audi tercinta, ia bertekad akan berkunjung ke Gryffindor Residence, tempat pujaan hatinya berada.

Urusan Theo dan Blaise bisa menunggu, pikirnya.

•••

Draco memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah kediaman K. H. Potter. Menghela napas tegang, ia mulai melangkahkan kakinya mantap. Sekilas, ia tersenyum ke arah Hagrid yang senyuman cerianya tampak tenggelam dalam lebat janggutnya.

Tok ... tok ... tok...

"Assalamualaikum!"

Satu detik, dua detik, tiga detik...

Nihil balasan.

Tok ... tok ... tok...

"Assalamualaikum!" Draco masih tak gentar untuk kembali mengulang ketukannya. Dan...

Voila!

Beberapa saat setelahnya, akhirnya terdengar langkah-langkah kaki dari dalam.

Cklek...

Seorang perempuan berperawakan tinggi cungkring dengan rambut pendek bergulung nyaris keriting menyambut sorot fokus Draco.

Dia Gadis Berjilbab HijauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang