Come

642 98 1
                                    

ㅡ Hold our hand closer

The moment we've waited for is in front of us

Suddenly, we're at a distance

Where the tips of our shadows can touch

Where our hearts can be heard

🍃🍃🍃

4 Oktober 2017

Gadis berambut hitam legam itu termenung. Menatap daun maple, data rencana lanjutan studi, dan pesan di ponselnya. Ia tengah memaki dirinya  sendiri dalam hati. Memaki dirinya yang sudah bertekad melupakan Seokmin namun goyah. Virus itu terlalu kuat.

"Hanya dengan ini kau menggoyahkanku, lagi?" gumamnya pelan.

Yuna tengah berdiam di taman belakang itu lagi. Masih menanti keajaiban Seokmin akan datang menghampirinya.

Sebuah pesan masuk ke ponselnya lagi. Nomor itu lagi. Nomor yang kemungkinan milik orang yang ia rindukan.

'Selatan 🌊'

Samar samar, ia mendengar suara deburan ombak dan angin musim gugur yang berhembus pelan. Tanpa sadar ia mengikuti suara angin itu, yang menuju pantai kecil di dekat taman.

ㅡ Listen carefully

I'm calling out to you louder

The song that the wind sings

Takes me to you

Kaki jenjangnya menapaki jalan batuan yang menghubungkan taman dengan pantai. Angin laut yang dingin menyambutnya begitu kakinya menginjak pasir putih. Pantai itu sudah 1 tahun lamanya tidak ia kunjungi.

Yuna berjalan menyusuri tepi pantai. Menikmati ombak kecil yang mengenai kakinya. Otaknya memutar memori awal ia dan Seokmin menemukan pantai tersebut.

"Lee Seokmin! Kau sebenarnya dimana?! Aku merindukanmu, Seokmin-a!!!" teriaknya putus asa.

🍃🍃🍃


Pertengahan musim gugur tahun 2013. Yuna dan Seokmin yang masih kelas 1 SMA merencanakan untuk bolos. Begitu bel masuk berbunyi, keduanya menyelinap ke taman belakang sekolah. Segera mereka mengambil tas yang sengaja mereka taruh di situ lebih dulu.

"Kalau kita kabur lewat gerbang pasti ketahuan. Kalau memanjat tembok-"

"Jangan gila, Tuan Lee. Kau tidak melihatku pakai rok?"

"Tapi kau pakai celana kan di dalamnya?"

Tangan Yuna terayun menjitak kepala Seokmin, "Michin byuntae!"

"Yaaa! Aku menanyakan celana doang, kok," protes Seokmin.

"Sst turunkan suaramu, Seokmin-a."

Wajah Seokmin yang cemberut tiba-tiba berubah terkejut begitu mendengar suara deburan ombak.

"Yuju-ya, kau mendengar ombak?"

"Huh?" Yuna ikut terdiam. Lalu samar samar terdengar deburan ombak di taman sepi itu. "Ya.."

Seokmin berjalan ke selatan dan menemukan sebuah jalan batu. Yuna mengikuti saja dari belakang dalam diam. Keduanya terkejut, begitu keluar dari pepohonan, mereka menemukan pantai terhampar di depan. Mereka tahu sekolah mereka memang dekat pantai, tapi tidak pernah membayangkan jika sedekat ini.

"Kalau tsunami bagaimana ya? ah tata letak yang buruk." celetuk Seokmin.

"Hati-hati dengan ucapanmu."

Mereka menghabiskan waktu berdua di pantai berpasir putih itu. Bermain air, membangun pasir, kejar-kejaran. Dan berakhir berteduh di dekat karang. Yuna mengusulkan untuk membuat kapsul waktu.

"Kita akan membukanya begitu lulus SMA, bagaimana?"

🍃🍃🍃

Begitu mengingat hal itu, Yuna tersadar dan berlari ke karang. Ia tak sempat membuka kapsul waktunya karena sibuk dengan suneung. Ia menggali, dan menemukan botol minuman yang digunakan untuk kapsul waktu. Namun anehnya gadis itu hanya menemukan 1 gulungan kertas warna biru, yang artinya milik Seokmin.

"Mana kertasku-?" gumamnya bingung.

"Kapsul waktu milik Choi Yuna. Aku bingung apa yang ingin kutulis. Tapi ada satu harapanku yang agak susah diraih. Aku ingin Lee Seokmin masuk ke Seoul University bersamaku. Aku ingin bersamanya selalu. Aku ingin dia berhenti menyukai Kim Sojung. Karena aku menyayangimu, Cinta Pertamaku."

Yuna terdiam karena terkejut mendengar isi kapsul waktunya dibacakan seseorang. Lebih terkejut lagi mendengar suara orang itu.

Seseorang yang sangat amat ia rindukan.

Bayangan sosok itu menaungi dirinya. Bayangan sosok itu bertemu dengan bayangannya.

Membekukan Yuna.

"Choi Yuju."

Sekali lagi suara itu terdengar. Yuna membatin, 'Apa ini mimpi?'

"Bukan mimpi, ini aku, Choi Yuju." ujar sosok itu seakan mengerti isi hatinya.

Yuna berdiri lalu membalikan badan. Menemukan sosok seorang Lee Seokmin, membawa kue tart kecil dan lilin berbentuk 21.

"Selamat ulang tahun, Choi Yuna. Ayo tiup lilinnya, aku akan muncul di hadapanmu."

TBC

✔ Hear the Wind Sing - dk yuju Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang