Kedai Es-Krim

2K 223 2
                                    

Part 2 dari Buku MTK

Jimin reflek meng-rem mobilnya dan melihat wajah adiknya yang terus memanyunkan bibirnya.

"Ummm kalau itu abang usahain bantu Yeonji cari ya-"

Air mata gadis itu kembali membendung dan bersiap-siap untuk menangis lagi.

"E-eh Yeonji anu itu nanti kita cari ya siapa tau ada dirumah kan?"

Yeonji masih tetap memasang raut wajah yang siap ingin menangis kencang. Jimin kembali memijat dahinya pelan lalu mengangguk.

"Iya iya, aku akan mencarikan buku tugas Matematika-mu adikku sayang"

Seketika senyuman perlahan kembali terpahat di wajah gadis 17 tahun itu.

"HUAAA GOMAWO ABANGKU SAYANG YANG PALING TAMPAN SEJAGAD RAYAAA! BAHKAN APPA KALAH GANTENG SAMA ABANG!" Yeonji memeluk abangnya dengan erat sampai Jimin sendiri sulit bernafas.

"Dek dek, lo mau bunuh gue apa sayang beneran sama gue? ohok ohok gue kagak bisa napas njer"

--S K I P--

"Bang, kok kita malah ke baskin robbin sih? katanya mau cari buku MTK gue"

"Udeh lo ngikut gue aja dek"

Jimin masih menggandeng tangan adiknya untuk memasuki toko eskrim tersebut.

KLING KLING

Bunyi bel di pintu masuk berdentum seraya Jimin membuka pintu kedai eskrim itu. 1 orang pelayan datang menghampiri mereka berdua dengan senyuman ramah.

"Selamat datang kak, ada yang bisa kami bantu?"

"Tempat untuk dua orang dan.. pesan menunya dimana ya?"

"Oh sini silahkan saya antar"

Pelayan cantik itu mengantarkan Jimin dan Yeonji ke tempat menu dan display eskrim yang tersedia ditempat itu.

"Lo mau yang mana dek?" tanya Jimin. Ia melihat mata adiknya berbinar-binar melihat deretan diplay ice cream.

"Udah, gue tau pasti mau cookies n' cream"

"Eh, eh apaan gue gamau mesen eskrim gue maunya buku-"

"double scoop jumbo Cookies n' cream + strawberry cheesecake 1 tambah toping apa aja, sama mint + pistacchio 1 topping coklat 1 ya"

Pelayan cantik didepan mereka tersenyum dan segera mengambil es krim pesanan Park bersaudara. DIsaat yang bersamaanpun mulut Yeonji mengaga tak percaya bahwa abangnya akan membelikannya eskrim sebanyak itu. Toko ini termasuk menjual es krim terbaik dan mahal tentunya, tak heran abangnya secara banyak seperti itu.

---SKIP---

Pipi peach milik seorang Park Yeonji masih menggembung sambil melahap eskrim yang ia dan kakaknya pesan tadi. Kakaknya hanya menertawai kecil sambil membujuk agar adiknya tidak menangis atau ngambek lagi. Bagaimanakah hasilnya?

"Pokoknya buku matematika gue. Lo udah janji tadi."

"Tapi Yeonji sayang, abang kan ga tau lo naronya dimana-"

"HIKS HIKS, POKOKNYA BUKU EMTEKA" dan Yeonji kembali ingin menangis.

Jimin yang tidak tega melihat adiknya menangis kini bangun dari tempat duduknya dan memeluk adiknya erat. Adik semata wayangnya itu masih menahan tangisannya yang ingin meledak, tanpa membalas pelukan sang kakak. Jimin mengelus-elus pucuk kepala adiknya yang berwangi vanilla mint itu. Sesekali mengecup pelan pucuk kepalanya dan mengatakan "Gwaenchana" dan "Uljima, adik abang cantik kalo senyum" dan beberapa kata-kata penenang suasana hati Yeonji.

Sambil menahan isakkannya Yeonji masih menggembungkan pipinya dan memeluk kakak laki-lakinya itu. Jimin membiarkan seragamnya basah karena air mata adiknya, ia tidak apa-apa terluka asal adiknya tidak terluka... itu sudah cukup bagi seorang Park Jimin.

Setelah menghabiskan semua eskrimnya, Jimin kembali membujuk Yeonji untuk pulang. Akhirnya Yeonji menurut kata abangnya dan segera pulang.

--DI DALAM MOBIL--

"Bang, tapi abang janji kan bakal nemuin buku gue?" tanya Yeonji sambil melihat jalanan didepannya.

"Hmmm tentu, tapi adek gaboleh bilang abang jelek lagi" balas Jimin sambil menyentil pelan dahi Yeonji.

"Lah elu sama Jungkook juga masih gantengan jungkook kali bang. Apalagi kak taehyung- KYAAAA CALON ADEK IPAR LU KAK YA GUSTI"

Jimin hanya membalas dengan senyuman pasrah. Asal adiknya senang ia juga ikut senang.

"Tapi bang, gue juga lupa bukunya ditaro dima...na... hehe"

.

.

.

"Lho lho bang, kok mobilnya berenti?"

Yeonji melihat abangnya memijat keningnya berkali-kali sambil berkata secara cepat dan berkali-kali "Oh my Lord please erease me"

Setelah beberapa lama akhirnya mereka sampai dirumah kediaman keluarga Park. Jimin membawakan tas Yeonji dan dirinya sendiri. Awalnya Yeonji ingin membawanya sendiri namun Jimin terus memaksa.



To be continued

That's My Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang