Cat Oppa

1.8K 171 5
                                    

"Dek"

"...."

"Dek"

"..."

"Adekku yang cantik"

"'Sangat'-nya mana?!"

"Iya iya... gusti... Adikku yang SANGAT cantik"

"Iya abang? kenapa?"

Hari minggu, dimana aku yang harusnya beristirahat. Iya, beristirahat, tapi malah membuat adik semata wayangku ini ngambek tidak karuan. Sebab? yaa... jadi si pendek (author : ga ngaca lu jim) ini minta kucing anggora karena abis ngeliat video panda di youtube. Gatau apa yang terjadi dengan otak anak ini, nonton video panda yang diminta malah kucing, ya bagus sih daripada minta panda aslinya hahaha. Lanjut, dia minta kucing anggora kayak garfield gitu tapi... aku melarangnya.

Why?

Karena...

"Selain kucing, gaada gitu dek? yang ga berbulu gitu"

"GA"

Iya, aku alergi sekaligus takut kucing. Dulu jauh sebelum Yeonji bisa berjalan- batita, aku sering bermain dengan kucing tetangga. Hingga persahabatanku dengan sang kucing hancur karena ia mencakar pipi-ku dan bulu-bulunya yang rontok itu masuk ke hidungku sehingga menyebabkan flu berat 3 minggu tidak sembuh-sembuh. Pada akhirnya, aku divonis terkena alergi bulu hewan, termasuk bulu kucing.

"Tapi kan ikan kan lucu dek, ikan cupang apa lagi tuh, ikan mas koki yang gendut kayak lu-"

eh astaga mulut gua laknat amat -jimin, 18 tahun, bersiap-siap kena omel adiknya.

"Hm? kenapa bang? coba coba diulang itu kata-kata bagian akhirnya"

"E-engga dek, anu itu maksud abang kan ikan cupang kan lucu tuh, kita melihara ikan aja ya?"

"K U C I N G. ka u ku, KU. ce ii ng, CING. KUCING!"

"Abang traktir starbucks deh-"

"KUCIIIIINGGG!"

6 hours later

"KYAAAAA! YEONJI SAYANG ABAAANG!" teriak adikku sambil memelukku erat dan membawa keranjang berwarna ungu itu dengan riang.

Beli kucingnya? Iya beli, terpaksa beli takut ada perang dunia ke sekian abad sama nih anak. Untung adek.

"Hugoooo~ kamu sekarang bagian keluarga Park yaa!"

"Ya ya ya, iya kakak gendut~"

"GUE TAU ITU SUARA LO BANG!"

Mendengar suara teriakan Yeonji yang mulai marah, aku langsung kabur ke kamar dan mengunci pintu, ancang-ancang takut di bomb sama tuh anak. Wkwkwk.

Takut sama adik sendiri? hmmm mungkin... sebenarnya tidak. Aku hanya terlalu sayang dengan adikku. Ia tidak sempat merasakan kasih sayang seorang ibu sepertiku, appa jarang pulang, disekolah dia jarang bergaul kecuali kalau ia memang ingin berteman. Anak ini...

wanita pertama yang akan ku prioritaskan setelah pacarku.

Pacar? cih, baru ngedeketin aja langsung ditikung, gimana mau punya.

Sakit hati mimin, bukan mimin peri.

Aku pergi kearah meja belajar dan melihat foto saat pertama kali aku menggendong Yeonji. Anak itu... benar-benar harta yang paling berharga buatku. Kuusap bingkai coklat yang berisi fotoku dan Yeonji saat ia masih berumur 2 tahun.

"Sudah 17 tahun, ya? Cepat sekali kamu tumbuh Ji" aku tertawa pelan dan meletakkan foto itu kembali.

Kurebahkan badanku sambil membuka kaus yang kupakai. Padahal sedang musim dingin tapi aku merasa sangat panas.

"Panas tapi pengen bersin dah.. ha-ha-ha...hatch-"

"Meow~"

"HATCHEEEEHHH!"

MATI GUA ITU SUARA APAAN?!

"Hugo ayo cepat kesini! Nanti kamu kena virus rabiesnya bang jimin!"

"Meow~"

"HUAAAAA YEONJI! KENAPA KUCING INI ADA DIPERUT ABANG?!"

"Meeooww~"

WOI INI KUCING NGAPA NGEDUSEL DIPERUT GUA YA TUHAN TOLONG HAMBA

"Hugoooo! Turuuun!"

"KOK PINTU KAMAR GUA BISA KEBUKA SIH DEK?! KAN UDAH GUA KUNCI!" <--masih panik

"Lahkan gue punya kunci cadangan bang" balas adikku dengan wajah tanpa dosanya itu.

"tchtchtch.. hugooo ayo siniii"

Akhirnya buntalan-putih (read: hugo) itu pergi menjauh dari perutku. Syukurlah... terimakasih Tuhan seorang Park Jimin masih diizinkan untuk hidup.

"Ishhh abang payah ah masa takut sama hugo"

Yeonji masih menggendong Hugo dan mengelus-elus rambutnya. Hugo akhirnua tiduran di lengan Yeonji sambil mengulet. Dasar nih kucing modus-modus ke adek gue!

"Kucing aja genit sama lo dek, awas aja dia modusin lo lebih dari ngulet-ngulet di lengan lo gitu!"

"Hugo kan cewek bang"

"Cewek? wait... betina?"

"Iya itu maksudnya"

"LAH NGAPA NAMANYA HUGO"

"Eh iya ya? Abis pas awal milih tadi dia yang paling lucu terus caper-caper ke gue jadi gue pilih dia bang :( pas nyampe rumah kok gaada tytydnya eh taunya punyanya neneh"

Untung adek gue,

serius,

untung adek.

Aku hanya bisa menghela nafas pelan bersiap-siap isi rumah dipenuhi dengan spesies Hugo dan mengelus-elus pucuk kepala adik semata wayangku. Sambil tersenyum lalu aku berkata,

"Jaga baik-baik Hugo ya"

"Siap kapten!"

Hugo, kamu jangan menel ke kucing tetangga atau kucing kampung diluar sana ya, seorang Park Jimin gamau pilek lagi.


-to be continued-

HOLAAAAAAA! Kembali lagi bersama..... SHAAAAP!<3 muehehehe udah lama banget ya ga update? btw ide chapter ini berasal dari temen gue farah yang suka banget sama kucing. dan kebetulan gue lagi galau tiba-tiba keingetnya sama kucing, jadi ya terciptalah chapter "Cat Oppa" muehehehe. kalian apa kabar?

btw

HAPPY 10k+ READERS!!<333

ah ga nyangka sumpah sampe ada readers sebanyak itu :"( padahal sebulan awal bikin nih cerita readersnya masih 100an dan ga gerak-gerak wkwkwk. TERIMA KASIH BANYAK YEOROBUUUN! Maaf di laptop gaada emot lope-lope so i can't spread my love with words but i sending my love for you, those who reads my stories. I LOVE YOU ALL!

PLEASE KEEP VOTE & COMMENT ><


Sign,

ahoakanechan 29/03/2018 - 2.55 p.m

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

That's My Oppa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang