Epilog

5.4K 256 23
                                    

7 years later...

"Apa momen yang paling tak bisa kau lupakan di dunia ini?"

Ada jeda beberapa detik sebelum aku menjawab.

"Kehilangan."

Pewawancara itu tampak tertarik pada jawabanku.

"Oh ya? Memang nya kau pernah kehilangan siapa?"

Aku tersenyum pedih. "Dia. Dia yang dibawa pergi ke tempat yang jauh, tempat yang tak bisa kujangkau, meskipun sekarang aku seorang Presdir."

*

Unknown number calling...

Aku mengerutkan dahi bingung. Siapa yang menelepon? Kalau klienku, sepertinya tidak mungkin. Tapiㅡsudahlah kuangkat saja.

"Halo?"

"Hai, Viola Evelyn."

Deg.

Suara ini. Mirip sekali dengan suara dia.

Apa... dia masih hidup?

"Lo masih disitu?"

Aku menjawab cepat. "Iya. Maaf, lo siapa?"

Ada jeda beberapa detik sebelum dia menjawab.

"Lo gak inget gue?"

Ada kepedihan dalam suaranya, membuatku sakit.

Klik.

Aku menatap tak percaya pada telfonku. Mati?!

"Shit." gumamku kesal.

*

From : unknown number

malem ini ada reunian di GHS. gue sm yg lain bakal dtg. gue tau lo ada di Spore, gue harap lo bisa dateng.

*

Dengan modal pakaian kantor yang setidaknya masih rapi dan masih fashionista, aku turun dari mobil, berjalan masuk ke gerbang GHS.

"Violaaa!"

Tersenyum, aku berbalik dan menemukan tiga sahabatku. Masih sama seperti dulu, mereka tetap tengil.

"Wih, ibu Presdir makin cantik ya."

Aku tertawa mendengar pernyataan Clarissa. Well, well.

"Ibu dokter juga makin imut aja. Rafa nya dimana nih?"

Wajah Clarissa merona sepersekian detik lalu membalas perkataanku.

"Dia masih di mobil. Btw, gue kangen banget sama lo! Selama di Spore gak pernah ngehubungin kita lagi aja."

Iya, memang. Selama beberapa tahun terakhir ini, aku jarang menghubungi mereka lagi, karena banyak urusan yang harus kutangani.

"Eh eh. Ngapain sih kita ngerumpi disini? Masuk dalem aja yuk." ajak Oliv.

Aku mengangguk dan kami berjalan menuju aula. Ah, GHS gak berubah.

"Guys, gue tinggal ya." kata Tata seraya nyengir.

Aku memutar bola mata. "Ya, ya. Pergi lo sana. Hush."

Tata tertawa bahagia lalu pergi meninggalkan kami. Aku tau, pasti dia mau ketemu sama tunangannya. Siapa lagi kalau bukanㅡuh siapa ya? Aku lupa namanya haha.

"Gue tinggal juga ya." kata Oliv dan Clarissa bersamaan.

"WHAT?" aku berteriak kesal. "Lo mau ninggalin gue juga? Astaga. Plis ya. Gue cepet-cepet mesen tiket buat balik ke Indo. Nyampe Jakarta, gue langsung kesini. Di jalan, gue gak bisa tidur. Dan saat udah nyampe disini, lo mau ninggalin gue sendirian gitu?"

UnexpecatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang