PART XIII

11.6K 444 13
                                    

TIGA BELAS


BRAK

"Mana Deven?" tanya Daniel dengan nafas memburu ketika membuka pintu kamar Maurel dengan kencang tanpa mengetuk terlebih dahulu.

Maurel yang saat itu sedang berada di depan lemari, ingin mengambil pakaian bahkan sempat terkejut karena pintu yang tiba-tiba terbuka dengan suara kencang. Ia melihat kakak laki-lakinya berdiri di depan pintu dengan napas terengah-engah dengan tangan kanan di belakang tubuhnya seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kakak apa-apaan sih, buka pintu kenceng gitu mana masuk gak ngetok dulu." Maurel mengomel seraya kembali melakukan hal yang tadi sempat tertunda karena terkejut akan kedatangan Daniel.

"Maaf deh, mana Deven? Kakak cari di kamar tamu dan di seluruh ruangan tapi dia gak ada," tanya Daniel lagi saat sudah kembali menguasai dirinya.

"Lagi mandi tuh, kenapa emang? Sampe Kakak harus nyelonong masuk kamar orang trus kaya orang abis lari gini."

"Dia mandi di sini?" Daniel mengalihkan pembicaraan.

"Iya, Kak Deven tidur di sini semalem."

"KALIAN TIDUR BERDUA?!" Daniel berteriak kaget.

"Enggak ish, aku tidur di Kamar Kak Irene karena pas aku abis obatin Kak Deven eh Kak Devennya ketiduran. Trus aku gak tega banguninnya buat pindah ke kamar tamu jadi ya aku ngalah tidur di kamar Kak Irene." Maurel menjelaskan sejujurnya.

"Trus ngapain kamu di sini?"

"Ya, aku mau ambil bajulah mau mandi."

"Oh yaudah, nanti kalau Deven udah selesai mandi suruh ke kamar Kakak segera ya," pesan Daniel langsung membalikan badannya meninggalkan Maurel yang keheranan dengan sikap aneh Kakaknya.

"Kak Daniel kenapa sih aneh gitu, mana tangannya di belakang terus kaya ada yang disembunyiin. Trus nyuruh Kak Deven ke kamarnya segala, trus tadi kaya kaget gitu dia pikir aku sama Kak Deven bobo berdua," gumam Maurel menatap pintu yang masih terbuka lebar.

"Apa jangan-jangan dugaanku selama ini bener, kalau Kak Daniel dan Kak Deven itu adalah pasangan homo? Pantas saja mereka aku lihat gak pernah gandeng cewek, ke mana-mana selalu berdua." Pemikiran Maurel rupanya sudah terlalu jauh.

"Jadi beneran gay," ulangnya dengan bergidik ngeri membayangkan isi dari pemikiran ngaconya.

"Siapa yang gay?" tanya seseorang di belakang Maurel yang kembali membuat Maurel terkejut.

"Ish, bikin kaget aja sih." Maurel meruntuk kesal. Ia membalikan tubuhnya menghadap Deven yang berada tepat di belakangnya, pemuda itu terlihat sudah selesai mandi lengkap dengan pakaian Daniel yang membalut tubuhnya plus handuk yang bertengger di leher.

Kok Kak Deven keliatan hot banget ya hari ini padahal masih pake baju lengkap gitu. Maurel memuji Deven dalam hati, ia memandang Deven dari atas sampai bawah.

Deven yang ditatap Maurel seperti itu pun keheranan sendiri, ia ikut melihat dirinya sendiri dan meneliti apakah ada yang salah pada dirinya sampai-sampai Maurel menatapnya tanpa berkedip.

Apa seleting gue kebuka yak, Deven bertanya dalam hati. Namun setelah diperiksa ternyata seletingnya aman-aman saja.

"Maurel," tegur Deven melambaikan tangan di depan wajah Maurel bermaksud untuk menyadarkan Maurel.

-1 MARRIED BY ACCIDENT [ REPOST ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang