"Kalau saya perhatikan dari tadi, dari 4 daretan bangku di dalam kelas ini, hanya deretan bangku ini yang rame", kata guru ekonomi ku sambil menunjuk deretan bangku yang aku duduki dan kelas tiba-tiba sunyi. "Ayo, deretan bangku nomer 2 dari kiri ini, lari keliling lapangan 5 kali!!", lanjut guru ku.
Akhirnya kami semua berdiri dan segera menuju lapangan bola voli yang terdapat di depan kelas ku. Saat mulai keluar kelas, aku baru sadar kalau aku satu-satunya perempuan dalam deretan bangku itu. Ya Tuhan! apa ini? apa aku benar-benar harus lari? Panas!! tidak!!
"Ayo!! cepat lari!!", bentak guru ku lagi.
Huuhh!! baik lah, aku harus lari di siang yang terik ini.
Aku melihat sekumpulan siswa yang keluar dari kelas, sepertinya akan menuju ke laboratorium Bahasa Inggris karena mereka semua berbonding-bondong membawa buku Bahasa Inggris dan kamusnya. Ya Tuhan!! apa lagi ini? apa aku harus tetap berlari di depan anak-anak ini? dan hanya aku yang perempuan?!! Ya Tuhan!! aku malu!!
"Hei!! kalau lari liat-liat!! itu ada orang di depan mu!!", kata teman ku, Sam sambil menarik pergelangan tangan kanan ku.
"Hah!! iya..iya!! panas banget tau", balas ku. Aku malanjutkan hukuman ku sambil memikirkan sesuatu. Ya, aku memikirkan anak laki-laki yang aku tabrak tadi. Dia memakai topi, tapi aku masih sempat mengintip wajahnya yang tertutup topi. TAMPAN. What? tidak!! apa sih!! Tapi aku tidak bisa memungkiri itu. Ya, anggap saja hanya pujian semata, tidak salah kan hanya memuji orang. Semuanya berhak melakukannya. Dan akhirnya selesai lah hukuman kami di siang yang menyebalkan itu.
*****************
Perkenalkan, aku Jiwa. Aku bisa dibilang tomboy. Sedikit sih, tapi banyak yang bilang seperti itu. Ya, itu penilaian kalian. Tapi memang aku lebih suka bermain dengan laki-laki. Tidak tahu mengapa. Mungkin karena memang di rumah aku memiliki 2 adik laki-laki dan 2 saudara laki-laki yang sangat dekat dengan ku. Ya, setiap hari aku selalu bermain Play Stasion bersama mereka dan kalian tau, game favorit kita tentu saja Winning Eleven. Semua serinya kami punya, bahkan apabila keluar seri terbaru kami langsung mengeluarkan uang jajan masing-masing untuk dibelikan kaset game tersebut. Kami juga penggemar Manchaster United, ya Red Devil. Setiap ada pertandingan mereka, kami pasti begadang. Dan majalah favorit kami tertu saja majalah Bola. Kami tidak mau ketinggalan berita dan jadwal pertandingan tim favorit kami. Kaos sepak bola tentu kami punya, itu wajib punya. Namun, satu yang selalu membuat ku sebal saat bermain dengan mereka. AKU TIDAK BISA IKUT BERMAIN BOLA. Ya, tiap sore pasti mereka akan pergi ke lapangan sepak bola dekat rumah untuk bermain bola. Tapi aku hanya di rumah, membersihkan rumah dan bermain dengan adik kecil laki-laki ku yang gendut. Ya, itu aktifitas yang selalu aku lakukan tiap sore. Menyebalkan!!
Namun itu dulu, ya dulu. Sebelum aku bersama dengan dia. Orang yang selalu menemani hari-hari ku. Sekarang aku sedikit berubah. Meski aku tetap penggemar Machaster United, masih suka bermain atau akrab dengan laki-laki (yang sering membuatnya marah tentunya) dan masih memiliki kaos bola. Aku yang sekarang, aku sekarang benar-benar betubah menjadi seorang perempuan yang lebih feminim dari sebelumnya. Ya, sekarang aku menyukai boneka, menyukai rok, menyukai hal-hal yang berhubungan dengan wanita. Dan itu berkat dia. Terima kasih.
****************
"Eh..eh ki..kamu tau cowok yang mau aku tabrak tadi? katanya dia seperumahan sama kamu ya?", tanya ku pada teman ku Rizki, yang duduk di bangku belakang ku.
"Hah???..siapa???..gak tau aku!! emang kata siapa sia seperumahan sama aku??"
"Kata Sam..tadi dia belang gitu ke aku..makanya aku nanya kamu"
"Iya..itu loh..anak kelas 7G yang keluar kelas siang tadi..kan kalian sering pulang dan pergi bareng..masa'gak kenal", sambung Sam yang duduk di samping Rizki.
"7G???..siapa?? Raga???", balas Rizki.
"Raga????..oh namanya Raga", balas ku sambil memakan kue yang baru dibelikan oleh teman ku.
"Iya..kenapa emang?", tanya Rizki.
"Gak pa-pa sih, mau tanya aja", balas ku.
"Naksir yaaa???", goda Sam pada ku.
"Gak!! ngapain???? kan tetep ada Tri di hati ku", balas ku.
Tri, ya. Dia kakak kelas yang aku taksir. Dia kelas 9, dia juga tetangga ku. Aku sudah mulai menyukainya sejak kelas 6 SD. Tidak tahu kenapa aku bisa menyukainya. Tiap pagi pasti aku menunggunya di koridor depan kelas, ya kelasnya tidak jauh dari depan kelas ku. Jadi tiap pagi aku bisa memperhatikannya. Teman-teman ku juga sudah mengetahuinya. Bahkan tiap dia lewat di koridor depan kelas ku, teman-teman ku pasti langsung menyorakinya. Sepertinya ini balasan dari kejahilan ku ke semua teman-teman ku.
Namun entah mengapa, aku masih tetap memikirkan Raga. Ya, laki-laki yang hampir aku tabrak tadi. Ya, dia memang tampan. Tapi apa mungkin dia mau berkenalan dengan ku. Masa'aku harus jadi penggemar rahasianya. What???!!! apa yang aku pikirkan. Kenapa harus berfikir seperti itu. Tidak mungkin aku suka ke dia. Baru juga ketemu. Sudah lupakan. Tidak perlu mengingatnya. Lupakan. Lupakan. Lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang Kita dan Jarak
Novela JuvenilIni cerita ku.. cerita kehidupan dan perjalan cinta ku dalam Long Distance Relationship Ya, aku menjadi korbannya sekarang. Dan aku akan mencoba membaginya dengan kalian.. Inilah cerita ku..