Semakin hari aku semakin dekat dengan Raga. Senang bisa dekat dengannya, meski aku tidak tahu apakah nanti cinta ku akan terbalas atau tidak. Yang jelas aku benar-benar bahagia dapat bersama dengannya. Meski sebenarnya aku masih takut kalau dia masih menyimpan perasaan pada Ovi. Setiap Ari dan Fandi, temannya di kelas menyebut-nyebut nama Ovi rasanya ingin sekali aku berubah menjadi malaikat pencabut nayawa untuk segera mencabut nyawa mereka agar tidak menyebut-nyebut nama perempuan itu lagi. Pernah waktu itu, ketika pelajaran seni dan tiba-tiba Ovi masuk ke kelas ku untuk meminta tanda tangan pada guru yang mengajar mata pelajaran itu. Sontak Ari dan Fandi meneriaki Ovi sambil memanggil-manggil nama Raga. Aku juga ikut meneriakinya, meski sebenarnya ingin aku tendang perempuan itu. Ya, aku sudah cerita kan kalau aku masih memiliki jiwa kelaki-lakian dalam diri ku.
Siang itu, di hari yang berbeda tertunya ketika Ovi masuk ke kelas. Ingin rasanya aku menangis di depannya sambil berteriak mengutarakan perasaan ku. Tapi tidak mungkin. Aku tidak mau mempermalukan diri ku sendiri. Seharian ini Raga sama sekali tidak perhatian pada ku, mengobrol saja tidak. Dia terlalu sibuk dengan Rahma. Ya, Rahma teman satu kelompoknya. Ditambah lagi hari ini adalah jam untuk mata pelajaran Bahasa inggris. Dan asal kalian tahu, guru Bahasa Inggris ku ini sangat menyukai Raga. Aku sebal sekali dengannya. Dia jadi sok cantik ketika berada di depan Raga. Ingin aku tinju rasanya, namun dia guru ku. Tapi aku benar-benar tidak suka dengan kelakuannya. Baiklah kembali pada cerita awal. Ya, seharian ini sama sekali tidak ada sapaan bahkan candaan dari Raga. Tentu aku sangat murung hari itu. Apalagi Rahma terus saja mengikuti Raga kemana, perempuan ini maksudnya apa seperti itu. Kalau aku melempar sepatu di kepala orang tidak mendapatkan hukuman di sekolah ini, pasti sudah aku lemparkan sepatu ku ke kepalanya. Kalau perlu sepasang sepatu ku!!!
Aku mendadak menjadi pendiam hari ini, teman-teman ku pun menjadi heran dengan sikap ku kali ini. Mereka terus bertanya dan menyangka kalau aku sakit. Iya aku sakit, SAKIT HATI!!! menyebalkan sekali hari ini. Kami semua berangkat ke Laboratorium Bahasa Inggris siang itu, dan aku terus memperhatikan Raga yang masih bersama dengan Rahma. Bahkan di dalam Lab pun mereka masih sempat bercanda. Ingin aku lemparkan kursi ku ke mereka rasanya. Kami semua mengambil bangku yang sesuai dengan nomer absen kami. Aku masih duduk dengan cemberut, dan tiba-tiba Raga menuju ke arah ku sambil membawa kursi, ya bangkunya memang berada di dua baris di belakang ku.
"Hai, diem aja dari tadi", katanya kerika melewatiku.
Aku diam saja dan berpura-pura untuk tidak menghiraukannya. 'Aku cemburu para Rahma yang terus bersama mu tau!!!!!', kata ku dalam hati.
"Dia cemburu karena tidak dekat dengan mu Ga' ", cetus Richard teman yang berada di damping bangku ku, ya bangku kami berdampingan karena nomer absennya yang berada tepat di atas ku.
"Kau sinting??!!!! tidak lah, ngapain aku cemburu, emang aku apanya??!!!!", jawab ku ketus dengan dusta. padahal itu yang aku rasakan dalam hati.
"Ahhhh..aku tahu kok!", godanya.
"Diam Richard!!!!!!!", kata ku sambil menjewer telinganya yang aku lakukan untuk melampiaskan rasa sebal ku.
Dia hanya meringis kesakitan dan akhirnya pelajaran di mulai.
Aku ingin cepat-cepat pulang. Aku lelah seperti ini di kelas, tidak menyenangkan sama sekali. Sesampainya di rumah, segera aku masuk ke kamar dan merebahkan badan ku. Aku mengambil kertas yang terdapat di atas printer, kemudian aku mengambil spidol dan aku menuliskan nama Raga disitu. Seketika itu pula segera aku mencoret-coret namanya hingga kertas itu penuh dengan coretan spidol.Aku benar-benar sebal!!!
Ponsel ku bergetar, aku terbangun dari tidur siang ku. Aku melihat nama Raga dan segera aku buka pesan itu,
Raga
Hai, kau kenapa murung terus seharian ini?Jiwa
Tidak kenapa-kenapaRaga
Kau ada masalah? coba ceritakan pada ku, siapa tau aku bisa membantuJiwa
Tidak kok, aku tidak kenapa-kenapaRaga
Tidak, kau pasti ada masalah. Ayolah ceritakan pada ku, aku berjanji tidak akan menceritakan pada siapa-siapaApa ini, kenapa mendadak dia menjadi seperhatian ini padaku. Disisi lain aku senang dapat kembali mendapatkan perhatiannya,namun di satu sisi aku juga masih sebal padanya. Apa yang harus aku lakukan? Akhirnya aku membalas pesannya dan mencari-cari ide agar aku dapat terus mendapatkan perhatiannya dan dapat terus berkirim pesan dengannya.
Jiwa
Baiklah aku akan mencerikannya pada muRaga
Cepatlah, aku benar-benar ingin tauJiwa
Aku sebal sekali seharian iniRaga
Kenapa?Itu karena kau bodoh!!!! ingin aku membalas seperti itu. Namun tidak mungkin, aku menarik nafas ku dan mulai merangkai-rangkai kalimat yang dapat aku jadikan alasan untuk murung hari ini.
Jiwa
OSIS ada kegiatan waktu hari sabtu besok untuk acara pentas seni, nah aku mendapat bagian untuk menjada stand kue ibu-ibu darma wanita. Kebetulan waktu hari itu aku juga harus tampil untuk mengisis acara. Namun bukannya membantu, teman-teman malah meminta ku untuk menjagakan standnya juga karena mereka ingin menonton acara pentas seni itu. Tentu aku sebal kepada mereka.Raga
Oh begitu, ya sudah bilang saja tidak bisa. Bilang kalau kamu juga sibuk.Oh Tuhan, ternyata manusia satu ini benar-benar tidak peka!!! Mana mungkin aku sampai memikirkan masalah seperti itu seharian. Dan ketika aku bercerita seperti itu, dia langsung percaya. Jangan-jangan dia juga tidak peka terhadap perhatian yang selama ini aku berikan padanya. Raga!!!! kau kenapa bodoh sekali!!!!
Akhirnya kami terus berbalas pesan. Perlahan aku mulai mema'afkannya, meskipun ia sendiri tidak tahu salah dia apa dan tidak pernah meminta ma'af pada ku. Namun kalau aku bisa menerima kembali perhatian darinya rasanya hidup ku kembali berwarna. Senang sekali rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini tentang Kita dan Jarak
Teen FictionIni cerita ku.. cerita kehidupan dan perjalan cinta ku dalam Long Distance Relationship Ya, aku menjadi korbannya sekarang. Dan aku akan mencoba membaginya dengan kalian.. Inilah cerita ku..